Selesai mereka makan, barulah mereka pulang ke villa. Tapi sewaktu di dalam mobil dalam perjalanan pulang, Rashid tiba - tiba mengubah jalur mereka "Mat, tolong cari studio foto terdekat" perintah Rashid
"Baik tuan Rashid" jawab Mat
Ayu keheranan dengan Rahid yang tiba - tiba ingin ke studio foto.
"Memangnya mau ngapain di sana?" tanya Ayu.
"Ya berfotolah, masa mau belanja lagi? Tapi kalau masih kurang belanjaan kita, dengan senang hati akan ku antarkan kemanapun kau inginkan" jawab Rashid disertai kedipan mata nakal.
Hanya pukulan ringan sekali di pundak Rashid sebagai jawaban Ayu. Pukulan ke dua, tangan Ayu digenggam Rashid dengan kuat sehingga tangan Ayu tak dapat melepaskannya.
"Bentar lagi kan kita akan menikah, di buku nikah ada foto calon mempelai masing - masing berlatar biru kan?" tanya Rashid yang tiba - tiba berkata dengan nada serius.
"Bagaimana kau tahu?" tanya Ayu.
"Tentu saja harus tahu. Aku sebagai calon mempelai pria harus tahu persyaratannya sehingga pernikahan kita sah secara hukum di sini, kecuali kau mau menikah di Qatar maka persyaratan agak sedikit berbeda, tapi secara garis besar sama saja. Disana pun membutuhkan foto kedua belah pihak pengantin" jawab Rashid.
"Owh begitu. Baiklah" jawab Ayu
Lalu Ayu teringat akan penampilannya yang tak rapih dan wajah yang kusut akibat aktifitas seharian di luar.
"Kenapa buru - buru sekali? Besok kan masih ada waktu" jawab Ayu.
"Sekalian saja, jalan pulang ke villa" jawab Rashid.
"Ah kau tak peka. Penampilanku kan berantakan begini dan muka yang berminyak, akan jelek hasilnya nanti di foto" keluh Ayu.
"Jelek apanya? Berantakan apanya? Kau tetap cantik kok sayang. Seberantakan apapun dirimu, bahkan baru bangun tidurpun, kau tetap cantik kok" komentar Rashid sambil menampilkan senyumnya yang semakin membuatnya tampan.
Ayu buru - buru mengalihkan pandangannya ke luar jendela supaya tak terpana oleh ketampanan Rashid.
"Baiklah kalau kau mengeluhkan takut kurang cantik hasil foto di buku nikah kita maka kita berhenti dulu mencari hotel untuk mandi dan berganti pakaian. Lagipula kita baru belanja, pilih saja salah satu pakaian yang baru dibeli tadi" komentar Rashid.
"Nyewa hotel hanya untuk mandi?" tanya Ayu dengan keheranan.
"Kenapa memangnya?" tanya Rashid
"Buang - buang uang tau" keluh Ayu.
"Yang dipakai uang ku kok, kenapa diributin? Kecuali kalau kita sudah menikah, maka uangku adalah uangmu jadi kau berhak untuk mengaturnya. Sekarang akulah yang mengatur" komentar Rashid.
"Terserah kamu sajalah" jawab Ayu dengan menyilangkan tangannya di dada dan dipalingkannya wajahnya ke arah luar jendela mobil.
"Ahmad, ganti jalur lagi. Cari hotel terdekat dari sini" perintah Rashid lagi.
"Baik tuan Rashid" jawab Ahmad. Maka mereka merubah jalur lagi mencari hotel yang mereka lewati.
- * * * -
Mereka berhenti dan parkir di depan hotel Zest Bogor dengan gedung bertingkat yang terlihat adem yang bercatkan warna hijau dan memang disesuaikan dengan lambang hotelnya yang berwarna hijau.
Tak lama Rashid dan Ayu duduk di sofa dekat resepsionis, karena proses check in nya sebentar yang disebabkan Mat telah memesan kamar lewat online.
Awalnya Ayu yang yang berdebar - debar takut Rashid memanfaatkan keadaan mereka yang berada di hotel akan berbuat macam - macam terhadapnya, namun perkiraannya keliru.
Ternyata Mat memilih 3 kamar, dengan Ayu dan Rashid masing - masing tipe kamar Zest Suite Room sedangkan Mat dan Ahmad di kamar Zest Twin Room.
Kagetlah Ayu, kamar yang dipesan khusus untuknya tidak seperti kamar hotel biasanya yang murah yang terdiri dari kamar tidur dan kamar mandi saja, tapi ini kamar untuknya selain berupa kamar tidur dan kamar mandi, ada juga ruang tv dan dapur bersih tanpa kompor.
Benar - benar menghamburkan uang saja padahal mereka hanya memakai kamar hotel itu hanya untuk mandi saja.
Setengah jam mereka berkumpul lagi di lobi kemudian Mat mencari studio foto dari google map, tak sembarang studio foto yang dicari karena Rashid menyuruhnya secara diam - diam untuk mencari studio foto plus jasa praweding indoor.
- * * * -
Tak lama, mereka sampai di Imah Jepret Studio gedungnya berbentuk ruko berlantai 3.
Di sana, mereka selain berfoto untuk memenuhi persyaratan di KUA, mereka juga berfoto berbagai pose berdua dengan kostum berbeda - beda bagaikan foto praweding, karena studio foto tempat mereka foto menyediakan jasa make up artist dan penyewaan kostum foto.
Selain itu, studionya terdiri dari 8 tema jadoel sehingga merasakan sensasi menjelajah waktu berada di jaman doeloe yang berada di lantai 1 dan 3, sedangkan lantai 2 bertemakan modern dengan tema yang unik dan menarik.
Mereka memilih semua studio jadul karena Rashid suka kesederhanaan ruangan yang ditata ala rumah jaman dulu yang sekarang sudah sulit di temui, bahkan di desapun sudah jarang ditemukan suasana tempo dulu. Sedangkan Ayu ikut saja menuruti kemauan Rashid.
Di studio jadul, mereka berpose di studio yang diseting depan rumah yang bentuk rumahnya berbahan kayu, dapur dengan dekorasi kendi dan sayur mayur palsu, ruang tamu, ruang kesenian dengan peralatan musik angklung dan gamelan, ruangan yang ada permainan congklak dan sarang burung, dsb.
Di studio ini, mereka berkostum seperti orang kampung. Berbagai macam baju mereka coba di berbagai tipe studio. Salah satunya mereka memakai pakaian adat Sunda dan Jawa.
Adat Sunda, Ayu memakai kebaya sunda sebagai bajunya dan sinjang bundel sebagai roknya berbahan batik dengan selendang berbahan batik juga, kakinya beralaskan keteplek.
Sedangkan Rashid memakai Baju Pangsi yang berwarna hitam dengan potongan model sederhana dan longgar mirip baju koko hanya atasannya sebatas paha dan kantung bajunya ada 2 dibagian bawah baju tepatnya di pinggang kiri kanan, kepalanya dipakai barangbang semplak dan kakinya memakai terompah kayu.
Adat Jawa, Ayu memakai baju kebaya dan selendang yang dikaitkan di lehernya serta kain batik yang dibentuk rok ketat yang disebut Jarik. Sendalnya masih sama seperti adat sunda. Tak lupa Ayu memakai kerudung yang senada dengan baju yang dipakainya disetiap sesi pemotretan.
Sedangkan Rashid memakai Surjan yang merupakan baju pria lengan panjang dari adat Jawa, kepalanya memakai blanko dan diselipkan keris di pinggang celananya. Sendal Rashidpun masih tetap memakai sendal kayu.
Di studio modern, mereka hanya memilih dua studio yang diseting di ruangan rumah modern yang temboknya berupa wallpaper yang bermotif segi empat besar bagaikan tembok yang diukir bercat emas dengan dominan hitam dan putih.
Tembok hitam yang interiornya diseting hanya sofa panjang muat 2 orang berwarna merah dengan pinggiran sofa berupa kayu bercat emas, sedangkan tembok putih di seting 2 sofa yang menghadap kamera yang ditengahnya diletakan meja bundar kecil dihiasi pot bunga besar beserta bunga mawar dengan berbagai warna.
Kostum mereka di sini di tembok hitam, Ayu mengenakan kebaya modern bahan brukat dominan hijau dengan campuran coklat, bawahnya mengenakan rok kain batik dengan ujung rok kainnya belakangnya panjang melebar tapi sendalnya pakai hak tinggi yang cantik. Sedangkan Rashid memakai kemeja putih berdasi yang ditambah jas hitam dan celana bahan hitam, dengan sepatu kulit hitam.
Mereka berdua duduk berdempetan di sofa dengan tangan saling berkaitan dan badan saling berhadapan tapi wajah Ayu dipalingkan ke samping dengan wajah tersenyum malu sedangkan Rashid menatap Ayu dan juga tersenyum.
Sedangkan di tembok putih, mereka memakai pakaian couple, campuran biru dan hitam. Ayu memakai kemeja hitam dan celana bahan hitam lancip sehingga terlihat bentuk tubuhnya, tapi ditutupi oleh kardigan tebal berbahan halus yang panjangnya selutut berwarna biru yang dipakainya hanya disampirkan ke bahu tanpa kedua tangannya masuk kedalam kardigannya, juga kerudung pashmina biru dan sepatu hak tinggi warna hitam.
Sedangkan Rashid memakai kemeja biru yang 2 kancing teratas dibuka lalu tangan panjangnya digulung ke siku dan celana bahan hitam longgar dengan sepatu kulit hitam. Ayu dalam posisi duduk sedangkan Rashid dalam keadaan berlutut satu kaki dan memberikan setangkai bunga mawar merah untuk Ayu. Ayu menampilkan wajah kaget dan bahagia mendapatkan kejutan bunga sedangkan Rashid senyum lebar sehingga menampilkan kesan romantis.
Mereka menghabiskan waktu hingga 3 jam lamanya, diselingi dengan istirahat shalat magrib dan makan gelato yang membangkitkan tenaga selama sesi pemotretan.
Selesai sesi foto, di luar studio ternyata matahari sudah terbenam yang menandakan hari sudah malam. Tak terasa seharian waktu dihabiskan bersama di luar.
Rashid ingin mengajak Ayu makan malam lagi di luar tapi ditolaknya dengan alasan badan cape pengen cepat - cepat sampai rumah sehingga hanya bakso yang dilewati rute jalur pulang ke villa dan baksonya dibungkus saja sebagai makan malam mereka.
- * * * -
Malamnya di kamar Ayu sebelum tidur, ia menelepon teman - temannya dan bu Nia yang nomor telepon mereka untungnya sudah dihapalnya di luar kepala sehingga mereka tak putus komunikasinya.
Dari telepon berubah ke video call karena mereka begitu mengkhawatirkannya dan ingin tahu keadaan Ayu yang sebenarnya karena tak ada kabar Ayu berbulan - bulan. Apalagi mereka mengetahui bahwa Ayu tak ada di kosannya hingga mereka melaporkan ke kantor kepolisian bahwa Ayu menghilang dan belum ada kabar balasan hasil ditemukannya Ayu.
Walaupun Ayu mengobrol hingga sejam lamanya, selama itu tak ada keberanian darinya untuk menyampaikan berita mengenai pernikahannya kepada teman - temannya, hingga akhirnya ia hanya meminta doa restu dari mereka dan meminta maaf tak dapat mengundang mereka karena pernikahannya mendadak.
Anehnya, anggapan mereka oke - oke saja tanpa rasa amarah karena tak mengundang mereka. Padahal ia mengira mereka bakal marah, sehingga ada rasa sedikit rasa kekecewaan di hati Ayu, apakah hanya Ayu saja yang menganggap mereka sebagai keluarga? Sedangkan mereka tak masalah untuk tidak hadir dalam pernikahan Ayu, padahal pernikahan baginya adalah peristiwa sakral dan kejadian yang pasti akan selalu terkenang di hatinya.
Untuk menutupi kesedihannya, Ayu beralasan bahwa ia sudah mengantuk sehingga pembicaraan mereka selesai sampai disitu.