Awalnya Ayu mengira gaun pengantinnya merupakan sewaan, tapi ternyata pilihan gaun pengantin yang dipilihkan untuknya merupakan gaun pengantin baru, baik 3 model kebaya putih maupun kebaya berwarna dominan biru, hijau, emas, pink dan hitam.
Untunglah semua baju ukurannya tak masalah untuk Ayu, pas dibadan sehingga gampang dalam memilih sesuai keinginan.
Baju akad pengantinnya berupa atasan kebaya warna putih panjang dengan ekor hingga menyeret ke lantai. Bahan atasan kebayanya, bagian luar merupakan gabungan bahan dari bahan brokat putih berpayet emas dan tile dengan taburan gliter, sedangkan furing didalamnya berupa bahan errow sehingga bajunya tidak transparan dan terasa lembut di kulit.
Bawahannya dipadu dengan Jarik bahan batik warna terang. Sedangkan kerudungnya ada 2, pertama berupa bahan chiffon yang akan dibentuk sederhana karena ditambah sunda siger dan untaian bunga melati, lalu disampirkan diatas kepala kerudung berbahan sama dengan kebayanya.
Sedangkan untuk resepsinya, Ayu dipilihkan oleh mba Reni dari bahan brokat hitam yang bertaburkan permata dari atas hingga ke bawah dengan bentuk mermaid sehingga membentuk lekukan tubuh indah Ayu yang dilapisi furing shantung warna hitam.
Bagian pinggang diberi pelapis bahan tafetta polos mengkilap yang membentuk rok panjang hingga menyapu lantai dengan bagian depannya terbuka sehingga tetap terlihat lekukan gaunnya tetapi menutupi bagian samping dan belakang kaki hingga pantatnya Ayu. Rok tambahannya itu menyatu dengan sabuk besi bertabur cristal kecil yang dikaitkan di bagian depan berbentuk kristal besar. Kerudungnya berupa pashmina hitam bahan cerutti yang dipadukan dengan pashmina glitter yang mengkilap.
Wedding dress yang ke 3, Ayu bebas memilih, maka ia memilih kebaya biru modern dengan bahan brokat dominan biru dengan gradasi payet emas dan bunga tempel putih yang menyatu dengan rok polos warna biru berbahan tafetta yang mengembang panjang hingga menyeret lantai dengan ujungnya berpayet. Kerudungnya 3 lapis, perpaduan biru, emas dan putih bahan satin.
- * * * -
Selain memilih busana pengantin, mereka juga pergi berbelanja lagi. Walaupun Ayu menolak, tapi mba Reni sangat memaksa dan tidak menurut seperti Rashid.
Mba Reni beralasan bahwa ke depannya Ayu akan menghadiri pesta - pesta, akan mempermalukan citra Rashid sebagai seorang pangeran yang pasangannya memakai gaun maupun baju yang pernah dipakainya dulu walaupun itu cuma 2x.
Apalagi saat pesta pasti akan bertemu banyak orang penting bahkan paparazi sehingga pernikahan rahasia mereka akan cepat diketahui dan menjadi rahasia umum. Setelah semua orang tahu, pasti paparazi akan selalu membuntuti mereka kemanapun mereka pergi. Akhirnya terpaksa Ayu mengalah.
Akhirnya mereka pergi ke berbagai butik dan berbagai distro di sepanjang kawasan jalan Ciheuleut, serta Factory Outlet di sepanjang jalan Pajajaran.
Rencana awalnya tujuan mba Reni hanya butik dan distro saja, tapi Ayu meyakinkan mba Reni untuk memilih juga FO walaupun kualitas butik lebih bagus daripada FO, tapi kalau di FO cermat dalam memilih maka akan mendapatkan kualitas barang yang bagus dengan harga miring.
Mba Reni sangat ahli dalam fashion sehingga ia memilihkan koleksi baju Ayu sesuai dengan bentuk tubuh dan sesuai karakternya serta memadu padankan busananya dengan hijab, aksesoris perhiasan dan sepatu sehingga mereka baru selesai berbelanja hingga kaki Ayu tak kuat berjalan lagi karena mereka keluar masuk butik, distro dan FO selama 5 jam hingga waktunya magrib tiba barulah mereka pulang ke villa.
Sewaktu perjalanan pulang, Ayu mengeluh ke Ahmad bahwa kakinya pegal - pegal. Tentu saja Ahmad menyampaikan hal itu ke Rashid melalui whatsapp supaya tak diketahui oleh Ayu.
Rashid yang membaca WA itu, menjadi khawatir akan keadaan Ayu dan menyuruh Mat segera memanggil tukang pijat reflexy ke villa mereka. Rashid takut besok Ayu malah tak dapat berjalan akibat aktifitas hari ini yang melelahkannya.
- * * * -
Sebelum tukang pijat datang, Rashid baru datang dari luar, bertemu Ayu yang sedang menonton tv. Rashid ke kamarnya sebentar lalu turun lagi dan duduk di samping Ayu.
"Hai, bagaimana kabarmu hari ini? Menyenangkan belanja lagi?" Tanya Rashid.
"Huh siapa yang senang? Yang ada badan pegal - pegal tahu. Padahal tadi sebelum siang sudah enak dipijat - pijat, tapi ternyata itu untuk mengumpulkan tenaga buat dikuras tenaganya hanya untuk berbelanja. Mba Reni lebih galak dan cerewet daripada kamu" keluh Ayu.
Rashid hanya bisa tertawa "Hahaha.. Berarti dia lebih cerewet dari kamu donk. Soalnya kamu kalah darinya, buktinya dia berhasil mengajakmu belanja lagi" kata Rashid yang membungkuk mengangkat kaki Ayu yang sebelumnya berada di bawah menginjak lantai, dipindahkan kakinya ke pangkuan Rashid yang duduk disamping Ayu sehingga tubuh Ayu menghadap ke samping Rashid.
Kaki Ayu dipijat ringan oleh Rashid "Bagaimana pijatanku? Lebih enakan pijatanku atau tukang pijat tadi pagi?" tanya Rashid.
"Tentu saja tadi pagi, kan sudah terlatif profesional" jawab Ayu jujur.
"Baiklah kali ini aku kalah, tapi lain kali aku pasti akan memberikan pijatan plus - plus tiada bandingannya. Tukang pijat bahkan tak ada apa - apanya. Kau pasti akan ketagihan dibuatnya" janji Rashid.
"Hahaha.. Mana mungkin. Meski kau berlatih 1000 tahun lagi, pasti akan kalah" Ayu mengira bahwa perkataan Rashid hanya bualan.
"Oke besok malam akan kubuktikan kata - kataku, tunggulah tanggal mainnya. Kalau aku menang, maka kau harus menuruti kata - kataku. Kalau kau menang maka aku akan menuruti kata - katamu" tantang Rashid.
"Oke siapa takut? Tapi jangka waktu menuruti kata - katanya itu berapa lama? Biar lebih jelas" tantang Ayu.
"Seminggu" jawab Rashid.
"Lama sekali" keluh Ayu.
"Kalau begitu 3 hari" kata Rashid.
"Tidak, hanya sehari saja titik" keputusan Ayu.
"Oke baiklah sehari, deal" kata Rashid.
Mereka saling berjabat tangan dengan sekali hentakan Ayu berkata "deal"
"Kali ini aku memanggil tukang pijat ke villa, jadi tunggu saja ya" kata Rashid.
"Benarkah? Hore..." kata Ayu yang tak sadar memeluk Rashid sebagai ungkapan rasa bersukurnya.
"Kalau begitu aku akan beres - beres kamar dulu. Nanti tolong bilangin aja suruh masuk ke kamar Ayu. Ditunggu di sana" kata Ayu dengan nada riang yang buru - buru akan masuk ke kamarnya.
Sebelum Ayu naik tangga, "Tunggu dulu Ayu" kata Rashid yang berhasil membuat Ayu membatu lalu Ayu melirik ke belakangnya ke arah Rashid.
Rashid mengambil kotak beludru kecil berwarna hitam dari saku bajunya lalu dibukanya kotak itu sambil berkata "Maukah kau menikah denganku?" tanya Rashid yang bertekuk sebelah lutut.
Ayu kaget akan perbuatan Rashid "Bukankah besok acara pernikahannya? Ataukah diundurkan acaranya? Tapi tetap aja sepertinya terlambat untuk melamarku seperti ini karena aku sudah berkata menerimanya kan" jawab Ayu dengan bingung.
"Tak ada kata terlambat, aku melakukan ini untuk memperbaiki keadaan yang sudah kacau. Lagipula ini cincin ibuku jadi aku harus melakukan dengan benar dalam menyerahkan cincinnya kepada calon menantunya" jawa Rashid.
"Wow benarkah cincin ibumu? Tidak tidak tidak.. Beliau pasti akan marah apabila aku memakainya. Benda berharga ini seharusnya kau berikan kepada calon istrimu yang lain" tolak Ayu yang mengira pernikahan mereka bakalan ditolak oleh orang tua Rashid.
"Tidak apa - apa, aku sudah berjanji akan menyerahkan cincin ini kepada menantu pertamanya. Masih banyak perhiasan miliknya yang akan diberikannya untuk menantunya. Lagipula ini cincin tak berharga. Lihat kan tak ada batu permatanya, hanya ukurannya saja yang kebesaran dijari" ucap Rashid yang berbohong akan nilai dari cincin ibunya.
"Kau benar, sepertinya tak mahal. Baiklah kalau begitu akan ku terima. Tapi kau berdirilah! Tak pantas seorang pangeran berlutut begitu" jawab Ayu akhirnya menerimanya.
Rashid berdiri, mengambil cincinnya dari dalam kotak beludru, lalu memakaikannya di jari manis kiri tangan Ayu.
Setelah terpasang cincinnya, mata mereka saling menatap sedangkan tangan mereka masih dalam posisi berpegangan tangan.
Dengan perasaan kikuk "Eh kalau begitu aku masuk kamar dulu ya. Makasih atas cincinnya yang cantik ini. Permisi" kata Ayu yang buru - buru kabur ke kamar, takut perbuatan mereka lebih dari itu.
- * * * -
30 menit kemudian, Rashid keluar kamar setelah mandi dan mengambil barang yang diperlukan. Tanpa sepengetahuan Ayu, ia keluar villa dan menginap di hotel lain.