Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 7 - Sakit Jantung?

Chapter 7 - Sakit Jantung?

" Saya pikir anda wanita baik-baik!" ucap pria itu.

" Saya memang wanita baik-baik! Permisi!" ucap Tata, lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pergi meninggalkan pria itu. Saat berada di lobby club, tiba-tiba tangan Tata ada yang menarik. Tubuh Tata di dorong ke belakang hingga menempel pada dinding lobby. Wajah tata begitu dekat dengan pria itu, hingga aroma maskulin tercium kembali oleh indra penciuman Tata. Jantung Tata berdetak tak beraturan, saat pria itu menatapnya tajam.

" Kamu cantik! Aku menyukaimu!" ucap pria itu. Tata yang kaget mendengar ucapan pria itu, dengan sekuat tenaga dia mendorong pria itu hingga mundur ke belakang beberapa langkah.

" Tapi aku tidak!" jawab Tata dengan tatapan marah, lalu pergi maninggalkan pria itu yang tersenyum penuh misteri. Kamu bertambah cantik dan seksi, aku sangat menginginkanmu! Kamu pasti jadi milikku! batin pria itu.

" Bos!" panggil seorang pria lain.

" Gue sangat merindukan dia, Ben!" ucap pria itu.

" Iya, Bos!" jawab Ben.

" Tiga bulan nggak lihat dia rasanya seperti seabad!" ucap pria itu.

" Apa yang kita lakukan sekarang, Bos?" tanya Ben.

" Setahun lagi, Ben! Dia akan lulus dan saat itu gue akan melamar dia!" ucap pria itu dengan wajah bahagianya.

" Iya, Bos!" jawab Ben lagi.

" Kita pergi! Besok kita ada meeting pagi-pagi!" ucap pria itu lalu berjalan keluar club sedangkan Tata sudah pergi dengan mengendarai taxi. Ponsel pria itu bergetar, nama Hans tertera di layar.

" Ya? ...Bagus!"

" Dia sampai dengan selamat!" ucap pria itu pada Ben, entah siapa orang yang dimaksudkan olehnya.

Pria itu menutup ponselnya dengan tersenyum. Lalu masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi meninggalkan club tersebut.

" Dasar orang gila! Tampangnya aja ganteng, ramah! Tapi ternyata sama aja dengan pria hidung belang lainnya yang kelakuannya kayak binatang!" gerutu Tata. Menyukaiku! Menyukaiku! Suka apanya? Nafsu, iya lo! batin Tata marah-marah di dalam kamarnya. Tapi kenapa tadi waktu deket sama dia jantung gue berdetak kenceng banget, ya? Apa gue sekarang punya gejala sakit jantung? batin Tata. Padahal kemarin-kemarin gue nggak papa! batinnya lagi.

Cahaya matahari masuk dari jendela kamar Tata yang kordennya lupa ditutupnya, sinarnya menyilaukan mata Tata, dia bangkit dengan setengah sadar menutup korden jendelanya. Dia kembali tidur, karena ini adalah weekend dia ingin bermalas-malasan saja. Ponselnya beberapa kali bergetar saat dia tidur, tapi Tata tidak menghiraukannya. Tata bangun dari tidurnya saat jam menunjuk ke angka 10 lewat dan saat merasakan perutnya kembali berbunyi. Diseretnya kakinya menuju kamar mandi, dilepasnya pakaiannya lalu dia masuk ke dalam shower, setelah selesai mengeringkan tubuhnya, Tata keluar kamar mandi dengan memakai kaos tanpa lengan dan celana jins pendek. Dia membuka lemari esnya dan mengambil telur dan beberapa sayur, lalu memasaknya menjadi telur orak-arik. Diambilnya dua lembar roti tawar dan diolesinya dengan blue band tidak lupa juga segelas susu disiapkannya di meja makan. Tata makan sambil membaca buku, kemudian dia mencuci piring dan pakaian. Diraihnya ponselnya yang ada di atas nakas, lalu dibukanya, beberapa pesan dari teman kuliah dan sahabatnya. Pesan dari Yusman dan beberapa panggilan dari dia.

@ Pagi, sayang!

@ Ta? Kamu belum bangun?

O^'^O - 5X

@ Ta! Angkat telponnya

O^'^O - 5X

@ Renata Wardani! Aku tunanganmu yang menelpon! Angkat!

O^'^O - 7X

Astaga! Nih orang! Nggak tahu apa kalo gue capek?

" Halo, mas! ...Ketiduran, mas! Kemarin ada pemotretan karya gue! ...Astaga, mas! Sama tunangan sendiri nggak percaya! ...Iya, mas! Gue selalu setia sama kamu! ...Apa, mas pindah aja kerja disini? ...Biar bisa ngawasin gue 24 jam! ..( Tata menjauhkan ponselnya dari telinganya karena yusman marah-marah) Sudah marahnya? ...Iya, maaf! Lain kali nggak akan gitu lagi! ...Ini lagi nyuci baju! ...Iya, mas! ...Daaa!"

" Astaga! Segitu marahnya!" ucap Tata, lalu dia membuka pesan dari nomor tak dikenal.

@ Good Morning, Rayn!

Nomor siapa?

@ Ini tahun ketiga kamu disini?

Darimana dia tahu?

@ Aku akan melamar kamu saat kamu telah lulus dan pulang ke Negara A!

Lamar! Lamar! Katanya kenal, tapi nggak tahu kalo gue udah tunangan. Bodo' amat! batin Tata.

" Dah bangun lo?" tiba-tiba Naya main masuk aja ke kamar Tata.

" Astaga, Nay! Bikin gue jantungan aja!" ucap Tata kaget.

" Sorry! Lagi liat apa?" tanya Naya.

" Ini, kemarin waktu gue pemotretan karya gue, fotografernya kasih tahu gue kalo dia akan ngadain pameran fotonya!" kata Tata.

" Terus hubungannya sama lo apa?" tanya Naya.

" Dia ngundang gue buat dateng ke sana!" jawab Tata.

" Ganteng nggak?" tanya Naya.

" Astaga, Nay! Apa 2 masih belum cukup buat lo?" tanya Tata pada Naya dengan mata melotot.

" Nggak usah segitunya kalee! Ntar mata lo keluar, nggak ada yang mau!" sahut Naya dengan santainya.

" Lo nggak takut kena penyakit ato hamil gitu?" tanya Tata.

" Gue kasih tahu, ya! Yang namanya sex itu nggak akan bikin orang jadi takut, malah bikin orang jadi ketagihan!" jawab Naya sambil membayangkan saat dia melakukannya dengan kekasihnya.

" Dasar otak mesum! Apa enaknya coba? Badan jadi sakit semua! Nagihinnya dimana? Udah, ah! Gue mau siap-siap ke galeri!" kata Tata.

" Dibilangin malah sinis gitu! Awas ya lo kalo udah kena sekali! Pasti lo bakal minta terus!" sahut Naya.

" Makannnn kalee minta nambah!" jawab Tata sambil tertawa-tawa. Naya melempar bantal ke arah Tata yang sedang menertawakannya. Lalu dia masuk ke dalam kamarnya dan mandi.

Mereka telah sampai di galeri foto milik Lewis. Banyak sekali yang melihat-lihat pameran itu, karena Lewis adalah salah satu photografer professional yang terkenal akan keindahan hasil jepretannya. Medianya bukan hanya alam, tapi bisa apa saja yang menurut dia terlihat indah. Tata dan Naya melihat-lihat hasil karya Lewis, semua terlihat indah dan mempesona.

" Ta! Gue kesana dulu ya, ada teman gue disana!" kata Naya. Tata menganggukkan kepalanya. Dia berjalan menuju ke pojok dengan mata masih menatap hasil jepretan Lewis. Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang dan tubuhnya di sandarkan di dinding. Tata menatap wajah orang yang menariknya, saat dia ingin teriak, dia mengurungkan niatnya demi melihat orang yang menariknya.

" Hai! Kita ketemu lagi!" ucap orang itu.

" Kamu?" ucap Tata melihat orang yang sama.

" Merindukanku?" tanya orang itu.

" Nggak sama sekali!" jawab Tata tegas.

" Tapi aku sangat merindukanmu!" ucap pria itu lalu mencium tangan Tata. Dia kaget saat melihat cincin yang melingkar di jari manisnya.

" Cincin apa ini?" tanya pria itu datar tapi penuh amarah di dalam hatinya.

" Pertunangan!" jawab Tata tegas. Orang tersebut memandang Tata dengan tajam, lalu memegang tangan Tata dan menarik cincin pertunangan Tata hingga terlepas.

" Apa yang lo lakukan? Kembalikan!" teriak Tata yang kesakitan akibat paksaan tangan pria itu. Teriakan Tata membuat pria itu membekap mulut Tata, karena beberapa pasang mata menoleh ke arah mreka dan dia tidak mau ada yang melihatnya sedang memperdaya wanita.

" Diam! Ato..." ancam pria itu.

" Ato apa?" tantang Tata dengan sedikit mengangkat wajahnya dengan angkuh. Dia tidak takut pada siapapun pria itu. Tangan pria itu mengepal dengan erat, entah kenapa dia tidak sanggup menyakiti gadis yang ada di depannya itu.

" Ini belum selesai, Reyn!" ucap pria itu. Kemudian dia pergi meninggalkan Tata sendiri dengan hati yang berdebar-debar. Tata merasa sedih melihat wajah pria itu yang kecewa akan pertunangannya, dia tidak tahu kenapa perasaannya jadi seperti itu.