"Apa yang kamu inginkan?" tanya Fang Chixia. Ia berusaha menarik kakinya keluar. Tapi, setelah beberapa saat ia mencoba melepaskan diri dari Luo Yibei, usahanya tidak berhasil. Setelah ia tidak lagi memberontak, ia bertanya, "Kenapa kamu terus menahanku? Apakah tidak membosankan?"
"Oh. Lalu, apa yang menurutmu menarik?"
Luo Yibei menatap Fang Chixia dalam waktu yang lama dan perlahan melepaskan cengkeramannya. Ia pun menatap balik Luo Yibei selama dua detik. Lalu, tiba-tiba ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh pria itu dan mencium bibir pria itu. Ciuman itu tidak terlalu dalam, bagaikan capung yang sedang mencium air. Meskipun bibirnya hanya diam dan menempel di sana, ciuman itu sudah bisa membuat tubuh Luo Yibei menegang. Pria itu merasa bibirnya seakan disengat listrik.
Fang Chixia menatap Luo Yibei dengan seksama. Sudut matanya menyipit dan melirik ke arah sabuk handuk mandi pria itu. Lalu, tangan mungilnya perlahan bergerak menuruni dada pria itu. Ia membuang mukanya sesaat dan Luo Yibei segera melepaskan sabuk jubah mandinya.
Saat itu, sabuk mandi Luo Yibei terikat dengan begitu rumit hingga Fang Chixia sempat gagal melepasnya. Sebenarnya bukan ia yang terlalu lambat, tetapi pria itu yang terlalu cepat bergerak. Ia refleks hendak turun dari tempat tidur setelah Luo Yibei merenggangkan sabuk jubah mandinya. Namun, sebelum ia turun dari ranjang itu, Luo Yibei segera menangkapnya dengan cepat bagaikan macan tutul.
"Jika berani mati, jangan menyesal menghadapi akibatnya," kata Luo Yibei.
Fang Chixia terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Luo Yibei. Sebelum ia sempat memberikan reaksi apapun, tubuhnya didorong hingga jatuh ke atas bantal dan ditutupi selimut.
———
Malam berlalu begitu lambat dan Fang Chixia seperti tidak bisa bernapas dengan tenang. Ketika ia akhirnya membuka mata, hari sudah berganti dan matahari sudah bersinar cerah. Kamar itu sekarang begitu berantakan. Pakaian tersebar di mana-mana dan seprai sangat berantakan.
Luo Yibei yang berbaring di sebelah Fang Chixia kelihatannya masih tertidur karena mata pria itu masih terpejam. Saat Fang Chixia terbangun, ia merasa setiap inci tubuhnya begitu sakit. Kepalanya sangat sakit, seakan baru saja dipecah lalu disatukan lagi. Ketika ia bergerak, ia merasa kesakitan di sekujur tubuhnya.
Bajingan!! Fang Chixia mengumpat pada Luo Yibei dalam hati. Ia pun mengambil pakaian yang berserakan di kamar itu lalu mengenakannya kembali. Namun, ia tak langsung meninggalkan kamar itu. Ia juga tidak tahu apakah Fang Rong telah pergi dari sana atau belum.
Semalam, Fang Chixia beruntung karena tidak terkena cengkeraman iblis itu. Jika semalam ia keluar dari kamar ini, mungkin ia tidak akan seberuntung ini. Ia merenung sejenak dan akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di kamar. Ia berniat untuk menunggu pria itu bangun dan pergi bersama.
Fang Chixia memang tidak tahu identitas Luo Yibei. Namun, setelah ia semalam melihat bahwa Fang Rong dan pelayan tidak berani menerobos masuk, ia menyimpulkan bahwa pria ini pasti bukanlah orang sembarangan.
Saat ini, Fang Chixia merasa lemas seakan tubuhnya tidak bertulang. Meskipun semalam ia berniat membunuh Luo Yibei, hari ini ia tidak punya pilihan lain selain harus bergantung pada pria itu. Sekarang, ia berpikir untuk pergi dari tempat ini dengan memanfaatkan Luo Yibei. Setelah ia berhasil keluar dan kembali berhadapan dengan Fang Rong, ia akan menghindar dengan caranya sendiri.
Fang Chixia melihat pria yang ada di hadapannya. Semalam, ia sudah memberikan tubuhnya pada pria itu. Jika ia tetap bersama pria itu, ia juga akan kembali menderita. Bagi Fang Chixia, lebih baik digigit anjing hingga beberapa kali daripada harus bersama pria itu.
Setelah memikirkan semua ini, Fang Chixia segera pergi ke kamar mandi. Lalu, ia mengisi air di bak mandi sampai penuh dan berendam di dalam air. Sejak semalam sampai sekarang, baru sekarang ia bisa santai.