Chereads / ANGGITA and HER STORIES / Chapter 7 - Tujuh

Chapter 7 - Tujuh

Happy Reading !!!

☘️☘️☘️☘️☘️

Tiga hari sudah berlalu namun, perang dingin antara Gita dan Alfa masih terus berlangsung. Keduanya sama-sama saling menjaga gengsi. Alfa masih dengan sikap dinginnya, sedangkan Gita masih sibuk mencari cara menghindar dari Alfa.

"Ta, kantin yok? Gue laper, gue ga pede Ta, jalan sendirian mulu ke kantin. Ayok... temeni gue!" rengek manja Amel pada Gita.

Sebenarnya Gita super mager alias males gerak buat ke kantin, tapi liat muka melasnya Amel, mau tak mau, Gita beranjak dari kursinya dan menemani Amel ke kantin.

Mereka berdua berjalan bersisian menuju kantin yang sudah cukup ramai. Gita memanjangkan lehernya untuk mengamati meja dan kursi mana yang kosong yang bisa ia dan Amel tempati. Akhirnya, ia menemukan bangku di tengah dan mereka duduk di sana.

"Lo, mau pesen apa? Biar sekalian gue peseni?" tanya Amel.

"Gue males makan, Mel, peseni gue jus jambu aja," pinta Gita dan Amel segera berlalu ke arah ibu kantin.

Gita menunduk menatap layar ponselnya yang sudah beberapa hari ini tidak pernah ada notif mengesalkan yang dikirimkan oleh Alfa untuknya. Efek Alfa ternyata berdampak sekali dalam kehidupan Gita sekarang. Gadis itu menghela napasnya.

Gita memilih untuk menscroll isi grup kelasnya yang jarang sekali ia buka. Saat ia sedang fokus membaca isi pesan-pesan tersebut, terdengar langkah kaki dari beberapa pasang sepatu mendekat ke arah tempat duduk Gita.

"Heh!! Lo yang namanya Anggita? Anak IPA1?" tanya cewek rambut coklat sebahu yang berdiri di samping meja Gita beserta dua orang cewek lainnya.

Gita mendongak dan menatap bingung cewek yang tiba-tiba berkata jutek padanya. Mata cewek itu meneliti Gita dari atas ke bawah dengan tatapan sinis.

"Lo siapa? Ngapain nyari gue?" tanya Gita berani.

"Lo denger ya!! Lo ga usah kegatelan ngerusak hubungan gue sama Dimas. Dimas itu cowok gue, ngapain lo ngeupload foto cowok gue di Instagram lo?" Maki cewek itu kepada Gita. Suara makian cewek itu sengaja pake volume maksimal mungkin.

Seluruh isi kantin berasa menonton pertunjukkan gratis. Bisik-bisik orang di sana mulai terdengar. Ada yang sama shocknya dengan Gita ketika tau Dimas punya pacar. Ada juga yang mengejek Gita karena Gita dianggap jadi selingkuhan Dimas.

'Ternyata cowok itu ga bisa dipercaya! Ngaku jomlo padahal punya pacar. Jadi, maksudnya Dimas mau ngejadiin gue selingkuhannya? Dasar Dimas brengsek!!' batin Gita.

'Eh, bukannya gue juga brengsek yah. Gue kan udah punya calon suami malahan. Tapi, calon suami gue aja ga peduli sama gue. Dia juga brengsek!!' Gita bermonolog pada dirinya.

Gita memilih untuk berdiri dan menyangkal apa yang jadi tuduhan dari cewek itu.

"Gue gak kegatelan kayak yang lo tuduhi ke gue. Lagian juga kenapa ga lo tanya langsung dengan yang katanya cowok lo itu! Kenapa lo tiba-tiba marah-marah sama gue? Gue sama Dimas cuma temenan, ga lebih!" jawab Gita tenang namun penuh penekanan.

"Terus kalo lo ga ada affair sama Dimas, ngapain lo ngeupload foto cowok gue? Lo mau dibilang punya cowok gitu? jomlo-jomlo aja, ga perlu ngeupload cowok orang demi gosip murahan itu!"

Skakmat...!! Gita diam ga bisa ngebales ucapan cewek itu lagi. Penyangkalan macam apa lagi yang harus dikatakannya.

Ucapan cewek itu benar adanya. Tapi bukan karena alasan cari sensasi atau supaya jadi gosip. Dia ngeupload foto Dimas yang Gita pikir jomlo juga karena gadis itu pengen buat Alfa cemburu. Harapan ga sesuai kenyataan. Alfa malah marah dan ga peduli sama sekali. Pengen banget Gita bilang alasannya itu ke cewek ini, tapi bukannya Alfa sudah melarangnya untuk bongkar status mereka. Bener-bener serba salah.

Amel berjalan mendekat setelah bersusah payah melewati kerumunan orang. Gadis itu meletakan mangkuk baksonya dan memilih berdiri di samping Gita yang hanya diam terpaku.

"Hmm... Benerkan ucapan gue, lo tuh cuma cewek kegatelan yang hobinya ngerusak hubungan orang lain. Kalo emang ga laku, ga usah ngembat punya orang dong!" Maki pacar Dimas pada Gita.

"Heeeh!!! Jangan sembarangan ngejeblak mulut lo, lo tanya sama cowok lo yang modusin Gita sana," Amel emosi melihat sahabatnya dilabrak cewek kecantikan macem begitu.

"Lo lagi siapa? Ga usah ikut campur deh, ga usah sok ngebela temen lo ini, udah tau temen lo ini PHO, perusak hubungan orang, masih aja lo bela! " ketus cewek itu tajam pada Amel.

Semua orang di kantin berdesas desus atas kejadian ini, memandang remeh Gita.

"Udah puas maki-makinya?"

Gita dan semua orang di kantin terdiam, menoleh ke samping tubuh Gita. Suara rendah dan dingin yang sangat semua orang kenali. Suasana kantin yang riuh mendadak hening.

Sebelah lengan Alfa menarik tubuh mungil Gita merapat ke arahnya.

"Sebagai informasi buat kalian semua. Kenapa Gita ngeupload foto Dimas di Instagramnya, karena dia pengen gue cemburu sama dia. Dan kalian tau? Itu berhasil. Gue cemburu sama apa yang udah Gita lakuin. Kenapa gue cemburu? Itu karena Gue, pacarnya Gita." jelas Alfa datar tanpa ekspresi seperti biasanya.

Gita menoleh dan melotot gak percaya atas apa yang baru dikatakan Alfa di depan semua orang. Gita juga merasakan eratnya Alfa merengkuhnya.

"Dan khusus buat lo," Alfa menatap tajam cewek yang katanya pacar Dimas.

"Ga usah khawatir cowok lo aman. Dimas lo ga selevel sama gue. Dimas bukan selera Gita!" Sedikit narsis, tapi bagai pukulan telak makna yang terkandung di dalam kalimat yang keluar dari mulut Alfa.

Alfa menggenggam erat tangan Gita meninggalkan kantin setelah mengucapkan kalimat panjang itu. Amel dan siswa lainnya masih berdiri diam dengan mulut sedikit menganga, seakan bermimpi ketika melihat dan mendengar Alfa berkata sebanyak tadi.

☘️☘️☘️☘️☘️

Alfa membawa Gita ke ruangan musik. Gadis itu menangis tersedu, kesal dengan dirinya sendiri dan bahagia di waktu yang bersamaan.

Alfa menyenderkan tubuhnya pada dinding sambil bersedekap memandangi Gita yang kini menangis sambil menelungkupkan kepala di atas meja piano. Gita sudah membuang jauh rasa malu untuk menangis tersedu di depan Alfa.

"Ck!!! Lama!" Satu kata itu begitu berefek untuk Gita.

Gita menegakkan tubuhnya, menoleh ke arah Alfa dengan mata merah dan airmata masih menggenang di pelupuk matanya. Gita diam, tidak berkeinginan menghapus jejak airmata yang jatuh dipipinya.

"Udah puas?" tanya Alfa pada Gita, yang dijawab dengan anggukkan lemah.

"Dasar Cengeng!" ejek Alfa yang membuat Gita mencebikkan bibir.

Suasana kembali hening, baik Gita maupun Alfa sama-sama bergeming dari tempatnya. Gita merasa keadaannya begitu awkwark.

"Kak..." Gita menggantung ucapannya, ia tampak ragu mengucapkannya, sedangkan Alfa menatap Gita tetap dengan tatapan datar.

Gita berdehem, menormalkan detak jantungnya yang mulai tidak karuan. Gita menggigit bibirnya kuat.

"Makasih atas bantuan Kak Alfa tadi," ucap Gita dengan cepat tanpa spasi.

Alfa tersenyum samar namun, tak nampak dimata Gita karena Gita menunduk malu. Menyembunyikan rona pipinya yang pasti sudah mulai memerah.

"Bantuan apa?" tanya Alfa datar seolah tidak mengerti atas apa yang diucapkan Gita.

Gita berdecak sambil menghapus sisa airmata yang masih menggenang di pelupuk matanya.

"Bantuan sudah ngebela aku di depan orang-orang tadi." kata Gita.

"Aku ga bantu apa-apa, aku cuma ngomong kebenarannya. Tapi kalo itu bener." jawab Alfa santai.

Gita menelisik wajah Alfa yang terlihat sangat menyebalkan saat mengatakan itu.

"Sekarang, satu sekolah jadi udah tau sama hubungan ini. Ap--a, kak Alfa ga apa-apa?" tanya Gita ragu sambil mencuri pandang ke Alfa yang masih setia bersandar di dinding.

"Bukannya ini yang kamu mau." ucapan Alfa bukan pertanyaan melainkan lebih ke pernyataan.

Gita menoleh sinis ke arah Alfa. Alfa hanya menaikan sebelah alisnya menatap Gita.

"Aku bisa bilang ke satu sekolah lagi, kalo apa yang kakak ucapin tadi cuma sebagai bahan pembelaan buat aku, bukan hal yang sebenernya." ucap Gita kesal.

Gita berjalan menuju pintu keluar ruang musik, bermaksud meninggalkan Alfa sendiri. Ia agak tersinggung atas ucapan Alfa barusan. Seakan-akan dirinya yang mendesak Alfa untuk mengungkap hubungannya.

Belum sempat Gita sampai ke pintu, Alfa menarik lengan Gita, dan membawa tubuh mungil Gita kedalam pelukannya. Gita membeku, merasa dirinya sedang bermimpi. Alfa memeluk Gita.

Diulangi lagi...

Alfa memeluk Gita ...

'Gue ga mimpi kan? Kok nyaman gini sih? Asli ini ga becanda kan? Ga mau lepas... mau gini aja terus. Kak Alfa ga amnesiakan? Kak Alfa ga khilafkan ya ini? Astagadragon!!! Keep calm Gita...' batin Gita.

Gita tersenyum bahagia sambil menyandar nyaman di pelukan Alfa. Gita suka aroma Alfa. Gita suka dipeluk Alfa. Gita suka Alfa.

"Ga mau dilepas? Nyaman banget kayaknya?" tanya Alfa memecah khayalan tinggi Gita.

Gita perlahan melepaskan pelukan nyamannya, mundur dua langkah menjauhi tubuh Alfa, menunduk menyembunyikan raut wajah malunya.

"Hapus foto Dimas, pajang foto aku. Kasih tau semua orang kalo aku pacar kamu. Biar orang tau, level kamu kelas tinggi kayak aku." ucap Alfa sebelum meninggalkan Gita yang mematung mendengar ucapan Alfa barusan.

Gita yang menyadari jika dirinya sudah ditinggal Alfa, bergegas keluar dari ruang musik kembali ke kelas dengan wajah sumringah.

"Narsis banget gunung es!" gumam Gita sambil berjalan ke kelasnya.

☘️☘️☘️☘️☘️

✔️ Komen

⭐️ Vote