"Kau harus ikut aku, lebih baik kau tinggal dengan ku. Bukan tidak mungkin jika salah satu dari bajingan itu akan kembali mengusik mu." Max memaksa, ia tidak ingin terjadi hal buruk lagi kepada Elora, Elora adalah hidupnya, jika terjadi sesuatu kepada Elora maka bagi Max itu adalah akhir dari segalanya, Max tidak bisa melihat Elora terluka lagi, tidak bisa.
"Kau tidak perlu khawatir Max, tidak akan ada hal buruk yang terjadi padaku, aku akan pindah apartemen tidak perlu tinggal dengan mu." Elora meraih tangan Max berusaha untuk menenangkan laki laki itu, "Kau tahu kan aku ini wanita tangguh?"
Max berdecak, "Sebelumnya saja kau bahkan tidak bisa melawan Julian, tangguh dari mana yang kau maksud itu?!" Max melepaskan genggaman tangan Elora dan menatap wanita itu serius. "Kau akan aman jika kau tinggal dengan ku, dalam pengawasan ku selama 24 jam."
Elora menggeleng kan kepalanya, "Sebelumnya aku memang lengah aku akui itu, tapi aku berjanji kali ini aku akan lebih hati hati dan menjaga diriku dengan baik, kau tidak perlu khawatir."
Max menghela nafas berat, harus dengan apa lagi ia berkata agar Elora mau menurutinya sekali saja? Max hanya ingin Elora aman itu saja, kenapa hal seperti ini saja Elora tetap tidak mau mengerti padahal ini juga demi kebaikan wanita itu sendiri.
Max tidak bisa melakukan apa apa, memaksa Elora juga tidak akan membuahkan hasil, semakin ia memaksa Elora maka Elora semakin tidak mau menurutinya. Wanita yang satu ini memang sangat keras kepala.
Max menghela nafas dan akhirnya mengangguk, ia akan membiarkan Elora pindah apartemen tapi Max sendiri yang akan memilih tempat tinggal baru Elora, Max akan memastikan lingkungannya aman dan dijaga ketat. Max tidak mau hal buruk kembali terulang.
***
Jordan mengemudikan mobilnya ke kawasan apartemen Elora, ia ingin menemui wanita itu, Jordan sudah tidak perduli lagi dengan harga dirinya, jika memang Elora menginginkan perusahaannya maka biarkan saja wanita itu memilikinya, Jordan sudah tidak perduli lagi, ia hanya ingin Elora menjadi miliknya. Menjadi satu satunya laki laki yang bisa menyentuh wanita itu.
Jordan keluar dari mobilnya terburu buru, ia membawa berkas yang sudah disiapkannya, Jordan berharap semuanya akan lancar, sehubungan Julian yang selalu menghalanginya sudah dipenjara, Julian tidak akan bisa mendekati Elora lagi maka dari itu Jordan berpikir bahwa ini adalah kesempatan besar yang harus dicobanya.
Jordan menekan bel apartemen itu berkali kali, menunggu dengan tidak sabaran, namun setelah berpuluh puluh kali menekan bel dan menggedor pintu tidak ada juga jawaban, pintu tersebut pun masih tertutup rapat dengan kokohnya.
Jordan menoleh ketika melihat salah satu tetangga Elora hendak masuk ke apartemen nya sembari membawa belanjaan, "Permisi.. apa kau tahu kemana orang yang tinggal di apartemen ini?"
Wanita itu terhenti dan berpikir sejenak, "Sebelum aku pergi ke mini market aku sempat melihat Elora pergi dengan seorang laki laki dengan membawa koper, aku sempat bertanya apa dia akan liburan namun ia justru mengatakan bahwa ia akan pindah."
"Pindah? Kau tahu dia pindah kemana?"
Wanita itu menggeleng, "Aku tidak tahu, tapi sepertinya Elora pindah ke rumah kekasihnya itu, aku sempat dengar kata tinggal bersama. Kalau boleh tahu kau ini siapa?"
Jordan berdecak, "Bukan.. laki laki itu bukan kekasih Elora, aku lah kekasihnya, mereka tidak mungkin tinggal bersama." Jordan meninggalkan wanita itu saja, ia memasuki lift dengan terburu buru.
Jordan berjalan menuju mobilnya dengan langkah lebar lebar, ia melempar berkas yang ia bawa ke bangku belakang mobilnya, ia mencengkram stir mobil dengan kuat hingga buku buku jarinya memutih.
Tidak.. ia tidak percaya ini, Jordan tidak bisa menerima jika Elora jatuh ke pelukan orang lain. Jordan sudah bersyukur bahwa Julian sudah menghilang dari jalannya, Jordan tidak bisa menerima jika Elora justru memilih orang lain dibanding dirinya.
Jordan merogoh ponselnya, berusaha menghubungi Elora namun panggilannya tidak diangkat sama sekali, berkali kali ia mencoba menghubungi namun selalu saja panggilannya di reject. Hingga yang kesekian kalinya Jordan tetap menghubungi Elora namun kali ini justru nomer Elora tidak aktif.
Pikiran Jordan melayang memikirkan hal yang bisa saja terjadi, Jordan tidak mau Elora bersenang senang dengan laki laki lain, Jordan sudah tidak bisa berpura pura lagi, ia tidak suka melihat laki laki lain menyentuh Elora.
Elora hanya miliknya dan akan terus begitu, Jordan tidak akan melepaskan Elora begitu saja, Jordan berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan apapun untuk bisa memiliki wanita itu, apapun.