Ji Ai adalah seorang perempuan yang sudah mengikuti Luo Yibei sejak ia masih kecil. Ia memiliki kepribadian yang jujur, berani, dan apa adanya. Ia berharap bahwa di usianya yang ketujuh belas, ia bisa mendapatkan Luo Yibei hanya untuk dirinya seorang Semua yang terjadi semalam benar-benar berhasil berjalan sesuai dengan rencana Ji Ai, mulai dari kamar hotel yang telah disiapkan sampai ke langkah terakhir. Namun, Ji Ai benar-benar tidak menduga bahwa hal yang seperti sekarang ini bisa terjadi.
Sebenarnya, Luo Yibei sudah menduga bahwa semua ini pasti ada kaitannya dengan Ji Ai sejak wartawan mulai berbondong-bondong datang. Ia sengaja mencium Fang Chixia di depan banyak wartawan untuk membuat Ji Ai mundur dengan sendirinya. Ji Ai adalah anak perempuan dari keluarga Luo. Bagi Luo Yibei, Ji Ai sudah seperti adiknya sendiri.
"Ka... kamu..." Ji Ai terbata-bata karena ia sangat terkejut. Ia hanya bisa menatap Luo Yibei dengan mata merah dan berkaca-kaca tanpa mampu menyalahkan Luo Yibei. Akhirnya, ia hanya bisa mendorong pria itu dan langsung pergi keluar karena sangat sedih.
———
Setelah kembali ke kampus, Fang Chixia belum keluar dari kamarnya selama dua minggu. Fang Rong telah meneleponnya hingga berkali-kali dan selalu mencari cara agar ia mau keluar, namun ia selalu menolaknya. Bagaimanapun, Fang Rong tidak menyerah begitu saja dan bahkan datang ke kampusnya berkali-kali. Teman sekamar Fang Chixia yang bernama An'an sampai tidak tahan lagi melihat hal ini.
"Aku beritahu kamu, Xiaxia. Lebih baik kamu cepat menemukan pria yang mau menikahimu. Kamu harus menemukan seseorang yang lebih kuat dari keluargamu sehingga kamu tidak perlu belajar terlalu keras. Jika ada pria yang bisa merawatmu, kamu juga tidak perlu khawatir masalah pekerjaan. Dan yang paling penting, kamu tidak perlu khawatir memikirkan si brengsek yang mengganggumu setiap hari dan tidak mau melepaskanmu," kata An'an dengan sungguh-sungguh sambil meletakkan tangannya di bahu Fang Chixia.
"Pria? Apa kamu ingin berubah menjadi pria?" tanya Fang Chixia sambil melirik An'an.
"Baiklah. Tipe seperti apa yang kamu inginkan? Seperti Kak Xiao Ma atau Takeshi Kaneshiro?" An'an balik bertanya dengan nada bercanda sambil mengerutkan kening pada Fang Chixia.
"Jangaaaan..." kata Fang Chixia tidak setuju. Kemudian, ia mengambil pakaian dan pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Menikah? Pacar saja aku tidak punya. Bagaimana caranya bisa menikah? batinnya.
"Hei, aku berkata dengan serius! Ini metode yang bagus. Apakah kamu tidak mau mempertimbangkannya?" An'an terus memberikan saran pada Fang Chixia sambil berjalan mengikuti Fang Chixia. Ia akhirnya berhenti di depan kamar mandi karena Fang Chixia segera menutup pintu. Ia pun cemberut sambil memegang hidungnya yang sakit karena terantuk pintu sebelum pergi. Namun, ia sempat berbalik sebentar dan menambahkan, "Kamu tidak punya pilihan lain sekarang!"
Fang Chixia yang sedang berganti pakaian di kamar mandi mendadak terdiam sejenak, lalu melepas dan mengganti pakaiannya sambil merenung. Meskipun sebenarnya An'an tidak serius, kata-kata itu juga tidak ada salahnya. Menemukan seseorang untuk untuk dinikahi adalah pilihan yang terbaik.
Setelah selesai berganti pakaian dan keluar dari kamar mandi, Fang Chixia langsung disambut kembali oleh An'an yang terus membahas tentang pernikahan dini. Bahkan, ia bersedia untuk membantu Fang Chixia memilih seorang pacar.
"Kemarilah, Xiaxia! Lihat! Bagaimana menurutmu? Dia adalah kakak kelasku saat masih SMA. Aku bisa mengenalkanmu padanya. Apakah kamu mau mengatur jadwal untuk kencan buta dengannya?"
Fang Chixia belum menjawab, tapi An'an kembali berbicara, "Ada juga yang ini. Ini juga bagus. Dia masih berkerabat denganku dan kami berhubungan baik. Aku bisa mengenalkannya padamu jika kamu mau."
Fang Chixia masih saja diam saat An'an kembali menunjukkan orang lain dan bertanya, "Atau yang ini? Dia memiliki latar belakang yang bagus." kata An'an.