Chereads / Disastrous Love / Chapter 17 - BAB 16

Chapter 17 - BAB 16

Elora berusaha melawan, ia meronta sekuat mungkin namun ia kalah kuat dengan orang yang tengah membekapnya saat ini.

Jantung Elora berdetak kencang, ia tengah ketakutan saat ini. Bagaimana bisa ada orang yang bisa masuk kedalam rumahnya? Elora panik bukan kepalang, ia mencoba untuk meronta melawan namun kenyataannya Elora kalah kuat dari orang yang tengah membekapnya saat ini.

Mendadak Elora menyesali bahwa ia tidak pernah berpikiran untuk belajar beladiri, Elora sudah ingin menggigit tangan dari orang yang membekapnya itu namun bisikan ditelinga nya itu membuat Elora terpaku begitu saja.

"Stt.. jangan banyak bergerak sayang, aku tidak bermaksud menyakiti mu. Ini aku Julian."

Elora semakin panik setelah mengetahui bahwa Julian lah yang tengah membekapnya saat ini, bayangan bayangan masa lalu tiba tiba menyeruak masuk kedalam ingatan Elora. Berputar putar bagai kaset rusak membuat Elora mual seketika.

Elora masih bersikeras untuk melepaskan diri saat Julian menariknya keluar dari kamar mandi, Elora menggigit tangan Julian sekuat yang ia bisa hingga Julian melepaskan dirinya dan mendorong Elora ke sofa.

Elora berusaha menutupi dirinya, sumpah demi apapun ia tengah telanjang saat ini. Bagaimana bisa ini terjadi?

Selagi Julian merintih menahan sakit di telapak tangannya, mata Elora mulai bergerak kesana kemari mencari keberadaan ponselnya. Elora harus segera meminta pertolongan, ia tidak mau kejadian lama terulang kembali.

"Hey, kau mau kemana hm?" Julian kembali mendorong Elora terbaring di sofa ketika Elora baru saja ingin bergerak mengambil tasnya yang berada di meja tepat disebelah vas bunga yang berada disampingnya Julian.

Julian ikut naik ke sofa dan menahan tangan Elora tepat disamping kepala wanita itu, ia mengabaikan teriakan teriakan Elora dan juga usaha usaha Elora yang mencoba untuk menendangnya.

"Berhentilah berteriak, kau tau sendiri bahwa itu hal yang percuma. Tidak akan ada yang bisa mendengarmu, itu salah mu sendiri memilih tinggal di apartemen yang mewah dan kedap suara ini." Julian tersenyum miring, matanya mulai bergerak nakal memperhatikan tiap inchi tubuh Elora yang berada dibawahnya tanpa pakaian sehelai benangpun.

"Kau benar benar sangat cantik 'kau tahu?" Julian hendak mengecup bibir Elora namun Elora mengalihkan wajahnya sehingga bibir Julian justru mendarat di pipi Elora.

"Berhenti Julian, lepaskan aku! Aku benci dipaksa! Aku benci diperlakukan seperti ini!"

Julian berdecak, bukannya kesal mendengar teriakan Elora ia justru memasang wajah tak berdosa nya. "Ini bukan salah ku, aku sudah mencoba untuk merayu mu.. mencoba untuk menghubungi mu agar kita bisa menghabiskan malam indah lagi bersama namun kau tidak pernah mau menjawab panggilan ku."  Julian kembali menundukkan wajahnya ia menjulurkan lidahnya menjilat pipi Elora dengan sensual. "Jangan berpura pura menolak, aku tahu kau juga merindukan diriku di dalam dirimu kan? Malam itu kau mendesah sangat indah, kau begitu menikmati kegiatan kita, jadi sekarang jangan berpura pura menolak hm. Kau senang ataupun tidak malam ini aku akan tetap berada di dalam mu, kita bisa melakukannya sampai pagi."

"Jangan gila kau Julian! Lepaskan aku!!"

Julian tidak mau mendengarkan Elora, ia melepaskan dasi yang ia kenakan dan menjadikannya sebagai tali untuk mengikat tangan Elora.

Elora sudah berusaha melawan sekuat mungkin, ia sudah mencoba untuk menendang Julian namun entah kenapa Julian terasa begitu kuat, seolah olah ia tengah di rasuki oleh sesuatu.

"Lepaskan aku Julian!! Aku mohon lepaskan!"

Julian tetap tidak mau mendengarkan, Julian justru mulai memberikan kecupan kecupan di leher Elora, tangannya dengan nakal membelai tubuh telanjang Elora.

"Jangan lakukan ini Julian! Kau akan menyesal! Aku akan menghabisi mu jika kau berani memperkosa ku!"

Julian justru terkekeh mendengar ancaman Elora, "Kau mau menghabisi ku? Aku siap kau habisi sayang."

***

Elora berusaha untuk bangkit ketika Julian sibuk melepas pakaiannya sendiri, namun lagi lagi Elora kurang cepat dari Julian. Julian berhasil menahan Elora dan kembali mendorong Elora terbaring di sofa.

"Please don't!"

Julian menulikan telinganya, ia sibuk dengan dirinya. Sibuk memuaskan dirinya dari fantasi fantasi yang sudah ia bayangkan sebelumnya. Elora benar benar membuatnya gila.

Bertepatan dengan Julian yang hendak menyatukan tubuhnya dengan Elora saat itu juga pintu apartemen Elora terbuka.

Baik Elora maupun Julian menoleh, belum sempat Julian berkedip ia sudah terlempar dari atas tubuh Elora hingga menimpa meja kaca.

Meja itu hancur, serpihan kaca yang pecah bahkan melukai pinggang Julian namun sosok laki laki yang mendorong Julian itu sama sekali tidak menyesal, ia justru masih ingin membunuh Julian dengan tangannya sendiri.

"BERANI BERANI NYA KAU MENYENTUH ELORA DENGAN TANGAN KOTOR MU!"

Elora sama sekali tidak mencegah Max yang mengamuk dan memukuli Julian tanpa ampun, Elora tahu bahwa Julian pantas diperlakukan seperti itu.

Elora berlari menuju kamarnya, mencari pakaian untuk ia pakai. Meski jantungnya masih berdebar kencang tapi setidaknya Elora sudah bisa tenang karena adanya Max.

Elora kembali keruang tamu setelah berpakaian dan ia mendapati Max yang masih saja memukuli Julian. Elora juga enggan menghentikannya, Julian mati pun Elora tidak perduli.

Elora mengambil ponselnya, memilih untuk menghubungi pihak kepolisian untuk menangkap Julian. Elora tidak akan melepaskan Julian begitu saja, Elora akan memastikan Julian mendekam dipenjara atas tuduhan pemerkosaan.

Selepas Elora menghubungi polisi, Elora menarik bahu Max. Mencoba untuk menenangkan Max dan menghentikan Max. Elora tidak ingin Max juga terseret nantinya.

Elora mengusap bahu Max, berusaha menenangkan laki laki itu meski Elora sendiri bisa melihat bahwa Max masih sangat emosi, nafasnya saja masih memburu. "Tenanglah, aku tidak apa apa."

"Dia harus mati Elora, dia bermaksud untuk memperkosa mu!" Max masih membara, untung saja ia datang disaat yang tepat, kalau tidak maka kejadian dimasa lalu itu pasti akan terulang lagi. Elora diperkosa oleh laki laki bangsat seperti Julian.

"Tenanglah, aku sudah menelepon polisi. Jangan khawatir." Elora melirik Julian yang terbaring tidak berdaya di lantai dalam kondisi telanjang dan juga babak belur. Menyedihkan, namun pantas ia dapatkan.

Jika Elora berhasil membuat Julian mendekam dipenjara maka tinggal 3 laki laki lagi yang harus ia hancurkan, Jordan, Dareen dan Adam.

Elora akan membuat mereka semua menderita tanpa pengecualian sedikitpun.