Chereads / Terjerat Kawin Kontrak / Chapter 41 - Intim di Tempat Umum

Chapter 41 - Intim di Tempat Umum

Akhirnya dimulailah kuliah singkat pak guru Rashid

"Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis, dan budaya merupakan bagian dari benua Asia, atau Afrika - Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Wilayahnya terdiri dari Qatar tentunya, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Kuwait, Lebanon, Palestina, Israel, Iran, Irak, Oman, Siprus, Suriah, Turki, Yaman, dan Yordania".

"Sedangkan di Qatar adalah sebuah negara emirat yang terletak di sebuah semenanjung kecil di Jazirah Arab, tepatnya di Asia Barat. Satu - satunya perbatasan darat Qatar yaitu Saudi Arabia sedangkan sisanya berbatasan dengan Teluk Persia. Ibukotanya adalah Doha dekat dengan Teluk Persia yang merupakan tempatku berasal".

"Mayoritas bahasa yang dipakai negara Timur Tengah yaitu bahasa Arab, tapi di Qatar sendiri masyarakatnya memakai dua bahasa yaitu Arab dan Inggris karena mayoritas penduduknya berasal dari seluruh dunia karena penduduk asli negri Qatar sangatlah sedikit sehingga membutuhkan masyarakat pendatang untuk memajukan negeri. Sekarang saja warga Qatar sekitar 12% dari total jumlah penduduk 2,6 juta jiwa" terang singkat Rashid.

"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Rashid

"Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab bukannya itu satu negara?" tanya Ayu

"Aduh, kau memang lemah dalam geografi" komentar Rashid.

"Lah bukanya tadi minta pertanyaan? Kalau tahu dicemooh gini, gak usah jelasin deh" komentar Ayu yang mendekapkan kedua tangannya dikaitkan didada dengan wajah yang cemberut dengan pipi gembul dan bibir yang dikerucutkan.

Ingin rasanya Rashid cium seluruh wajah Ayu yang dinilainya sangat menggemaskan.

"Baik - baik, maaf ya sayang.. Jangan marah donk!" bujuk Rashid

"Yah memang banyak orang yang salah menganggap bahwa dua negara tersebut adalah sama karena sama - sama menggunakan kata Arab, padahal berbeda. Perbedaannya selain terletak pada bendera dan lambang negara, luasnya juga berbeda dengan Arab Saudi lebih luas dari UEA, beda juga pemimpin negara dengan UEA presiden sedangkan Arab Saudi raja, Riyadh ibukotanya Arab Saudi sedangkan Dubai ibukotanya UEA, dan ada ciri khas negara tersebut dengan Arab Saudi yang terkenal Ka'bahnya sedangkan UEA yang terkenal itu Burj Khalifa" terang Rashid.

Melihat alis Ayu yang masih berkerut, Rashid menerka "Kau tahu Burj Khalifa?" tanyanya

Yang dijawab gelengan kepala Ayu tanpa jawaban suara.

Rashid tarik nafas dan dihembuskan pelan - pelan lalu menerangkan "Burj Khalifa adalah bangunan tertinggi di dunia yang pernah di buat oleh manusia dengan 160 lantai. Menara ini memiliki lift tercepat dengan kecepatan 60 km/jam atau 16,7 m/s" terang Rashid.

"Berarti lebih tinggi ya dari menara yang ada di Paris itu? Truz apa tidak pusing ya yang menaiki liftnya? Apa seperti menaiki permainan di taman hiburan yang memacu adrenalin dengan kecepatan seperti itu?" tanya Ayu.

"Ya lebih tinggi daripada menara Eiffel. Tokyo Skytree yang rampung tahun 2012 juga masih kalah dengan Burj Khalifa yang diresmikan tahun 2010. Lift di Burj Khalifa walaupun cepat tapi penghuni lift dibuat nyaman tak seperti taman hiburan. Kalau tidak, mana mungkin mereka berani naik lift tanpa kursi pengaman, nanti yang ada mental lagi orang - orang yang berada di liftnya. Itulah kemajuan teknologi yang dirancang untuk memudahkan manusia dalam kehidupan sehari - hari. Kalau liftnya tak cepat, akan butuh waktu lama bagi penumpang lift untuk bolak balik dari lantai bawah ke atas" jelas Rashid

"Owh begitu. Sepertinya menarik untuk kesana. Sebelumnya aku penasaran dengan bunga sakura yang bermekaran, tapi sekarang sudah tidak lagi. Tapi ada hal yang masih belum berubah keinginan untuk ke Ka'bah, bahkan mengalahkan Burj Khalifa" celetuk Ayu tanpa sadar.

"Nanti akan ku bawa kau kemanapun yang kau inginkan Ayu bahkan ke ujung dunia sekalipun asalkan kau menjadi istriku. Bahkan merasakan bunga sakura di negeri asalnya pun sangat mudah bagiku" timpal Rashid yang menawarkan keuntungan menikahinya.

"Tapi kalau untuk ke Ka'bah, walaupun negara tetangga Qatar tapi untuk sementara akan sulit kesana" tambah Rashid dengan raut wajah sedih yang tak bisa mewujudkan keinginan Ayu.

"Memangnya kenapa?" tanya Ayu dengan penasaran.

"Qatar difitnah sebagai negara pendukung yang membiayai persenjataan bagi Islam beraliran keras dan para pemberontak sehingga membunuh manusia yang tak berdosa. Negara tetangga kami baik Saudi Arabia, UEA, Bahria dan Mesir memutuskan hubungan diplomatiknya sejak bulan kemarin sebagai bentuk tak percayanya mereka akan kami" jawab Rashid dengan sedih.

Ayu kaget atas berita itu dan ikut sedih atas fitnahan mereka walaupun ia tak tahu apakah tuduhannya benar atau tidak, tapi entah mengapa ia percaya akan perkataan Rashid. Ayu mengerti dampak pemutus hubungan suatu negara seperti apa, kalau Indonesia mengalaminya maka akan berdampak sangat fatal.

"Aku turut sedih mendengarnya, mudah - mudahan keadaan ini berlangsung hanya sebentar dan negaramu terbukti tak bersalah" komentar Ayu sambil memeluk pinggang Rashid dengan sebelah tangan untuk pertama kalinya sebagai tanda memberi semangat ke Rashid. Rashid menyambutnya dengan senang hati dengan menyandarkan kepalanya ke samping sehingga samping kepala dan samping tubuh mereka saling menempel, sedangkan mereka masih dalam posisi duduk dipinggir sungai dan kaki mereka masih dalam keadaan tercelup di air sungai.

"Untuk itulah aku kemari untuk bernegosiasi dengan mereka karena mereka memilih liburan musim panas di sini. Dan kau Ayu, akan menamaniku selama bernegosiasi" jawab Rashid akhirnya memberitahu Ayu tujuan sebenarnya ia datang kemari.

"Menemanimu bernegosiasi? Aku kan tak tahu tata krama kenegaraan itu seperti apa. Nanti malah mempermalukanmu saja" tolak Ayu yang tak pede akan kemampuan dirinya.

"Tidak resmi kok. Tak ada yang tahu aku kesini. Karena ini misi rahasia bahkan negaramu pun tak tahu akan kedatanganku" jawab Rashid.

"Tak tahu bagaimana? Bukankah seorang pangeran itu terkenal?" tanya Ayu tak percaya.

"Aku jarang hadir di muka publik, makanya kakakku mengutusku kesini" jawab Rashid.

"Tetap saja wajahmu terpampang di internet" jawab Ayu.

"Ya memang, tapi jika dibandingkan dengan pangeran lain, aku tak begitu terkenal" jawab Rashid.

"Jadi untuk itulah tugasku untuk menemanimu? Bukankah kau hanya menginginkan tubuhku saja?" tanya Ayu.

"Ya tujuan awal memang seperti itu, tapi aku juga sangat menginginkanmu. Walaupun begitu, kebahagianmupun berarti juga untukku Ayu" jelas Rashid meyakinkan Ayu mengenai perasaannya.

"Aku hanyalah orang biasa yang tak pantas bersanding denganmu" jawab Ayu yang entah kenapa membuatnya sedih.

"Dengar Ayu, aku tak peduli siapapun dirimu. Selama kau bersedia menjadi istriku, aku berjanji akan membuatmu bahagia. Statusku sebagai pangeranpun hanya statusnya saja, bukan calon raja karena kakak ku lah yang berkuasa. Dan jika ada suatu hal terjadi pada dirinya, anaknyalah yang menjadi pewarisnya. Bahkan ayahkupun masih hidup dan beliau dapat menjadi pemimpin kembali karena kepemimpinan di Qatar bukan sampai tutup usia suatu pemimpin melainkan karena kesanggupan sang pemimpin dan keturunannya dalam memimpin negaranya"

"Bukan hanya itu masalahnya. Disinipun aku hanyalah rakyat biasa, bukan kalangan bangsawan maupun orang kaya" kata Ayu dengan nada tinggi.

"Aku tak peduli siapapun dirimu" jawab Rashid

"Bagaimana kata orang - orang? media massa? Mereka pasti akan mengorek masa laluku sehingga mereka tahu dan akan mempermalukanmu yang menikahi wanita penghibur" jawab Ayu. Tak terasa air mata berlinangan dan jatuh di pipinya.

Rashid melihat Ayu yang menangis, tak kuasa menahan dirinya sehingga dipeluknya Ayu kedalam pelukannya dan disandarkannya kepala Ayu di dadanya sambil mengusap punggung dan kerudung Ayu dengan ritme pelan menenangkan

"Hust... Jangan menangis sayang! Kalau kau menangis, hatiku jadi hancur. Maaf kalau aku terlalu memaksamu. Tapi asalkan kau tahu, tak ada orang lain yang dapat mengaturku dengan siapa aku menikah" ucap Rashid dengan nada menenangkan.

Mereka begitu intim walaupun di tempat umum karena mereka duduk saling berpelukan di batu pinggir sungai yang dekat dengan air terjun yang merupakan tujuan banyak orang berkunjung ke Kebun Raya Cibodas. Namun keintiman mereka tidaklah vulgar tapi harmonis hingga membuat orang iri melihatnya. Orang - orang yang menyaksikannya menilai bahwa mereka berdua adalah pengantin baru yang masih hangat - hangatnya mengekspresikan cinta mereka.

Mat dan Fahd yang sebelumnya berada di dekat mereka, ketika melihat perbincangan Ayu dan Rashid, Fahd menarik Mat supaya menjauhi mereka berdua. Mat yang memilih mengamati keadaan sekitar dari jarak jauh tanpa mendengar percakapan mereka, sedangkan Fahd memilih keliling naik sepeda lagi.