Chereads / Disastrous Love / Chapter 20 - BAB 19

Chapter 20 - BAB 19

Jordan menggila, ia semakin tak terkendali semenjak Elora tidak bisa dihubungi dan entah dimana keberadaan nya saat ini.

Jordan berusaha melacak keberadaan Elora sebisa mungkin namun yang ia dapatkan justru nihil, Elora seperti hilang tanpa jejak, seolah olah ada yang menutupi keberadaannya. Seandainya saja nomor Elora aktif maka Jordan pasti bisa melacaknya namun sayangnya nomer Elora justru tidak aktif, membuat Jordan pusing setengah mati.

Pandangan Jordan beralih kepada dokumen yang sebelumnya diberikan oleh orang suruhannya, Jordan menatap dokumen itu ragu ragu. Perlukah Jordan bertanya kepada Maximus?

Dokumen yang tengah Jordan genggam itu adalah dokumen berisi informasi tentang Maximus Alexandrius, ia belum membuka dokumen itu dan memang Jordan sebelumnya tidak ada niatan untuk mengenal sosok itu namun mengingat Elora yang sulit ditemui dan juga sulit dihubungi membuat Jordan berpikir ulang. Satu satunya orang yang bisa Jordan tanyai adalah laki laki itu, karna berdasarkan info yang Jordan dapat dari Dareen, laki laki yang menyelamatkan Elora dari percobaan pemerkosaan adalah Maximus Alexandrius.

Baru saja Jordan ingin membaca dokumen tersebut gerakannya dihentikan oleh suara teriakan Dareen yang masuk kedalam ruangannya dengan tiba tiba.

"Jordan! Apa maksud mu dengan menyebarkan berita buruk tentang ku?!" Dareen berlari menghampiri Jordan dengan penuh amarah, ia menarik kerah baju Jordan sekuat tenaga namun dengan sigap Jordan mendorong Dareen menjauh.

"Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan?!" Jordan memperbaiki kerah bajunya, sempat terkejut dengan serangan dadakan Dareen barusan.

"Jangan berpura pura bodoh kau Kei, jelas jelas tertera di media bahwa kau mengatakan pada mereka bahwa aku ini misoginis!"

Jordan menaikan alisnya tidak mengerti, Jordan merasa ia tidak pernah sama sekali mengatakan hal apapun tentang Dareen kepada pihak media manapun.

"Jangan asal menuduh ku, aku tidak melakukan apa apa!"

Dareen berdecih melihat Jordan mengelak, "Media yang memberitakan hal itu jelas jelas mencantumkan nama mu sebagai sumber informasi dan juga media yang menyebarkan berita itu adalah media yang berada dalam naungan mu, media yang memiliki koneksi dengan mu. Jangan mengelak lagi Kei, aku ini tidak bodoh!"

Jordan terdiam, ia meraih ponselnya untuk menelepon orang media namun teleponnya tidak diangkat satupun, Jordan melirik Dareen yang masih saja menatapnya dengan tatapan kebencian.

"Aku sudah bilang aku tidak melakukannya kenapa kau tidak percaya kepadaku?!"

Dareen kembali berdecih, "Apa kau pikir keadaan ku saat ini bisa untuk mempercayai omong kosong mu?! Perusahaan ku berdiri dibilang pakaian wanita dan kini berita tentang aku yang misoginis beredar dimana mana, sudah jelas bukan bahwa ini kehancuran bagi ku?!"

Jordan terdiam, ia tahu berita itu bisa menghancurkan Dareen namun Jordan juga tidak terima dituduh seperti ini. Jordan tidak tahu apa apa.

Lagi pula berdasarkan pertemanan mereka yang berlangsung belasan tahun, Jordan tahu bahwa Dareen ini memang misoginis, Dareen sering menunjukkan gelagat seperti itu. Ah bukan, lebih tepatnya mereka berlima sering menunjukkan gelagat seperti itu.

"Aku ingin kau menarik semua berita tentang masalah itu dan buat klarifikasi bahwa aku bukanlah misoginis!"

Jordan meletakkan ponselnya sembarang, ia menatap Dareen dengan tatapan kesalnya. "Aku sudah menghubungi pihak media namun tidak ada satupun yang mengangkat panggilan ku, dan bukan salah ku juga berita ini beredar, lagi pula jangan sok suci kau Dareen, kau ini memang misoginis, sadar dirilah!"

"KEPARAT KAU!!" Dareen hendak melayangkan tinjunya ke wajah Jordan namun lagi lagi Jordan lebih sigap menghindar sehingga Dareen justru memukul angin dan terjatuh begitu saja dilantai.

"Aku sudah mengatakan bahwa itu bukan salah ku tapi kau masih saja bersikeras, jika kau ingin ku bantu setidaknya mintalah dengan baik dan benar, memaki dan mencoba untuk menyakiti ku tidak akan ada hasilnya, kau tahu sendiri diantara kita berdua siapa yang pecundang disini." Jordan kembali duduk di kursi kebanggaannya tak lupa ia memanggil sekretarisnya melalui interkom.

Tak lama sekretarisnya datang dan menanyakan hal apa yang perlu ia kerjakan, Jordan dengan angkuhnya meminta sekretarisnya itu menyeret Dareen keluar dari ruangannya.

Jordan tidak menunjukkan ekspresi apa apa ketika Dareen berteriak menyumpahinya, itu bukan salahnya jadi ia merasa tidak pantas mendapatkan semua hinaan dari Dareen.

Jordan menghela nafas berat, ia memijit pangkal hidungnya pelan sebelum akhirnya fokusnya kembali kepada dokumen yang sebelumnya ingin ia lihat.

Jordan kembali mengambil dokumen tersebut dan mulai membaca isinya, membaca segala informasi tentang laki laki bernama Maximus Alexandrius itu, dan lagi lagi kepala Jordan diserang pening ketika ia melihat sesuatu yang aneh.

Foto Maximus Alexandrius itu terlihat tidak asing, Jordan merasa seolah olah ia mengenal Max. Tapi dimana dan kapan?

Semuanya menjadi jelas ketika Jordan membaca informasi bahwa Max pernah bersekolah disekolah yang dulu juga adalah tempat Jordan bersekolah.

Alis Jordan terangkat, mendadak sosok bayangan laki laki dimasa lalu muncul di ingatannya. Sosok yang Jordan benci setengah mati.

Dia?

Bukankah dia laki laki yang selalu bersama dengan Adrei? Wanita yang dahulu pernah Jordan perkosa bersama dengan teman temannya semasa SMA.

Apa hubungan laki laki ini dengan Elora, dan bila mengingat masa lalu, bagaimana kabar Adrei sekarang ini, apakah dia masih hidup?

***

PS : Misoginis adalah kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan. Misogini dapat diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi seksual, fitnah perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan objektifikasi seksual perempuan.