Halo pembaca! Kita lanjutkan lagi ceritanya. Akhir-akhir ini saya sibuk dengan RL, jadi jarang update cerita baru. Silahkan berbuat kebaikan dengan cara vote cerita ini, terimakasih. Anyway, selamat membaca!
NOTE :
LEVEL ARKANAVA MENGALAMI PERUBAHAN UNTUK MENYESUAIKAN KEBUTUHAN CERITA SELANJUTNYA. SAYA UBAH JUGA PADA CHAPTER-CHAPTER SEBELUMNYA. TERIMAKASIH.
_______________________________________
"Syla... Pake bajunya."
"Uuu..."
Pagi ini, pagi pertama kami di Kota Dranz. Kemarin sudah terlalu larut ketika kami sampai di kota ini, sehingga kami putuskan langsung mencari penginapan. Entah bagaimana ini bisa terjadi, yang jelas kami sudah menginap semalam di salah satu love hotel.
Dan pagi ini, aku terbangun dengan diiringi suara teriakan Syla yang panik melihat kondisiku ketika sedang tidur. Katanya, nafasku cepat, aku memanggil-manggil Syla, dan aku berkeringat dalam tidurku. Ya. Aku semalam mendapatkan mimpi yang hebat. Mimpi basah. Dan sekarang aku harus mencuci celana hitamku yang telah berlumuran noda ini.
Setelah selesai mencuci, aku penasaran dengan statusku setelah membunuh semua monster selama perjalanan kami dari Kerajaan Acresta menuju Kota Dranz ini.
"Perlihatkan status."
******
Nama : Arkanava Kardia
Ras : Manusia
Kelas : Darkness Doctor (Hero)
Level : 54
Str : 59
Int : 999 (Max) +20
Agi : 45
Vit : 54
Blessings
1. Nyx's Blessing : Memiliki potensi dark magic yang sangat tinggi.
2. Multiverse Language : Dapat memahami dan berbicara dengan menggunakan semua bahasa yang ada di seluruh alam semesta.
3. Dark Heart : Kemampuan memanipulasi energi dark magic di dalam tubuh untuk menjadi apapun yang diinginkan.
Skills
1. Darkness Grip : Manipulasi dark magic untuk mencengkram target dari jarak hingga 10 meter.
2. Darkness Creation : Manipulasi dark magic untuk menciptakan sebuah benda.
3. Darkness Sense : Manipulasi dark magic untuk meneruskan panca indera pemiliknya.
4. Defective Natural Element Magic : Kemampuan natural magic yang rusak dan tak dapat dikembangkan.
5. Basic Swordplay - Katana.
6. Advanced Medicine.
******
Hmm... Ternyata levelku hanya naik sedikit walaupun monster yang kami bunuh lumayan banyak. Memang, dari semua monster yang kami bunuh, hampir semuanya hanyalah monster kelas F, dengan sedikit sekali monster kelas E yang menyerang kami. Kesempatan bertemu Helvaran memang benar-benar langka ternyata. Jangankan monster kelas B, monster kelas D saja tidak ada yang kami temui.
Cukup untuk level. Blablabla... Tidak banyak perubahan, kecuali satu hal. Yap, Darkness Sense. Skill ini bisa meneruskan panca inderaku. Ya, persis seperti yang tertulis di status. Aku bisa melihat, mendengar, merasakan, mencium aroma, dan mengecap rasa, hanya dengan memanipulasi dark magic keluar dari tubuhku dan mengirimkan impuls yang diterimanya ke otakku untuk diinterpretasikan.
Ide untuk memperoleh skill ini kutemukan secara kebetulan. Yaitu disaat kami sedang bersembunyi di dalam lubang dan aku ingin mengintip dimana posisi monster, aku coba melihatnya dengan memanipulasi dark magic-ku. Dan ternyata bisa! Lalu aku bereksperimen dengan kemampuan sensorik keempat indera lainnya, dan ternyata juga bisa!
Tapi kupastikan dark magic yang keluar dari tubuhku memiliki konsentrasi yang sangat rendah sehingga Syla tidak dapat melihatnya ataupun merasakannya. Hahhh kapan ya waktu yang tepat untuk menceritakan ini kepada Syla? Terlalu banyak kekhawatiranku tentang dark magic yang kumiliki.
Sepertinya itu saja tentang statusku yang terbaru. Sekarang aku harus bersiap-siap sebelum berangkat ke guild dan mendaftarkan diri sebagai petualang. Dan tentunya, Syla juga ikut.
"Sana bangun dulu, minimal cuci muka kalo nggak mau mandi. Dasar kambing betina takut sama air."
"Aaaa... Nanti aja sih, Ar... Masih ngantuk... Sini duluuu jadi gulingku bentaaar..."
"Ya udah kalo nggak mau bangun, aku pergi sendiri aja."
"Eeeh Arka tunggu duluuu aku ikutttt!"
Kenapa perempuan ini bisa muncul di mimpiku tadi malam? Perempuan tak berguna ini.
"Cepetan aku hitung sampe sepuluh nih. Kalo nggak selesai, aku tinggal! Delapan... Sembilan..."
"LOH SATUNYA MANA KOK LANGSUNG DELAPAN!!!"
"Sepuluh. Ok bye Syl."
"..."
"Eh."
Ada yang menahan badanku. Kulihat ke belakang, ternyata Syla yang belum selesai memakai pakaian dengan benar, memelukku. Wajahnya terpendam di punggungku sehingga aku tak bisa melihatnya.
"Arka jahat. Tunggu bentar."
Suaranya kecil, bernada rendah, dan tertutup oleh punggungku. Tapi aku masih bisa mendengarnya dengan jelas.
"Ok... Ok tapi lepasin dan cepetan ganti baju."
"Iyaaa Arka jahat."
Aaa kenapa aku merasa kalau Syla begitu imut pagi ini ya... Geregetan jadinya.
***
Setelah sarapan di rumah makan kecil sekitar penginapan, kami bertanya kemana arah guild kepada kasirnya. Setelah memahami lokasi guild secara umum dari penjelasan si kasir, kami bergegas melangkah menuju guild.
Pakaian yang kami kenakan saat ini hampir sama dengan yang kami kenakan kemarin. Karena memang semua pakaianku adalah hasil dari Dark Creation yang berwarna serba hitam. Mungkin nanti aku perlu membeli aksesoris supaya ada variasi warna di pakaianku. Untuk pakaian Syla, tipikal pakaian mewah dark elf dari Kerajaan Acresta. Pakaian longgar tapi tidak mengganggu manuver tubuh, dengan bahan seperti sutra yang tebal serta berwarna dasar hitam dengan bordiran yang kali ini berwarna pink.
Kuroshi selalu berada di pinggangku. Helvaran Bow menggantung di punggung Syla beserta quiver dan beberapa anak panah di dalamnya. Kali ini, Syla menggantungkan sebuah dagger berwarna putih gading.
"Syl, itu dagger dari gading Helvaran?"
"Iyaa soalnya waktu dibikinin busur panah, masih ada sisanya, jadi ya udah deh aku minta dibikinin dagger buat keadaan darurat."
"Pinter juga kamu, Syl."
"Emangnya kamu... Oon."
"Kulepas nih tangannya."
"Lepasin aja kalo mau kugigit."
"Hahhh... Semerdekanya kamu aja deh..."
Demikian, kami berjalan sambil Syla tak pernah lepas menggandeng tanganku. Terkadang orang di sekitar melirik kami, tapi tak terlalu kuhiraukan. Dan aku juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Tak berapa lama berjalan sambil melihat-lihat sekeliling, kami sampai di depan sebuah bangunan besar terbuat dari batu dengan tulisan 'Guild' di atas pintu besarnya. Dari luar terdengar seperti sedang ada pesta di dalamnya. Sangat ramai suara para petualang di dalamnya, berteriak, tertawa terbahak, saling memanggil nama dengan berteriak.
"Yuk Syl, kita masuk."
"Um." Sambil Syla mengangguk.
Kami berdua membuka pintu lalu masuk ke dalam Guild. Dan seketika, hening. Shit, sepertinya akan ada masalah. Oh, well. Aku merasa sangat canggung dan gugup. Tapi aku berusaha keras untuk tidak menunduk dan tidak terlihat gugup. Tatapan ke depan, berjalan dengan santai menuju resepsionis.
"Selamat datang Tuan dan Nona, ada yang bisa kami bantu?"
"Kami ingin mendaftar sebagai petualang." Ucapku tanpa basa-basi.
"Baiklah. Ini formulir untuk dua orang, silahkan diisi lalu serahkan kembali formulirnya di sini."
"Baik, terimakasih."
Kami ambil formulirnya dan kami isi dengan alat tulis yang telah disediakan. Formulirnya simple saja. Hanya menuliskan nama, asal, kelas, dan bermacam-macam life skill lainnya. Di sini kita bisa menulis nama alias saja, tidak ada yang mempermasalahkan. Tulis, tulis, tulis, dan akhirnya selesai lalu kami berikan formulirnya kembali ke resepsionis.
"Terimakasih Tuan dan Nona, silahkan tunggu sebentar."
"Ok, terimakasih."
"Terimakasih kembali."
Sambil menunggu urusan administratif dan pembuatan plat petualang, kami berjalan melihat-lihat seisi guild. Di dalamnya ada seperti bar, tempat para petualang bersantai. Terdapat papan-papan panjang, berisikan tempelan lembaran-lembaran dengan bentuk, ukuran, warna, dan bahan yang bervariasi.
Sambil melihat-lihat sekeliling, aku masih merasakan tatapan yang tidak nyaman disertai suara bisikan yang sepertinya membicarakan kami berdua. Mungkin aku berpikir terlalu jauh, aku pun tak tahu. Aku abaikan saja semua tatapan dan bisikan itu.
"E-eh... Arka... Kenapa kita diliatin semua orang ya?"
Ternyata bukan hanya aku yang merasakannya. Syla juga merasakan ketidaknyamanan atas semua lirikan orang-orang.
"Udah biarin aja. Asal kita nggak ganggu mereka, santai aja Syl."
"Hei!"
Kudengar suara Syla berteriak sedikit tertahan. Saat kulihat ke arah Syla di sebelah kananku, ekspresi wajah Syla terlihat seperti sedang marah terhadap sesuatu. Dan ternyata ada seorang pria berbadan besar, berotot, dan berkulit coklat di sebelahnya dengan wajah menatap Syla dengan jijik. Kulihat di lehernya melingkar kalung dengan plat berwarna silver. Oh, dia petualang tingkat silver.
"Aaa... Maaf adik manis, aku sengaja."
"Oi."
"Whoa... Si pemilik budak ini marah rupanya..." Kata pria itu dengan ekspresi sombong.
Semua orang di sekitar menatap semakin tajam ke arah kami, seakan menantikan sebuah perkelahian. Aku... Ya, aku panas. Entah kenapa emosiku mendidih sampai ubun-ubun melihat Syla diperlakukan seperti itu.
"Tolong. Hentikan. Itu."
Terlalu emosi, aku berbicara hanya sepatah demi sepatah kata sambil menahan amarahku.
Dan pria berbadan besar itu, seolah-olah tak mendengar kata-kataku...
"Sini adik manis, kita bersenang-senang dulu..." Sambil dia berusaha meraih lengan Syla.
"Nggak!" Syla berteriak sambil melepaskan tangan pria itu dari lengannya.
"HOI !!!"
"Kau mau apa bocah? Mau melawanku?"
"PERGI KAU !!!"
Tahan. Tahan Arka.
"Waahhh... Hey semuanya, lihat ini ada jagoan baru di guild ini..."
Mendengar perkataan pria berbadan besar itu, semua orang tertawa geli. Aku? Diam. Meremas kepalan tanganku. Menahan ledakan emosi yang rasanya sudah membuat bola mataku ingin pecah.
"Kau diam saja, tidak usah sok jagoan di sini. Biarkan adik manis satu ini bersenang-senang dengan Goran."
Hah? Goran? Siapa itu Goran? Namanya Goran?
Selang sesaat, ia kembali mencoba meraih lengan Syla. Sebelum tangan kanannya berhasil menyentuh Syla, aku tahan dengan menggenggam pergelangan tangannya.
"Hooo? Jadi kau ingin melakukan ini dengan Goran, hah? Dasar kutu anjing!"
Goran brengsek itu tampak marah dan memukulkan kepalan tangan kirinya ke arah wajahku. Dengan kekuatan dan kecepatan yang tinggi, kepalan tangan kirinya menghantam mengenai wajahku.
*Paakkk!*
Kepalan tangan kirinya yang hampir seukuran kepalaku, menghantam tepat di temporal kananku. Tapi, jangankan tubuhku, kepalaku saja sama sekali tidak bergerak.
Dan beberapa saat kemudian, dia berusaha menarik tangan kanannya yang kutahan tadi, tapi tanganku tak bergeming, dia tak bisa melepaskan tangan kanannya dari cengkramanku. Urat di kepalanya keluar karena berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan kanannya.
"Ggggggrrrhhh kurang ajar!"
Setelah beberapa saat tidak menunjukkan hasil, dia merubah strateginya. Kali ini tangan kirinya memukul kepalaku berkali-kali sambil kakinya menendang tubuhku berkali-kali. Tapi apa yang terjadi? Aku sama sekali tak bergeming.
Perlahan, ujung bibirku melengkung ke atas setelah melihat pria berbadan besar ini tak bisa berkutik di hadapanku.
"Ugaaaaahhh!!! Mampus kau!!!"
Pria itu menarik kapak yang ada di punggungnya dan mengayunkannya ke arah leherku.
*Diinnggg!*
"Makan iniii!!!"
*Dingg dinggg dingg dinggg!*
Seperti logam yang berbenturan dengan logam, kapak yang dihantamkannya berkali-kali ke kepala dan leherku itu terpantul dan tidak melukaiku sama sekali. Kubiarkan dia melakukan apapun yang diinginkannya, sampai dia lelah, sampai keputusasaan mengaliri wajahnya.
"Minta maaf."
"Uyaaaahhhhh!!!"
*Dingg dingg diinggg!*
"Minta maaf, sekarang!"
Kubentak dia sambil memperkuat cengkraman tanganku pada pergelangan tangannya. Perlahan, semakin kuat dan semakin kuat lagi.
"Aw! Aaaaakkkkk!"
Pria besar itu berteriak menahan sakitnya. Tapi aku bukan orang yang baik hati. Akan kupatahkan os radius dan os ulna orang ini. Biar dia akan selalu ingat tentang hari ini.
*Krraaakkk*
"MINTA MAAF !!!"
"AAARRRRRGGHH! Maaf! Ampun! Maaf! Ampun! Ampuuun! Aaakkk!"
Setelah mendengarnya memohon ampun dan meminta maaf, kelemaskan cengkraman tanganku. Setelah akhirnya kulepaskan tanganku, apa yang terjadi? Dia...
"Cuihhh!"
Meludahiku. Binatang ini, meludahkan saliva-nya tepat di pipiku.
*Bhuggg*
*Gubraaakkk*
Tangan kananku yang baru saja melepas genggamanku, kukepalkan sekuat tenaga, dan kupukulkan tepat ke hidung pria berbadan besar itu. Akibatnya, dia terlempar menabrak sebuah meja dan menghantam dinding.
Darah segar mengalir dari hidungnya. Fraktur nasal? Mungkin malah fraktur Le Fort 2. Mampus. Selama beberapa bulan ke depan, dia akan sangat tersiksa. Dia masih mengerang. Perlahan aku melangkah mendekati seonggok daging yang terduduk di dinding itu.
"Bukankah itu sudah cukup?"
"Hm?"
Sebuah tombak menghalangi langkahku. Aku menoleh ke kananku, dan melihat seorang petualang tersenyum ke arahku. Hm, aku tak merasakan aura membunuh dari dia.
"Sudahlah, maafkan dia, jangan diperpanjang lagi. Nanti bisa merepotkanmu kalau sampai dia mati."
"Hm."
Aku sudah puas. Aku sebenarnya memang sudah puas dengan menghajar orang itu sampai tak mampu bangun lagi hanya dengan satu pukulan. Tapi aku ingin bersenang-senang lebih lama lagi menyiksa orang ini. Sesaat aku kehilangan sisi manusiawiku. Sampai akhirnya ada yang menyadarkanku. Benar juga, kalau sampai dia mati, aku yang kerepotan. Kematian manusia oleh manusia lainnya masih dianggap hal besar di sini.
Aku berbalik badan lalu berjalan menuju resepsionis yang sepertinya masih syok melihat yang terjadi barusan. Dari sudut mataku, aku juga bisa melihat orang-orang yang dari tadi berisik menertawakanku, kini diam dengan mulut menganga.
"Bagaimana pendaftaran kami sebagai petualang? ... Halo?"
"... Ah! Eh- Iya ada apa Tuan?"
"Pendaftaran kami sebagai petualang, apa sudah selesai?"
"O-oh! Te-tentu saja Tuan! Ini plat untuk Tuan Arkanava dan Nona Sylaria!" Ucap sang resepsionis sambil memberikan plat iron yang bertuliskan identitas kami, kepadaku.
"Terima kasih."
Kuambil kedua plat itu dan kugandeng tangan Syla yang dari tadi terdiam melihatku. Terdiam? Mungkin lebih tepatnya, terpesona. Kamipun berjalan dengan santai keluar dari guild dan menuju tempat perbelanjaan.
"Arka... Terimakasih!"
*Cupp*
"A-"
Sylaria mencium pipiku. Sial, aku kaget. Tapi dengan cepat, aku kembali memasang ekspresi wajah sok cool. Tapi di dalam, jantungku, berdetak dengan sangat kencang.
Aku melihat plat petualang kami untuk mengalihkan pikiranku, dan yang tertulis di sana adalah nama, kelas, dan base guild. Punyaku, kelas yang tertulis adalah Swordsman/Medic. Karena memang itu yang aku tulis di formulir. Aku menyembunyikan fakta bahwa aku sebenarnya lebih cocok untuk masuk ke dalam kategori Magician.
Untuk plat Syla, kelasnya adalah Archer. Sebenarnya ada pilihan-pilihan kelas yang sudah fixed ketika mengisi formulir. Jadi kita hanya bisa memilih dari pilihan yang sudah ada. Dan boleh memilih lebih dari satu seperti yang kupilih.
Sesaat setelah kami keluar dari guild dan pintu guild tertutup, aku mendengar suara berisik di dalam. Kubiarkan saja mereka. Mungkin mereka heboh membicarakan kehebatanku. Fufufu...
Sebenarnya, apa yang terjadi tadi? Simple. Aku menemukan ide manipulasi dark magic baru ketika aku kesal tadi, lalu muncullah sebuah keinginan untuk memiliki kekuatan fisik melebihi bajingan berbadan besar itu. Akhirnya kuputuskan untuk menyelubungi seluruh tubuhku dengan dark magic yang sangat tipis hingga tak begitu terlihat. Dari situ, terlahir skill baru.
"Perlihatkan status."
******
Nama : Arkanava Kardia
Ras : Manusia
Kelas : Darkness Doctor (Hero)
Level : 54 (Iron)
Str : 59
Int : 999 (Max) +20
Agi : 45
Vit : 54
Blessings
1. Nyx's Blessing : Memiliki potensi dark magic yang sangat tinggi.
2. Multiverse Language : Dapat memahami dan berbicara dengan menggunakan semua bahasa yang ada di seluruh alam semesta.
3. Dark Heart : Kemampuan memanipulasi energi dark magic di dalam tubuh untuk menjadi apapun yang diinginkan.
Skills
1. Darkness Grip : Manipulasi dark magic untuk mencengkram target dari jarak hingga 10 meter.
2. Darkness Creation : Manipulasi dark magic untuk menciptakan sebuah benda.
3. Darkness Sense : Manipulasi dark magic untuk meneruskan panca indera pemiliknya.
4. Darkness Enhancement : Manipulasi dark magic menyelubungi seluruh tubuh dengan lapisan energi dark magic untuk meningkatkan Str, Agi, dan Vit secara sangat drastis sesuai dengan kekuatan dark magic itu sendiri.
5. Defective Natural Element Magic : Kemampuan natural magic yang rusak dan tak dapat dikembangkan.
6. Basic Swordplay - Katana.
7. Advanced Medicine.
******
Yak, Darkness Enhancement. Membuat defense-ku meningkat pesat sehingga kapak tak bisa menembus kulitku. Membuat pukulanku memiliki kekuatan superhuman. Padahal tadi aku memukulnya hanya dengan tenaga yang seminimal mungkin. Bagaimana ya kekuatan penuhnya?
Kalau Int-ku seribu, berarti kekuatan dark magic-ku adalah seribu. Dengan skill Dark Enhancement, meningkatkan Str, Agi, dan Vit sebanyak jumlah Int. Berarti Str, Agi, dan Vit bertambah 1019 poin. Dengan tambahan poin segitu, walaupun hanya menggunakan 5% dari tambahan kekuatan dari dark magic, berarti aku sudah melontarkan pukulan dengan 59 Str + 50 (Dark Str), kira-kira sekuat standar pukulan orang dengan level 100. CHEAT!
Selain itu, muncul tambahan '(Iron)' di status levelku. Pasti karena aku sudah terdaftar sebagai petualang tingkat plat Iron.
Baru berjalan sekitar seratus meter, terdengar suara yang memanggilku dari arah guild tadi.
"Tuan! Tuan Arkanava! Tunggu, Tuan!"
"Ha?"
Aku menoleh ke belakang. Terlihat seorang anak perempuan sedang berlari ke arah kami. Semakin dekat, semakin jelas.
Oh, dia bukan 'anak' perempuan. Tapi dia seorang 'wanita' yang bertubuh kecil. Dia memiliki payudara yang tidak besar, tapi juga tidak kecil. Ukuran yang sangat pas untuk tubuhnya yang kecil. Bentuk tubuh mulai dari payudara, pinggang, hingga pinggulnya memberikan nuansa seorang wanita dewasa. Lekukan tubuh yang tak dimiliki anak-anak.
Rambutnya coklat, panjang sebokong, bergelombang. Wajahnya bulat dan imut. Tinggi badannya sekitar 140-145 cm. Ada ekor dengan bulu yang lebat dan tebal, berwarna coklat muda, dengan garis kehitaman. Ada telinga kucing. Eh, anjing? Atau rubah? Dari ekornya, menurutku itu adalah manusia rubah. Soalnya, kucing dan anjing tidak memiliki ekor dengan bulu (rambut) setebal itu. Semakin dekat, semakin terlihat iris mata yang berwarna hijau terang.
Dia menarik gerobak kecil yang sepertinya terbuat dari kayu ringan. Mungkin itu gerobak untuk membawa barang-barang. Apa yang diinginkannya dariku?
"Tuan... Hah..hah..hah... Maaf Tuan Arkanava.. Hah..hah..."
"Stop stop stop. Tarik nafas dulu. Tenang... Tenang..."
"Fuuu... Haaahhh... Terimakasih Tuan sudah mau menungguku."
"Jadi? Ada apa?"
"Perkenalkan! Aku Renia Misha! Izinkan aku bergabung ke dalam party Tuan Arkanava!"
"Nggak."
"Heeee?? Kumohon Tuan izinkan aku please! Kumohooon mohon mohon mohooon!"
Hmm... Party ya... Aku lupa, bahkan aku lupa membentuk party dengan Syla. Bagaimana caranya ya?
"Sebelum membahas party-party, perkenalkan dirimu dengan lebih detail dulu. Aku nggak mau party sama orang yang nggak jelas."
"Baiklah! Aku, Renia Misha, panggil saja Ren, usia 18 tahun........"
***
Setelah mendengar cerita dan penjelasan panjang Ren tentang dirinya, aku bisa menyimpulkan beberapa hal penting.
Pertama, Renia Misha, panggilan Ren, dia berasa dari ras manusia rubah. Hoho, tebakanku benar lagi. Aku bangga sudah menjadi otaku selama ini.
Tubuhnya memang kecil, tapi usianya sudah memasuki usia dewasa. Di usianya sekarang, bahkan dia sudah bisa hamil dan mengandung bayi.
Kedua, Ren baru mendaftar sebagai petualang juga di Kota Dranz ini tepatnya tiga hari yang lalu. Kelasnya adalah merchant (pedagang). Kelas pedagang memiliki banyak bonus skill non-battle, atau biasa disebut life skill. Di antaranya adalah keahlian menawar harga sehingga bisa mendapatkan diskon. Lalu keahlian membawa barang-barang dengan menggunakan gerobak dengan lihai dan lincah tanpa berserakan walaupun dibawa lari.
Skill Ren berikutnya yang tidak kalah penting adalah mengidentifikasi benda yang tidak diketahui. Selain itu dia juga memiliki skill memasak makanan menggunakan sisa-sisa monster dan bumbu-bumbu yang bisa ditemukan di apam bebas.
Sementara, skill bertarungnya hanya ada satu, dan sangat lemah. Yaitu melempar barang yang ada di gerobaknya ke arah musuh. Sekilas mungkin terlihat sepele dan konyol. Tapi skill lemparan ini memiliki akurasi yang cukup tinggi dan bonus kekuatan lemparan yang lumayan. Jika dikombinasikan dengan benda yang memiliki daya rusak tinggi, seperti granat, tentu skill ini menjadi berpotensi tinggi bukan?
Terlepas dari skill battle yang cupu, seorang merchant bisa jadi nilai plus bagi sebuah party. Yang kupikirkan adalah gerobaknya dan skill memasaknya. Aku tak perlu memusingkan tentang 'makan apa' lagi jika sedang berpetualang ke alam liar.
Poin ketiga, alasan dia ingin bergabung adalah karena selama tiga hari semenjak dia mendaftar sebagai petualang, tidak ada party yang mau menerima dia. Semua orang tidak tertarik dengan merchant amatir yang baru bergabung ke dalam guild tanpa kemampuan bertempur yang lumayan.
Dia memutuskan untuk ingin bergabung dengan party-ku karena dia melihat aku menghajar seorang petualang plat Silver di guild barusan, walaupun aku baru mendaftar dan baru diberikan plat Iron. Di kota ini, hampir semua petualangnya hanyalah petualang plat Iron, Copper, dan Silver, dengan plat Silver sudah menjadi yang sangat disegani di sini.
Kenapa hanya petualang plat Silver saja yang tertinggi di sini? Karena di sekitar Kota Dranz, monster-monsternya masih tergolong lemah, disebabkan oleh ramainya aktivitas di sekitar kota ini, kota transit pedagang. Sehingga monster yang lebih kuat cenderung menghindari keramaian dan lebih mencari lokasi yang cukup tenang untuk hidup mereka.
Hal ini membuat semua petualang plat Silver yang ingin melatih kemampuannya dan meningkatkan tingkatan platnya harus pergi ke kota lain yang memiliki quest dengan tingkat yang lebih tinggi dan monster-monster yang lebih kuat. Tapi, beberapa petualang plat Silver memang sengaja untuk tetap tinggal di Kota Dranz untuk menikmati kejayaan semu.
"Ok, Ren. Sekarang tunjukkan padaku bagaimana cara membentuk party."
"He? Tuan belum tahu caranya?"
"Ah bacot. Kamu mau gabung apa nggak!?"
"Te-tentu saja Tuan! Maafkan aku, mari kutunjukkan caranya! Tapi, kita harus kembali ke guild dulu..."
"Ah, lupakan itu buat sekarang. Kita bisa urus itu besok. Karena... Ya, itu."
"Aku mengerti Tuan! Baiklah, untuk saat ini aku akan mengikuti Tuan kemanapun Tuan pergi!"
"Jangan sampe memperlambat kami ya..."
"Okay! Terimakasih Tuan Arkanava!"
Oh, ya. Dia tahu namaku karena mendengar resepsionis guild tadi menyebutkan namaku. Tapi caranya memanggil namaku terlalu kaku, aku kirang menyukainya.
"Oh iya, Ren. Mulai sekarang, panggil aja aku Arka, tanpa embel-embel tuan."
"Eh- Ba-baik Tu- Arka!"
"Dan, santai aja. Jangan kaku gitu ah!"
"Ba-baik Arka... ~yesss~ "
Dia mengucapkan yesss dengan berbisik sambil mengepalkan tangannya diam-diam. Aku tak menghiraukannya dan terus berjalan menuju pusat perdagangan. Si Ren ini, kelihatan senang sekali ya setelah aku izinkan bergabung dengan kami. Well, kami juga butuh orang yang bisa mengurus kebutuhan ini itu di luar pertempuran.
Syla yang dari tadi memperhatikan kami, tiba-tiba tertawa.
"Hihihi... Kalian berdua itu lucu ya... Kayak adik dan kakak. Ren, kenalin, aku Syla. Kita seumuran loh!"
"Maafkan aku belum menyapa Nona Syla! Salam!"
"Santai aja kalo sama aku Rennn... Hahaha..."
"Baiklah... Syla..."
"Oh! Tapi satu yang perlu kamu tau."
"Apa itu?"
"Arka..."
"Kenapa dengan Tu-... Arka?"
"Arka... Adalah tunanganku! Jangan coba-coba mendekatinya ya!"
"Eh! Tuna- itu- hahhh... Itu nggak salah, tapi nggak bener juga, Syl..."
"Arka... Udah nggak usah cari alesan deh. Ini buktinya!" Ucap Syla sambil memperlihatkan kalung bola mata Helvaran, sembari melirik gantungan bola mata Helvaran di sarung Kuroshi. Dengan wajah bangga.
"Ohh, begitu... Baiklah..." Respon Ren masih sedikit bingung.
"Aaaahhh udah ah terserah. Ayo cari aksesoris atau apapun yang kelihatan berguna di pusat perdagangan ini. Ribet amat sih cewek satu ini ah."
Aku tidak mengerti mengapa, mendengar Syla membahas tentang tunangan itu membuat hatiku sedikit bahagia. Aku merasa ada seorang wanita -princess dark elf yang cantik dan sexy- yang membutuhkanku dan menyukaiku. Seperti ini rasanya disukai oleh lawan jenis?
***
Kami sudah menukarkan 10 koin AG (Acrestian Gold) kami menjadi 30 koin BG (Balvaran Gold). Konversinya 1:3 antara AG dan BG. Sekitar 70 koin AG yang kumiliki masih tetap kusimpan dalam bentuk AG saja, tidak kutukarkan semua. Nanti ditukarkan jika diperlukan saja.
Setelah selesai menukar uang, kami mulai berkeliling sambil melihat-lihat.
"Arka! Cincin ini bagus banget!" Teriak Syla sambil menunjuk cincin emas yang mengikat batu mulia jenis ruby.
"Kamu suka itu, Syl? Beli aja. Berapa harganya, Pak?"
"Harganya 2 BG Tuan..."
"Bungkus." Sambil kuletakkan 2 BG ke atas etalase.
"Terimakasih, Tuan..."
"Pakeiiiinn!"
"Yaelah pake sendiri lah!"
"Arkaaa... Pakeiiiiinnnn..."
"Ya udah mana sini... Tuh. Dah."
"Waaaaa makasihhh!"
Senyum itu, senyum yang manis itu, membuatku merasa ingin menjaga dan melindungi senyuman itu selamanya. Tapi aku harus tetap sok cool. Itu prinsipku hidup di dunia ini.
***
Seharian ini kami hanya berkeliling kota sambil mengumpulkan semua persiapan untuk besok. Terimakasih untuk Ren, karena berkat bantuan dia, jadi lebih mudah untuk membawa barang-barang banyak sekaligus. Dan tampaknya Ren pun dapat menarik gerobaknya dengan santai tanpa terlihat kelelahan walaupun banyak barang yang diangkut. Mungkin karena salah satu skill merchant? Entahlah.
Rencananya besok kami akan mengambil misi perdana sebagai petualang. Walaupun gold masih tersisa banyak, tapi kami tidak bisa mengandalkan simpanan kami terus. Walaupun sesuai kesepakatan awal dengan Ren, uang yang akan dipakai untuk kebutuhan bersama hanyalah uang yang kami hasilkan mulai besok. Artinya, semua gold simpanan kami dari menjual Gading Helvaran hanya untuk kugunakan sesuka hatiku.
Kami juga perlu meningkatkan tingkatan plat kami. Party yang berisikan plat Iron hanya bisa mengambil misi keroco. Apa asyiknya hidup di dunia ini kalau hanya menyelesaikan misi yang remeh terus?
Menurut info dari Ren, untuk meningkatkan dari Iron ke Copper, petualang harus menyelesaikan 20 misi tingkat Iron. Dari Copper ke Silver juga harus menyelesaikan 20 misi Copper. Perubahan muncul mulai dari tingkatan Gold ke atas. Setelah menyelesaikan 20 misi sesuai tingkatan, harus lulus ujian plat di pusat perhimpunan guild yang terletak di ibukota kerajaan. Silver ke Gold, dan seterusnya harus mengikuti ujian terlebih dahulu.
Dalam sehari, seorang petualang yang luar biasa hanya bisa menyelesaikan maksimal 2 misi Iron saja, dan itu sangat jarang terjadi. Karena memang hampir semua misi yang ada di guild memakan waktu lama untuk menyelesaikannya. Bahkan, misi Gold bisa memakan waktu berminggu-minggu sampai beberapa bulan, misi Diamond bahkan bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga tahun.
Tapi hadiah yang didapat memang setara dengan tingkat kesulitannya. Misi Diamond malah bisa membuatmu tidak perlu bekerja selama setahun hanya dengan makan dari hadiah goldnya saja. Misi Iron hanya memberikan hadiah senilai seharian makan saja untuk tiga orang. Kalau sendiri bisa tiga hari, tentu saja. Tapi sangat jarang petualang yang bekerja sendiri.
Yang sering ditemui adalah, plat Iron berisikan dua hingga tiga anggota. Plat Copper bisa sampai lima anggota. Plat silver di kota ini lebih sering menjadi mentor bagi Iron dan Copper. Kecuali jika mereka ingin menyelesaikan misi yang berat.
"Makasih infonya ya, Ren."
"Sama-sama, Tu- Arka..."
Ren masih belum bisa santai di hadapanku. Biarkan sajalah, mungkin seiring berjalannya waktu, dia bisa lebih santai. Well, dia imut dengan tingkahnya saat ini. Jadi aku tak banyak berkomentar.
"Aaaaa~ cantiknyaaa~"
"Ini anak ngapa sih dari tadi gila sendiri liatin cincin?"
"Arka berisik. Arka nggak ngerti, jadi diem aja deh. Bweeekkk!" Ucap Syla kecentilan lalu menjulurkan lidahnya.
Setiap melihat lidah Syla yang dijulurkannya seperti itu, ada perasaan aneh yang bergejolak di bagian bawah dari perutku. Namun sampai saat ini aku masih bisa menenangkannya, jadi tak masalah.
"Hahhh... Ren, kami mau balik ke penginapan dulu. Besok pagi kita ketemuan di depan guild ya..."
"Ba-baik!"
Ren diam sejenak, lalu dengan nada pelan dan ragu, dia berkata...
"A-arka..."
"Hm?"
"Se-sebenarnya... Saat ini... Semua uangku sudah ha-habis..."
Hahhh. Aku tau percakapan ini arahnya kemana. Tapi untuk memastikan, aku tetap bertanya.
"Jadi?"
"Ka-kalau boleh... Umm..."
"Apa sih Ren? Ngomong yang jelas coba."
"Ma-maaf A-arka! Izinkan aku me-menumpang di penginapan kalian! Tidur di lantai pun tak masalah!"
Yap. Yap. Tepat seperti dugaanku.
"..." Aku.
"..." Syla.
"...eh, ka-kalau tidak boleh tak apa, aku tidur di luar saja malam ini, tak masalah. Hehe... Aku sudah biasa... Hehe... Terimakasih untuk hari ini! Hehehe... Hiks. Hiks."
"Aaahhh ya udah sini ikut kami!"
"Hiks- ha? Beneran? Terimakasih Arkaaa! Huaaaa~"
Lah. Malah tambah menangis. Apa semua perempuan seperti ini? Sepertinya tidak. Aku saja yang sial.
"Arka baik hati juga ternyata ya... Hihi..."
"Syla... Kamu baru sadar?" Kataku sambil berpose menyisir rambutku dengan jari tangan.
"Iiihhh nggak jadi nggak jadi! Kutarik pujianku!"
***
Akhirnya, Ren dan Syla tidur di kasur untuk malam ini. Aku tidur di sofa. Sofa? Lebih mirip kursi taman yang panjang, keras. Aku berdoa, supaya tidak mimpi yang aneh-aneh malam ini. Di saat aku hampir terlelap...
"Arka..."
"Hm."
"Nggak bisa tidur..."
"Bodo amat."
"Aaaa... Arka siniii..."
"Bodo ah."
"Aku teriak nih kalo nggak mau kesini..."
"Syla kasurnya sempit Sylaaa... Nggak cukup berdua. Gimana sih."
Mataku masih terpejam, masih berusaha untuk mencoba tidur walaupun Syla sudah mengganggu.
*Krsssk... Ssssssrrkk... Brukk...*
Sedang apa si Syla? Tapi aku malas membuka mata.
*Sssrk ssrk sssssk*
*Pok pok pok*
Terserah dia mau apa. Aku hanya ingin tidu-
"Eh-eh-eh tu-tunggu!"
*Gubrak! Sssssrrrrrrrrrr*
Syla, menarik tanganku sampai aku terjatuh dari kursi panjang. Tidak sampai di situ, dia menyeretku entah kemana. Sampai...
"Taaddaaaa! Ayo kita tidur di lantai. Udah kusiapin nih!"
"Maksaaaa!"
"Bodo amat."
"Anjay. Ya udah terserah. Ayo tidur aku ngantuk."
"Yey yey yey asik asik guling Arka yang anget~"
Dengan demikian, kami tutup hari ini dengan tidur seperti ini. Aku tak sabar untuk misi pertamaku besok. Apa yang akan dibawakan Dewi Nyx kepadaku? Wyvern? Belum saatnya. Hydra? Terlalu cepat. Behemoth? Masih lama. Mungkin... Goblin yang sedang memperkosa seorang gadis desa yang cantik? Hehehe... Can't wait!
_______________________________________
Halo pembaca! Terimakasih sudah membaca.
Nama penting di chapter ini :
-Renia Misha