"Hei! Kenapa kamu tidak hati-hati?" gurau salah satu pria.
Pria lain berusaha mengulurkan tangan untuk menolong Fang Chixia, seolah ingin agar ia mengangkat wajahnya. Matanya menyipit melihat orang-orang itu dan ia cepat-cepat menutupi wajahnya dengan tangannya. Sebelum pria itu menyentuhnya, ia segera menghindar dan berdiri. "Mohon maaf. Jika tidak ada hal lain lagi, saya mau pergi dulu," kata Fang Chixia tanpa menoleh ke arah mereka.
Fang Chixia terus menundukkan kepalanya, lalu berniat untuk pergi dari ruangan itu. Namun, baru saja ia mengambil beberapa langkah, tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang. "Apakah kakak membiarkanmu pergi?" kata salah satu pria yang berdiri dengan malas sambil berjalan ke arahnya. Ia hanya terdiam membeku dan tidak bergerak karena pria itu membawa pistol. "Karena kamu telah datang kemari, temani tuan-tuan ini untuk minum. Aku jamin kamu akan mendapat keuntungan."
Fang Chixia mendengarkan kata-kata pria itu dengan tenang sambil memikirkan cara untuk menghadapinya. Ia berpikir setelah melihat bagaimana kacaunya keadaan di ruangan itu dan terlepas dari pistol yang mengancamnya dari belakang, ia tahu bahwa akan terjadi hal-hal yang tidak baik jika ia tetap berada di dalam ruangan itu. Ia menutupi kepalanya dengan kedua tangannya dan bergegas pergi dari ruangan itu. Keberanian Fang Chixia sangat besar sehingga menurutnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Hei! Kenapa kamu pergi? Kamu tidak mau di sini lebih lama lagi? Kamu sudah datang ke tempat seperti ini, jadi kamu tidak perlu berpura-pura lugu!" kata pria itu dengan marah.
Tiba-tiba, terdengar suara tembakan dan disertai teriakan para wanita yang ada di ruangan itu. Fang Chixia tidak berani melihat ke arah belakang dan terus berlari kencang ke arah pintu. Namun, saat sampai di pintu, tiba-tiba sebuah pisau belati melayang ke arahnya dan membuat nyalinya menciut. Ia merasa seperti sedang bertemu musuh dari arah depan dan belakang.
Fang Chixia terus memegangi kepalanya dengan panik sambil terus menghindar. Tapi, entah mengapa belati itu ternyata melewatinya dan justru terbang ke arah belakang hingga membuat senjata pria yang tadi akan menembaknya jatuh ke tanah. Ia berhenti sejenak, lalu menoleh ke belakang untuk melihat dan mengikuti dari mana datangnya belati itu. Ketika ia melihat ada seorang pria yang mendekat ke arahnya, matanya berkilat-kilat gembira. Tanpa perlu dikomando, ia berlari ke arah datangnya pria tersebut.
"Aku tahu kamu tidak akan membiarkanku mati," kata Fang Chixia. Ia segera berlari ke arah Luo Yibei dan bersembunyi di belakangnya.
"Dari mana kamu mendapat pikiran seperti itu?" tanya Luo Yibei sambil perlahan-lahan memasuki ruangan.
"Kalau tidak, mana mungkin kamu menyelamatkanku?" jawab Fang Chixia sambil mengikuti Luo Yibei dari belakang. Ia menatap balik para pria di ruangan itu yang menatapnya dengan tatapan jahat. "Ku serahkan urusan orang-orang ini padamu," katanya. Ia yakin bahwa Luo Yibei tidak akan berpangku tangan.
Luo Yibei menatap Fang Chixia dengan tatapan dingin. Ia sejenak terdiam, tapi ia juga tidak membantah apapun. Pria yang tadi menembakkan pistolnya mencoba mengambil pistol itu kembali, tapi Luo Yibei segera menendang pistol itu.