Fang Chixia berendam selama 40 menit. Setelah berlama-lama di dalam kamar mandi, ia melilit tubuhnya dengan handuk dan hendak berjalan keluar. Namun, tiba-tiba terdengar ketukan dari luar pintu. Fang Chixia diam sejenak dan ia mendadak merasa jantungnya berdebar.
"Siapa?" tanya Fang Chixia. Ia takut jika itu adalah Fang Rong sehingga ia pun bertanya dengan hati-hati.
Suara hormat terdengar dari luar pintu. "Nona, saya pelayan yang datang untuk mengantar makanan."
Fang Chixia menghembuskan napasnya dan berjalan pelan ke arah pintu. Saat ia sedikit membuka pintu kamar mandi, tiba-tiba terdengar keributan dari luar.
"Tuan Luo, dengar-dengar Anda semalam berkencan bersama Nona Ji Ai di sini. Apakah itu benar?"
"Tuan Luo, ada hubungan apa Anda dengan Nona Ji Ai?"
"Tuan Luo, Nona Ji Ai baru berusia 17 tahun. Soal masalah semalam, apakah ada sesuatu yang ingin Anda jelaskan?"
"Dengar-dengar, Nona Ji Ai sering keluar masuk rumah Tuan Luo. Bagaimana penjelasan Anda mengenai hal ini?"
"Berapa lama kalian berkencan? Apakah sudah disetujui oleh keluarga?"
Satu demi persatu pertanyaan terus bergulir seperti gelombang panas. Fang Chixia tidak menanggapi pertanyaan yang ada di depannya. Kilatan-kilatan cahaya terus menghujaninya dan suara jepretan kamera masih terus-menerus terdengar.
Fang Chixia yang saat itu masih mengenakan handuk mandi di kepalanya langsung refleks menundukkan kepala dan mengangkat tangan untuk menutupi wajahnya. Ia ingin menutup pintu kembali, namun terlalu banyak dorongan dari luar pintu. Dengan kekuatannya sendiri, ia tidak bisa menahan beban begitu banyak.
"Jangan foto... Jangan foto lagi..." kata Fang Chixia.
Fang Chixia menutupi wajahnya dan berusaha menghindar dari jepretan para wartawan. Namun, kerumunan wartawan yang ada di sana seperti sekelompok lebah yang keluar dari sarangnya dan mengerubunginya. Kini, mereka saling dorong-mendorong satu persatu. Ia didesak oleh sekelompok kerumunan itu hingga terdorong mundur dan tubuhnya menghantam dinding.
Fang Chixia segera berusaha menstabilkan dirinya sendiri. Tepat saat ia akan terjatuh, ada sepasang lengan yang dengan cepat memegang pinggangnya. Ketika ia mendongakkan kepalanya, sudah banyak orang mengelilinginya dan kini Luo Yibei turut berdiri di sampingnya. Pria itu mengenakan jubah mandi dan membenamkan kepala Fang Chixia dalam dekapan lengannya. Saat sang tokoh utama muncul, para wartawan seketika semakin heboh.
"Tuan Luo, katakan sesuatu..."
"Benar. Katakan, Tuan."
Kerumunan wartawan itu semakin berdesak-desakan ke arah Fang Chixia dan Luo Yibei. Berderet kamera terus merekam dan mengambil gambar mereka. Fang Chixia tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Ia tidak ingin memperlihatkan wajahnya sehingga ia hanya menundukkan kepalanya ke lengan Luo Yibei.
Kemarin Fang Chixia masih seorang mahasiswa yang bersih dan polos seperti kertas putih. Namun, hari ini ia telah ternoda. Ia pun berpikir bahwa jika ia terjerat di hadapan begitu banyak wartawan seperti ini dan harus menikah karena kejadian semalam, apa pendapat orang-orang yang ada di kampusnya nanti? Selain itu, ia juga tidak mau menyampaikan kejadian semalam pada ayah angkatnya. Ia sekarang menjadi bingung. Ia hanya bisa terus-menerus menutupi wajahnya dan tidak mengangkat kepalanya sedikitpun.