Halo Pembaca! Kalau suka ceritanya, silahkan klik VOTE ya... Terimakasih.
Selamat membaca!
_______________________________________
"Hooooaaaaaahhhhhh~"
Pagi yang cerah... Tubuhku terasa bugar. Jiwaku terasa penuh. Aku sedang tidur telentang di kasur bersama seorang wanita tanpa busana yang memelukku dalam tidurnya. Syla masih terlelap dengan damai.
Setelah shopping pakaian biasa kemarin, kami langsung mencari penginapan dan memutuskan untuk menginap di Jungle Paradise, salah satu Love Hotel di Kota Arvena yang bernuansa rimba.
Dan tadi malam, adalah malam yang tak akan pernah dapat terlupakan olehku dan Syla. Malam dimana Syla mempersembahkan seluruh jiwa dan raganya hanya untukku.
Sepertinya, tidak salah jika saat ini kusebut bahwa aku dan Syla sudah resmi berpacaran? Tapi di dunia ini tidak ada istilahnya pacaran. Untuk hubungan antara dua makhluk, hanya ada istilah teman dan pernikahan.
Tapi aku akui, perasaanku kepada Syla jauh berbeda dengan perasaanku kepada Ren dan Ruby. Entah apa yang berbeda, tapi bagiku, Syla adalah prioritas utama di antara lainnya.
Mungkin, aku tidak tahu pasti, ini adalah yang membedakan perasaan sekedar sayang dengan perasaan cinta? Aku sungguh buta akan hal ini. Karena di kehidupanku yang sebelumnya, aku sudah menjomblo selama aku hidup. Dan memang aku hanya tertarik pada karakter wanita 2D sebelum dikirim ke dunia ini.
"... Sylaria..."
Tak sadar terucap namanya olehku sambil melamun. Entah kenapa, mengucapkan namanya saja bisa membuat dadaku serasa campur aduk. Rasa hangat, ngilu, geli, sesak, berdebar, bahagia, cemas, geram, rindu, dan entah apa lagi, semua bercampur jadi satu.
Melihat wajah tidurnya yang polos sambil ia menjadikan lenganku sebagai bantalnya. Muncul perasaan yang membuatku gregetan. Rasanya, ingin... Ingin ku... Apa ya? Perasaanku sekarang sungguh tak dapat kuungkapkan. Abstrak dan meledak-ledak.
"Mmhhh..."
Seakan sengaja menggodaku, Syla melenguh manja sembari mengeratkan pelukannya. Aku benar-benar telah dijadikannya sebagai bantal guling manusia. Tapi, aku senang. Aku merasa bahagia. Kalau aku bisa menghentikan waktu, rasanya ingin kuhentikan waktu ini agar aku dapat berlama-lama menikmati momen ini.
Wajahnya yang menghadap aku. Hembusan nafas ritmis yang lembut. Bibirnya yang sedikit terbuka. Payudaranya yang tumpang tindih itu mengintip dari balik selimut yang kami gunakan berdua. Halusnya paha dan lengan Syla yang memelukku.
Aku, tidak akan pernah meninggalkanmu, Syla. Mungkin aku akan membuatmu marah, mungkin aku akan membuatmu kesal, mungkin aku akan membuatmu sedih. Tapi aku tidak akan meninggalkanmu.
*Tok tok*
Hah! Di saat aku sedang menikmati situasi ini...
*Tok tok tok*
"Arka? Syla? Udah bangun?"
Hmm... Aku mau pura-pura tidur saja. Kalau Ren, pasti dia mengerti.
"Mmhhh... Ren?"
Ah! Kenapa Syla malah bangun dan menjawabnya...
"Iya, ini aku. Yuk ke sebelah kalau udah siap ya... Makanan udah siap.
"Okaaay~ Hhooaahhh..." Jawab Syla, lalu menguap.
"Mmmhhh!"
Kupeluk erat Syla. Aku gemas melihat Syla yang ngulet, langsung saja kupeluk.
"Fufufu... Arkaaa..."
Kenapa!? Kenapa pagi ini Syla begitu menggemaskan!? Aaaaaaaa!!!
"Cupps cupps"
Kukecup bibir Syla dengan singkat, lalu kutatap matanya yang masih mengantuk. Syla juga menatapku.
"Selamat pagi Arka-ku sayang..." Ucap Syla dengan senyum simpul yang manis.
"Sayang... Selamat pagi..." Balasku.
"Apa dari dulu Arka sejelek ini ya kalo baru bangun? Hihi..."
"... Kata seorang wanita yang rambutnya kusut kayak keset 'welcome'..."
"Jahaaat! Ini kamu yang bikin kusut tadi malem, sayaaaang!" Balas Syla sambil membuat wajahnya seperti sedang ngambek, padahal menahan senyum.
"Hehehe... Lucunya wajah kamu kalo manyun gituuu..." Kataku sambil mencubit sebelah pipi Syla.
"Lewashin wiwiku shakiiid!" (Lepasin pipiku sakit)
"Kocaaak! Hahaha..." Aku melepas cubitanku lalu tertawa.
"Iiiih jahaaat Arka jahaaat!"
"Maap maap, jangan marah ih!"
"Sakiiit tauuu..."
"Mana yang sakit? Cupps." Kucium pipi Syla yang tadi kucubit.
"Hehee... Dah sembuh!"
"Sana ke sebelah. Yang lain udah nunggu."
"Okay! Bentar, pake baju dulu." Ujar Syla sambil menyibakkan selimut dan bangkit untuk mengambil pakaiannya.
Pakaian Syla berserakan. Bra di lantai, celana dalam di atas bantal. Dress panjangnya tertindih di punggungku. Pakaianku juga berserakan di lantai. Syla, setelah selesai memakai bra dan celana dalamnya, langsung mengambilkan pakaianku dan membersihkannya dari debu lantai. Lalu memberikannya kepadaku.
Syla mengenakan dress yang sudah dipakainya tadi malam. Syla, masih terlihat sangat hati-hati setiap melangkah. Langkahnya agak kaku. Apakah selangkangannya masih nyeri?
"Ma-maafin aku ya, Syl..."
"Ha? Maaf kenapa, sayang?"
"Itu... Masih sakit, ya?"
"Itu? Ap-? Oh, iniii... Iya, memang masih sakit. Tapi, rasa sakitnya ini bikin aku senang sekaligus bangga. Karena sekarang Syla udah jadi wanitanya Arka, hehe..."
Mungkin... Aku harus menikahi Syla? Ren dan Ruby juga. Eh, apa aku perlu menikahi seekor naga? Tapi apapun itu, aku tidak bisa memutuskan sekarang. Karena pastinya emosiku saat ini masih belum stabil. Aku harus memikirkan ini matang-matang dengan kepala dingin. Karena pernikahan itu bukan sekedar pesta kemudian hidup bahagia selamanya.
Pernikahan itu, kalau kata teman-temanku yang sudah menikah dulu, adalah ikatan sakral, dimana kita menyatukan dua individu yang berbeda. Pernikahan itu bukan sekedar make love. Pernikahan juga bukan sekedar hidup bersama.
Tapi pernikahan itu adalah bagaimana usaha kita untuk menjaga perasaan sayang kepada pasangan kita, setia dan percaya, saling mendukung dan saling menguatkan, serta menjadi yang terbaik bagi pasangan kita.
Pernikahan itu bukan selamanya 'happy ever after'. Pernikahan itu tidak selamanya bahagia. Malah, jika dalam pernikahan itu tidak ada bertengkar sama sekali, berarti ada yang salah dengan pernikahannya.
Karena pernikahan itu adalah berdebat, berdiskusi, dan bertengkar, tapi selalu diselesaikan dengan baik tanpa ada residu perasaan negatif. Bahkan kita bisa bertengkar sepanjang hari, tapi di malam harinya kembali bermesraan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Setidaknya, itu yang pernah dikatakan teman-temanku yang sudah menikah. Aku sendiri... Hey, baru kali ini aku menjalin hubungan yang sedikit lebih serius dengan seorang wanita!
"Yuk, sayang, jangan males-malesan terus..."
"Bu-bukan males, Syl... Tapi... Ini." Kataku sambil membuka selimut yang menutupi Hercules Junior.
*Toweeeng!*
Morning Glory. Atau istilah medisnya, Nocturnal Morning Tumescence. Adalah kondisi dimana penis seorang lelaki mengalami ereksi di pagi hari saat bangun tidur.
Bagaimana fenomena itu bisa terjadi? Simple-nya, pada saat seorang laki-laki bangun tidur di pagi hari, hormon testosteron, yaitu hormon seksual laki-laki, mencapai kadar tertingginya. Hal ini akan memicu ereksi penis.
Apalagi jika ada gesekan atau sentuhan yang terjadi pada penis, Morning Glory akan lebih mudah untuk terjadi. Seperti paha Syla saat tidur tadi yang diletakkannya tepat menyentuh di atas Hercules Junior.
"Ppfff! Pfffahahaha! Arka masih pengen, ya!?"
"Eennggg... Udah kamu duluan ke sebelah gih..."
Tentu saja! Pria muda dan single mana yang tidak menginginkan itu... Tapi, aku harus memberikan waktu pada tubuh Syla untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Di bawah sana, pasti dia sedang mengalami radang.
Radang, adalah respon tubuh terhadap penyakit yang masuk ke dalam tubuh atau cedera fisik yang dialami suatu makhluk. Biasanya ditandai dengan adanya perubahan yang terjadi pada bagian yang mengalaminya. Perubahan itu adalah kemerahan, nyeri, bengkak, atau berkurangnya fungsi bagian yang radang tersebut.
"Hihi... Okay, aku duluan yah, Ar..." Ucap Syla sambil tersenyum ceria, walaupun selangkangannya sedang sakit.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Saat ini, sebenarnya aku tak habis pikir. Karena setahuku, penyebab vagina sakit sampai sebegitunya setelah berhubungan seks pertama kali adalah... Kurang lubrikasi akibat kurang pemanasan atau kurang hormon estrogen (hormon seksual wanita), dan dua hal itu kemungkinannya sangat kecil karena sudah foreplay lama, dan hormon estrogen Syla, seharusnya sedang tinggi-tingginya.
Lalu, infeksi dan radang pada vagina atau jaringan sekitarnya. Aku tidak menemukan satupun tanda-tandanya. Berikutnya, kontraksi otot vagina karena rasa takut. Ini bisa, karena walaupun Syla menginginkannya, belum tentu di dalam hatinya tidak ada rasa takut, kan?
Bisa juga nyerinya dikarenakan adanya luka pada vagina. Bukan hanya hymen (selaput dara) saja yang robek. Tapi di vaginanya juga bisa terluka. Mungkin karena aku terlalu kasar? Atau Hercules Junior terlalu perkasa? Lebih mungkin karena aku terlalu kasar, terutama di bagian akhir. Maafkan aku, Syla...
Teori para ilmuwan agar hubungan seks pertama tidak terlalu nyeri itu... Hanyalah teori. Pada prakteknya, sangat sulit mencapai seluruh kondisi ideal yang mereka kemukakan. Fuck, theory!
Ok, saatnya move on. Tidak boleh terlalu stres memikirkan hal ini. Toh, aku dan Syla melakukannya atas dasar suka sama suka, tanpa paksaan, dan kami sama-sama menginginkannya. Kami juga sudah mengungkapkan perasaan kami bahwa sesungguhnya kami saling mencintai.
Hercules Junior sudah tenang dan beristirahat kembali. Aku langsung memakai pakaian dan beranjak ke kamar sebelah untuk bergabung bersama mereka, sarapan. Hari ini, kami akan mengambil Misi Plat Gold perdana kami. Tapi aku merasa datar saja, tidak begitu bersemangat.
***
"Garen, Fiana, Lukas, ayo sarapan~"
Lunar Eclipse, yang tadi malam menginap di salah satu penginapan murah biasa, pagi ini berencana untuk ke Guild sambil melihat-lihat Misi Plat Gold. Jika ada yang menarik, akan mereka ambil. Tapi kalau ternyata tidak ada yang menarik, maka mereka tidak akan mengambil misi dan hanya akan berkeliling kota saja.
Selain itu, untuk masalah misi ini, mereka juga tidak bisa bergabung dengan Dark Edge kecuali ada Misi Plat Gold skala besar yang dipos di Papan Misi Guild. Namun sebenarnya mereka masih harus mengumpulkan uang untuk membeli equipment lengkap yang dapat merepresentasikan warna Plat Petualang mereka, yaitu Plat Gold.
"""Terimakasih atas hidangannya!"""
Setelah mereka selesai makan, langsung bersiap-siap untuk berangkat ke Guild. Selain melihat misi, mereka juga berencana untuk berkenalan kepada petualang-petualang yang ada di sana.
Jarak penginapan mereka lumayan jauh dari Guild karena berada di luar pagar Kota Arvena. Penduduk kota ini membagi area Kota Arvena menjadi 2 istilah, yaitu Kota Dalam dan Kota Luar. Kota Dalam adalah area di sekitar istana sampai batas pagar kota. Di Kota Dalam, pajaknya lebih tinggi dibanding Kota Luar.
Namun, Kota Luar hanya berkembang di bagian selatan dan timur. Sedangkan bagian utara dan bagian barat malah tidak ada pemukiman sama sekali.
Mengapa bisa demikian? Hal tersebut dikarenakan adanya Hutan Zurg di perbatasan bagian utara dan barat Kita Arvena. Hutan Zurg terkenal dengan monster-monster liar yang sering berkeliaran. Jika seseorang membangun pemukiman di dekat Hutan Zurg, maka dia akan terus diganggu, bahkan diserang para monster kelas F dan sesekali kelas E, setiap hari, siang dan malam.
Pihak kerajaan pernah mengutus pasukan untuk menjaga perbatasan utara dan barat. Namun apa yang terjadi? Frekuensi serangan rutin malah semakin meningkat, hampir tanpa jeda. Prajurit yang berjaga, lama-lama kelelahan. Hingga pihak kerajaan menyadari bahwa penjagaan tersebut adalah hal sia-sia jika dilanjutkan terus.
Sekarang, penjagaan hanya dilakukan di gerbang utara dan barat. Hutan Zurg, mereka jadikan benteng pertahanan natural karena musuh juga akan menghindari Hutan Zurg sebagai jalur serangan.
Bagaimana bisa, lokasi ibukota kerajaan tidak strategis seperti itu? Semua bermula dari raja pertama Kerajaan Balvara yang memiliki hobi berburu di hutan liar. Dia menempatkan ibukota kerajaan di pinggir hutan, agar dapat berburu kapanpun dia mau tanpa harus melalui perjalanan yang jauh.
Ya, singkat cerita, jadilah ibukota Kerajaan Balvara, Arvena, yang seperti sekarang ini.
Lunar Eclipse sampai di gerbang selatan ibukota. Menunjukkan plat petualang, mereka diizinkan masuk. Berjalan melalui jalur terdekat menuju Guild. Dan akhirnya sampai.
Bangunan Guild Pusat jauh lebih besar daripada Guild Cabang di Kota Dranz. Bangunannya terlihat memiliki desain yang lebih tua, namun lebih bersih terawat dan lebih megah. Cat biru yang masih terlihat baru pada dindingnya, pintu kayu berwarna natural yang dipernis, jendela kaca yang besar-besar, atap yang tersusun dari lempengan batu berwarna merah bata.
Bangunan yang sangat mencolok dibandingkan semua bangunan di sekitarnya.
Banyak petualang keluar masuk dari pintu tersebut. Dan akhirnya, mereka pun memasuki Gedung Guild Pusat tersebut.
"Waaah... Lihat, siapa yang baru saja mendapatkan promosi ke Plat Gold!"
Seorang pria paruh baya, menyapa Garen dkk dengan senyum lebar di wajahnya.
"Ah! Om Toren!" Sapa Garen setelah menoleh ke sumber suara.
Toren, adalah seorang Warrior bersenjatakan dual axe (dua kapak), merupakan Petualang Plat Gold senior. Dia sudah mencapai Plat Silver dan hampir naik ke Plat Gold di Kota Dranz ketika Lunar Eclipse masih Plat Iron dulu. Lunar Eclipse merupakan party yang dibimbing oleh Toren waktu itu. Bahkan Fiana menirukan gaya Toren sampai sekarang.
"Apa kabar, Tank Impoten! Kelihatannya kau sudah tambah kuat sekarang! Hahaha!"
"Pppffffttt... Ta-Tank Impoten!" Fiana menahan tawa mendengar ucapan Toren.
"Brengsek kau pecun haram! Nggak usah ikut-ikutan!" Balas Garen dengan suara tertahan sambil menoleh ke Fiana.
"Hahaha! Hey Garen, sini dulu kita ngobrol-ngobrol... Sudah lama tidak bertemu... Apa ceritamu? Kudengar sekarang kau sudah jadi anak didik Tuan Erazor?"
"Hahaha... Yaa... Begitulah, Om..."
Garen tidak bisa membongkar fakta bahwa dia adalah pengikut Arka. Istilah 'anak didik Erazor' hanyalah hal yang dikarang sendiri oleh Erazor karena Erazor berhutang kepada Arka dan berjanji akan menjaga rahasia Arka.
Entah sampai kapan rahasia kecil ini bisa bertahan. Karena cepat atau lambat, Petualang Plat Silver di Kota Dranz pasti akan datang juga ke Kota Arvena. Dan pada saat itu, akan terbongkar semua info tentang Dark Edge.
"Beruntung sekali kalian ya... Ngomong-ngomong, mana 4 orang lainnya yang kulihat kemarin bersama kalian?"
"Oh... Me-mereka... Mungkin... Masih bersiap-siap. Ya, mere--"
Perkataan Garen terpotong ketika ia melihat bahwa Dark Edge baru saja memasuki pintu Guild. Dan tidak lama setelahnya, terdengar keributan...
"Hooo! Lihat ini! Ada anak baru mau pariwisata! Pakaian mereka lucu-lucu! Ahahahaha!"
"Hoi, hati-hati bicaramu... Nanti mereka menangis dan mengadu pada Erazor..."
"Pffffuhahahahaha! Maafkan kelancanganku, jangan mengadu ke Erazor yaa! Ahahahaha!"
"Ayo sini adik kecil cantik, ikut sama Om saja... Om lebih kuat dibanding pria kecil dan lemah itu!" Kata seorang Petualang Plat Gold berbadan tinggi besar dengan sarung tangan besi tebal di kedua tangannya, kepada Ruby.
"Nggak mauuu!"
"Hahaha! Gorg! Kau ditolak mentah-mentah oleh anak kecil!" Kata Petualang Plat Gold lainnya.
"Ya sudah, kalau begitu, bagaimana kalau gadis Dark Elf bersusu besar ini? Ayo kita bersenang-senang dulu mumpung masih pagi! Hahaha!" Ucap orang yang sama dengan yang mengajak Ruby tadi.
Syla hanya diam dan memalingkan wajahnya. Membuat orang itu menjadi marah.
"Hey! Lihat aku!" Bentak orang itu.
Arka melangkah dengan santai ke depan orang itu, dengan tatapan dingin.
Garen, Fiana, Lukas, dan Grista yang melihat itu, mengetahui bahwa hal buruk akan terjadi jika ini dibiarkan.
"Kau... Untuk tubuh sekecil itu, nyalimu besar juga ya, Newbie! Kau tidak tahu siapa aku, hah!? Terima ini salam perkenalan dariku! Haahh!!!" Bentak pria berbadan besar itu sambil menarik kepalan tangannya untuk dipukulkan ke wajah Arka.
Di antara Lunar Eclipse, Garen, yang pertama bergerak dan memposisikan dirinya di antara Arka dan Gorg.
*Praaakkk!*
***BERSAMBUNG...***
_______________________________________
Terima kasih sudah membaca! Silahkan vote dan komentar...