Napas Fang Chixia membuat Luo Yibei tertegun. Jantungnya seperti dibelai tangan lembut yang membuatnya menjadi geli. Fang Chixia yang saat itu berada di pelukan pria itu merasa napasnya sangat terganggu. Napas yang ia hembuskan beraroma anggur yang unik dan harum. Kulitnya yang putih mulus seperti salju dan porselen mulai merona merah muda. Wanita itu kini tampak seperti kelopak bunga persik yang mengambang di air.
Angin bertiup sepoi-sepoi di kamar tersebut. Aroma Fang Chixia yang tertiup di udara lama-lama tercium di hidung Luo Yibei. Ia diam-diam memandang wajah Fang Chixia dan mengamati reaksinya. Ia juga mengamati hal aneh pada diri Fang Chixia.
"Apakah seseorang meresepkan obat untukmu?" tanya Luo Yibei dengan suara yang sangat rendah. Dibandingkan dengan sikapnya yang sebelumnya acuh tak acuh, nada bicaranya saat ini terdengar lebih malas. Sebenarnya ia mengatakan hal ini dengan biasa saja, tetapi seperti ada sedikit ketertarikan dalam pertanyaannya.
"Itu bukan urusanmu," jawab Fang Chixia. Ia meremas telapak tangannya sendiri dan tidak melihat ke arah Luo Yibei.
Luo Yibei mengerutkan keningnya, lalu berkata santai, "Tapi, sepertinya kamu sangat membutuhkan bantuan."
Fitur wajah Fang Chixia begitu indah. Dagunya kecil, hidungnya mancung, dan kulitnya lebih putih dari salju. Ia tampak murni dan begitu cerah. Bahkan, wajahnya dapat membuat orang langsung takjub dan terpesona tanpa perlu diubah sedikitpun. Wajahnya sangat cantik, terutama di saat seperti ini. Mata Luo Yibei tertuju pada bibirnya yang merekah seperti sakura dan tiba-tiba saja, pria itu menekan tubuhnya.
Tubuh Luo Yibei begitu tinggi hingga mencapai sekitar 188 cm, sedangkan Fang Chixia hanya sekitar 166 cm. Sebenarnya, tubuh Fang Chixia tidak pendek untuk ukuran rata-rata perempuan pada umumnya. Namun, jika dibandingkan dengan Luo Yibei, ia terlihat begitu mungil. Ketika Luo Yibei menekankan tubuhnya, semburat ekspresi memaksa muncul di wajah pria itu.
Fang Chixia mengangkat kepalanya dan ingin berjuang melepaskan diri. Namun, tubuh Luo Yibei malah semakin melekat padanya. Pria itu memandangnya sejenak, lalu mendorong bibirnya yang dingin ke bibir Fang Chixia yang bersuhu kontras dengannya. Tubuh Fang Chixia seketika menjadi kaku dan ia merasa seperti timah yang dipanaskan. Ia ingin lebih dekat dengan Luo Yibei. Ia menginginkan hal yang lebih jauh dengan pria itu.
Namun, saat pikiran itu baru saja muncul, Fang Chixia segera menarik dirinya kembali. Kemudian, ia mendorong Luo Yibei dan berusaha menjauhkan diri darinya. Ia memalingkan wajahnya dan mencoba menahan diri untuk tidak memandang wajah pria itu lagi.
"Lumayan juga kemampuanmu," komentar Luo Yibei sambil menatap Fang Chixia dengan wajah acuh tak acuhnya.
Pria ini adalah seorang bajingan, begitu hasil evaluasi Fang Chixia untuk Luo Yibei. Dalam keadaan yang seperti ini, apakah menurutnya hal ini menyenangkan? batinnya.
Luo Yibei tidak mempedulikan ekspresi marah Fang Chixia. Tangan besarnya memegang bahu wanita itu dan menariknya ke dekapannya. "Katakan padaku, bagaimana bisa kamu masuk? Jujurlah saja. Mungkin aku bisa membuatmu merasa lebih baik nanti."
"Pintu kamarmu sudah terbuka saat aku datang," jawab Fang Chixia. Ia tidak mengerti kenapa pria ini tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti ini. Namun, ia tetap berusaha menjawab dengan jujur.
"Begitukah? Bagaimana bisa begitu kebetulan?" tanya Luo Yibei. Ia tidak tahu apakah ia harus percaya pada wanita ini atau tidak.