Jangan lupa tinggalin KOMEN & VOTE ya
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Happy Reading gengss... 🖤🖤
🌻🌻🌻🌻🌻
"Untung Cantik, kalo enggak. Bisa gila aku, punya pasangan ceroboh juga jorok kayak kamu." gumam Alfa membuat Gita melotot tak percaya.
"Ihhh... Sana pergi! Ngapain sih masuk-masuk ke sini. Gimana coba kalo tadi aku lagi ganti baju. Kakak tuh ga boleh sembarangan masuk kamar cewek. Kebiasaan ya, masuk kamar cewek tanpa permisi." omel Gita dan Alfa mendengarkannya dengan tenang.
"Ngapain diem aja. Untung ganteng, kalo enggak mah, udah aku ....!" Gita terdiam tidak melanjutkan kata-katanya, membuat Alfa mendelik penasaran.
"Udah aku apa? Kenapa ga dilanjutin?" Alfa berdiri dengan memasukkan kedua tangannya di kantung celana sekolahnya sambil menatap Gita.
"Kepo banget sih jadi orang. Sana keluar dari kamar aku!" Alfa menggeram kesal, sedangkan Gita terlihat cuek sibuk memunguti novel yang berserakan.
"Pulang sekolah itu, sepatu dilepas, tas diletakin di tempatnya, kasur diberesin, ganti baju dulu, dan yang paling penting biasain kunci pintu kamar, jangan ceroboh jadi cewek! " Gita menoleh dengan ekspresi menganga ketika melihat Alfa dengan lancarnya menasehati dirinya.
Tidak ada ekspresi apapun yang ditunjukkan Alfa, dirinya tetap memasang tampang datar sedatar triplek.
"Gue ga lagi mimpi kan? Tuh orang beneran lagi ngocehi gue gitu?" Gumam Gita pada dirinya sendiri.
Gita berjalan mendekati Alfa dan berjinjit menempelkan punggung tangannya ke dahi Alfa dengan wajah khawatir. Sedangkan Alfa tampak bergeming dari tempatnya, membiarkan Gita melakukan tindakan anehnya begitu saja.
"Ga demem" gumam Gita.
"Jangan-jangan Kakak kesambet ya? Astaga, Kak Alfa, please deh! Jangan bawa setan ke kamar aku. Udah cukup aku pacaran sama malaikat maut kayak kakak gini, ga perlu juga kali ngajak temen ke sini!" gerutu Gita yang mundur beberapa langkah dari Alfa.
Alfa yang mendengarnya mengerenyitkan dahi kesal. Bisa-bisanya cewek ceroboh bin lebay ini, mengejeknya malaikat maut yang kesetanan.
"Jadi, maksud kamu, aku ini malaikat maut?" tanya Alfa datar, membuat Gita segera menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya dan menggeleng kuat.
"Aduh, sana pulang aja. Lama-lama selain datar kayak triplek Kakak juga nyebelin kayak Cak Lontong deh!" Gita menarik tangan Alfa dan menyeretnya ke arah pintu dengan susah payah.
Alfa masih memilih berdiri bergeming di tempatnya, cowok itu menatap lekat Gita. Gita yang ditatap seintens itu, menunduk jadi salah tingkah.
Alfa menarik tubuh Gita lebih dekat padanya. Gita terbelalak kaget saat Alfa mengecup dahinya lama. Debaran jantung Alfa terdengar jelas di telinga Gita karena tubuhnya yang pendek hanya sebatas bahu Alfa. Sedangkan detak jantung Gita sendiri, seperti sedang dikejar angsa dan anjing dalam waktu yang bersamaan. Bayangi aja betapa kencangnya, demi apapun Gita takut jantungnya lepas dari posisi di dalam tubuhnya itu sangking cepatnya debaran itu.
Alfa melepas ciumannya dan menatap mata Gita intens. Nyawa Gita mendadak hilang persekian detik.
"Jangan lupa kata-kata aku tadi. Tanem di otak. Aku pulang dulu. Jangan kangen. Tapi kalo kangen, ke rumah aja. Aku ada di rumah." Alfa mengacak rambut Gita dan keluar kamar Gita dengan menenteng kembali tasnya di bahu sebelah kiri.
Gita masih berdiri sambil mencubit pipinya kuat dan merasakan sakit. Gita pikir ini cuma mimpi semata.
"Awww... ternyata bukan mimpi."
"Ya ampun, kenapa kak Alfa mendadak kayak Le mineral yaa... kayak ada manis-manisnya gitu." gumam Gita excited sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
🌻🌻🌻🌻🌻
Gita menatap layar ponselnya lama, beberapa Chat masuk dari nomor yang tidak dikenal dan mereka mengajak kenalan.
"Hari gini ngajak kenalan lewat SMS, udah ga jaman woy!!" gumam Gita saat menatap SMS dari nomor yang tidak diketahuinya.
Muncul lagi notifikasi dari aplikasi whatsappnya, menampilkan chat yang hampir kurang lebih sama dengan isi chat yang dikirim lewat SMS.
Gita dengan cepat mengecek display picture sang pemilik. Dibilang artis bukan, karena Gita sama sekali belum pernah melihat artis berwajah seperti orang itu, dibilang fake alias majang foto orang lain juga kayaknya enggak soalnya hasil jepretannya dari kamera ponsel. cowo itu terlihat cukup tampan, memiliki berhidung mancung dan penampilan di fotonya cukup oke.
Cowok berhoodie merah itu mengirimkan chat Anggita untuk mengajak berkenalan, aksi balas membalas pun dilakukan Anggita dan cowok itu yang diketahui Gita namanya ANDREW JAY. Andrew mengaku mendapatkan nomor ponsel Anggita dari salah satu komen di instagram milik Gita.
"Dih, gila yah, ini tuh modus banget sih, bilang dapet dari komenan IG gue! Ya kali gue mau bukain satu persatu komenan yang bejibun gitu." gumam Gita.
Akhirnya Gita memilih mengabaikan pesan yang masuk berkali-kali dikirim oleh Andrew padanya. Gita lebih memilih tidur sendiri dibanding mengharapkan si Malaikat Maut yang tampan itu mengiriminya chat selamat tidur.
🌻🌻🌻🌻🌻
Wajah tidak bersahabat ditampilkan oleh Gita saat melihat Alfa yang berdiri di samping mobil ketika menunggunya untuk pergi bersama ke sekolah. Pria yang kadar kepekaannya sangat minim itu memilih tidak begitu menghiraukan wajah cemberut Gita pagi ini.
Sepanjang perjalanan, baik Gita maupun Alfa sibuk dengan aktivitas masing-masing. Gita sibuk bermain ponsel, membalas chat Andrew yang semalam belum dibalas.
Andrew ternyata sedikit humoris dan juga pintar merayu sejauh yang Gita rasakan saat chatting dengannya, seperti pagi ini cowok itu sukses membuat Gita tertawa tersipu sendiri membaca chat kirimannya. Sedangkan Alfa terfokus memandang ke depan namun, tidak lagi saat melihat perubahan ekspresi Gita saat ini. Alfa melirik sinis bergantian antara ponsel dan wajah Gita.
"Kamu gila ya?" sindir Alfa membuat Gita menoleh sekilas dan fokus lagi dengan ponselnya.
Entah kenapa Alfa merasa sedikit kesal saat Gita mengabaikan sindirannya dan lebih memilih fokus pada ponselnya. Alfa sengaja mengijak rem secara tiba-tiba dijalanan yang agak sepi membuat ponsel Gita terlepas dari tangannya dan jatuh ke dekat kaki, serta tubuh Gita sedikit maju, untung saja Gita memakai safetybelt jadi kepalanya tidak menabrak bagian mobil.
"Astaga! Kak Alfa... " pekik Gita sedangkan Alfa hanya cuek seakan tidak terjadi apapun dan melanjutkan kembali perjalanan mereka.
"Kak Alfa kenapa sih? Kalo tadi kepala aku kebentur gimana? Ini lagi ponsel aku jatuh untung aja ga pecah. Kakak tau ga, ngedapetin ponsel ini butuh perjuangan lama ngerayu Papa biar dibeliin ponselnya." omelan Gita membuat Alfa tersenyum samar.
"Mangkanya Fokus!" kata Alfa singkat.
Gita menoleh ke arah Alfa dan melotot tajam, " Aku tuh lagi fokus malahan. Sebelum kakak nginjek rem tiba-tiba, jadi kakak yang ngebuyarin fokus aku."
"Kalo fokus, ponsel ga akan jatuh!" ucap Alfa.
"Ya kan aku lagi chat sama Andrew. Jadi kudu liat hape. Gimana sih!" setelah mengucapkan kalimat itu, Gita menutup mulut embernya dengan kedua tangan dan membuang pandangan ke jendela sampingnya.
Gita yakin, setelah ini sisi Malaikat Maut milik Alfa akan segera ke luar. Hanya menunggu waktunya saja.
"Sini ponsel kamu" kata Alfa penuh dengan penekanan, Gita sangat yakin saat ini Alfa dalam mode kejam.
Gita melemparkan ponselnya ke dalam tas dan berpura-pura tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Alfa padanya. Alfa melirik Gita namun, gadis itu memilih membuang muka. Alfa harus menahan emosinya dan rasa penasarannya sampai nanti. Beruntunglah Gita yang terselamatkan karena mobil Alfa sudah memasukki halaman sekolahnya. Gita bergegas turun, tapi ternyata lebih cepat tangan Alfa yang mencekal lengannya.
"Urusan kita belum kelar!" desis Alfa dingin dan penuh dengan penekanan.
Dan Gita hanya bisa menelan ludah, Gita merasa sudah mengeruk kuburannya sendiri.
🌻🌻🌻🌻🌻