Luo Yibei menatap Fang Chixia dengan sangat dingin dan melanjutkan, "Kamu boleh memilih untuk tidak menerimanya. Tapi, aku bukan pusat bantuan di sini. Jika kamu nanti membutuhkan bantuan, kamu bisa menerima tawaranku. Pertimbangkanlah matang-matang."
"Maaf, tapi aku menolaknya."
kata Fang Chixia.bahkan tidak ragu-ragu untuk menolak tawaran Luo Yibei dan mengembalikan kartu itu, lalu berbalik pergi dan berjalan lurus tanpa melihat lagi ke belakang. Ia berpikir bahwa sekarang tubuhnya sudah tidak utuh lagi dan ia tidak mau kehilangan harga dirinya. Sementara itu, Luo Yibei memandang kartu yang saat ini dipegangnya. Ia tidak percaya bahwa wanita itu tidak akan kembali mencarinya lagi. Ia berpikir bahwa ini hanyalah masalah waktu. Selama dua dekade, ia tidak pernah kalah dalam bertaruh.
———
Setelah kembali, Fang Chixia tidak mau memasukkan omongan Luo Yibei dalam hati dan ia melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasa. Ia pergi ke kampus, kembali ke apartemennya, dan bahkan sudah tidak memikirkan masalah itu. Sekarang, ia benar-benar berharap ada orang yang bisa menolongnya. Jika boleh ia berkata, ia berharap bisa keluar dari keluarga Fang dan tidak mau kembali lagi. Tidak masalah jika memang ia harus menikah, selama itu bisa menyingkirkan Fang Rong, tapi saat ini ia masih belum bisa menerima orang lain menjadi kekasihnya.
Sepulang kuliah, Fang Chixia tidak keluar dari apartemennya selama lima hari. Namun, ia mempunyai jadwal wawancara di akhir pekan karena ia telah melamar untuk pekerjaan paruh waktu di perusahaan bernama Rong Xi International. Perusahaan ini merupakan perusahaan desain perhiasan terbesar di Asia dan Eropa. Desain perhiasannya sangat cantik dan elegan sehingga, kabarnya, banyak kalangan selebritis dunia dan keluarga bangsawan yang memesan perhiasan di perusahaan ini.
Saat Fang Chixia turun di halte bus dekat Gedung Rong Xi dan berniat untuk berjalan ke perusahaan tersebut, tiba-tiba sebuah mobil sport hitam berhenti di sampingnya. Ia terdiam sejenak, kemudian memalingkan muka. "Lama tidak berjumpa, Fang Chixia," kata Fang Rong setelah membuka jendela mobilnya.
"Kenapa kamu di sini?" tanya Fang Chixia.
Fang Chixia merasa tulang punggungnya sangat dingin. Tanpa sadar, ia berjalan mundur dan membalikkan badannya lalu kabur. Fang Rong mendengus, kemudian mengikutinya. Fang Chixia berlari menggunakan kakinya, sedangkan Fang Rong mengikutinya menggunakan mobil sehingga tentu saja tidak sebanding. Ia menjadi sangat panik dan membatin, Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?
Tidak jauh dari sana, sebuah mobil sport putih melintas menuju parkiran Gedung Rong Xi. Namun, ketika orang yang mengemudikan mobil itu melihat sesuatu, ia pun memundurkan mobilnya. Saat ia melihat Fang Chixia dan Fang Rong, sebuah senyum mengejek terbit di wajahnya. Ia tidak turun dari mobil dan juga tidak melakukan apapun. Ia hanya duduk di mobilnya sambil menonton kejadian itu dengan wajah tanpa ekspresi.
Ketika Fang Chixia melihat orang yang ada di dalam mobil putih itu, ia menghentikan langkahnya. Ia terdiam, terpaku, dan membatin, Apakah ini takdir? Ia merasa bahwa setiap ada bahaya, mereka selalu bertemu. Mereka saling menatap dari jarak beberapa meter dan Fang Chixia menatapnya dengan tenang, seolah ingin berjuang untuk menahan sesuatu. Ia mengedipkan matanya selama beberapa saat, lalu berjalan ke arah orang yang berada di mobil tersebut.