Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 12 - Kenapa Dengan Jantung Gue?

Chapter 12 - Kenapa Dengan Jantung Gue?

Adik lo juga ganteng! Orang idola di sekolah! Banyak yang ngedeketin gitu! batin Tata.

" Kamu sering kesini, Ta?" tanya Bastian sok akrab.

" Lumayan!" jawab Tata, dia teringat akan ucapan Saras saat mereka kelulusan dulu, kalo Bastian menyukainya.

" Lo masih kuliah di SSS?" tanya Bastian.

" Iya, masih! Lo kuliah dimana?" tanya Tata.

" Gue kuliah di SSX! Karena gue nggak tertarik kuliah di SSS!" jawab Bastian tersirat. Tata menghela nafas mendengar ucapan Bastian yang seakan mengatakan jika dia sebenarnya ingin kuliah di tempat yang sama dengannya.

" Kalian nggak pesen makanan?" tanyaTiara memecah kekakuan.

" Nggak! Kami baru saja makan!" jawab kakak Bastian.

" Aku boleh minta nomor ponsel kamu?" tanya Bastian langsung. Dia juga seakan mengatakan jika dia bukanlah Bastian yang dulu pemalu dan takut mendekati Tata karen Atta dan Kenzo.

" Boleh!" Jawab Tata ragu. Lalu dia menyebutkan nomor ponselnya.

" Itu nomor ponselku!" ucap Bastian, saat ponsel Tata bergetar.

" Iya!" jawab Tata.

" Kita pergi dulu! Kakak ku sudah ditunggu suaminya!" kata Bastian lalu berdiri.

" Sampai ketemu lagi!" ucap Bastian.

" Daaaa!" balas Tata.

" Dia ganteng banget, Ta!" ucap Tiara saat mereka telah jauh.

" Emang! Dia itu idola di sekolah! Banyak banget yang suka sama dia!" ucap Tata.

" Kalo lo?" tanya Tiara.

" Gue ini kata sahabat-sahabat gue adalah cewek aneh!" jawab Tata.

" Kenapa?" tanya Tiara mengernyitkan dahinya.

" Karena gue nggak pernah pacaran bahkan tertarik sama yang namanya cowok!" jawab Tata.

" Emang! Lo lesbi?" tanya Tiara lirih.

" Sialan, lo! Gue normal kalee! Tapi emang tujuan gue sekolah ya cuma pengen belajar sama maen aja sama sahabat-sahabat gue. Gue tuh kadang heran juga! Kenapa ya gue nggak punya perasaan suka sama jenis kelamin yang namanya cowok! Aneh kan?" tutur Tata.

" Kelinan lo!" jawab Tiara.

" Tapi emang gue hanya tidak ingin orang tua gue kecewa sama gue! Karna mereka telah bekerja banting tulang buat gue!" kata Tata.

" Hebat lo, Ta! Jarang-jarang ada anak yang berbakti kayak lo!" jawab Tiara kagum dengan ketulusan temannya itu.

" Jadi gue selalu menjaga diri gue agar tidak mempermalukan diri dan keluarga gue!" kata Tata, kecuali kemarin saat hujan, Valen telah mengecup bibir gue tanpa izin. Tata terdiam dan mengingat kembali kejadian itu.

" Ta! Hei! Kenapa lo? Mikirin Yusman?" tanya Tiara.

" Nggak! Ayo, kita cabut!" kata Tata pada Tiara. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan Mall tersebut setelah membeli apa yang mereka butuhkan.

Tata meletakkan barang belanjaannya di atas meja kamarnya, lalu dia masuk ke dalam kamar mandi dan melepas seluruh pakaiannya. Tata kemudian masuk ke dalam shower dan mandi di bawahnya. Setelah selesai, dia mengeringkan tubuhnya sambil menatap ke cermin, dirabanya bibirnya sambil memejamkan mata.

" Aku sayang dan cinta sama kamu, Reyn!" ucap Valen.

Tata segera mengusir bayangan Valen dari pikirannya, dia tidak mau mengkhianati kepercayaan Yusman dan papinya. Dia harus fokus belajar dan menjauhi semua pria di kampusnya, kalau perlu semua pria di dunia. Tata keluar setelah memakai baby dollnya dan tiduran sambil membaca buku. Tidak lama akhirnya dia tertidur dengan buku masih berada ditangannya dan terjatuh di dadanya.

Pagi-pagi Tata sudah bangun dan mandi, setelah memasak sarapan, dia membuka ponselnya dan membalas pesan yang semalam tidak sempat dibacanya. Yang paling utama adalah membalas pesan dari Yusman, karena jika tidak, dia akan kena omelan seharian dan dia tidak suka bertengkar dengan Yusman. Tata tidak pernah merajuk atau merengek pada siapapun, karena dia membenci pertengkaran atau perselisihan. Dia selalu mengalah jika terjadi perselisihan dengan siapa saja. Dan jika orang tersebut membuat dia jengkel atau marah, dia dengan tegas akan bicara padanya.

" Halo, mas!" sapa Tata di VC.

" Pagi, Ta!" jawab Yusman, ternyata dia sudah rapi jam segini, batin Tata.

" Mas lagi dimana?" tanya Tata, karena melihat dinding ruangan Yusman yang tidak berwarna putih seperti dinding kamarnya sendiri.

" Di Hotel! Mas ada meeting di kota B untuk 3 hari!" jawab Yusman.

" Perusahaan siapa yang handle?" tanya Tata.

" Ada Raka! Orang kepercayaanku!" jawab Yusman.

" Jangan suruh papi ngantor dulu mas!" ucap Tata.

" Nggak! Kamu akan berangkat?" tanya Yusman.

" Iya, Mas!" jawab Tata.

" Ya udah, kamu ati-ati, ya! Mas sayang sama kamu!" ucap Yusman sambil tersenyum manis pada Tata.

" Iya m...."

" Sayang! Celana aku..."

Panggilan Tata dimatikan oleh Yusman. Tata terdiam melihat apa yang baru saja ada di layar ponselnya. Apa gue nggak salah lihat? Bukannya di belakang Mas Yusman tadi ada wanita telanjang? Dan sayang? Dia memanggil sayang ke mas Yusman? batin Tata bingung. Nggak! Nggak! Ini nggak mungkin terjadi, gue hanya salah lihat! batin Tata menepis keraguannya akan kesetiaan Yusman. Tata bukan tipe orang pemikir, dalam artian dia nggak akan terlalu memikirkan sesuatu hal yang menurutnya tidak penting. Dalam hidup Tata yang paling penting adalah papi dan maminya. Yang lain hanyalah sesuatu yang sepele baginya, bahkan karirnya. Seorang Renata tidak sudi memikirkan sakit hati atau menyakiti, karena itu dia sebisa mungkin menjauhi yang namanya laki-laki dan cinta. Karena dia yakin semua akan datang pada waktunya. Hmmm, terdengar egois mungkin dan sedikit angkuh, tapi itu adalah prinsip Tata.

Dengan langkah santai Tata menyusuri kampusnya dan berhenti di sebuah papan pengumuman. Wajah tampan Valen masih terpampang di dalam kotak kaca tersebut.

" Hei! Hayo lagi ngapain? Katanya sudah punya tunangan? Kok ngeliatin pak Valen sampe segitunya?" goda Tiara. Tata terkejut tiba-tiba Tiara mengagetkan dirinya.

" Ada-ada aja lo! Gue cuma kagum sama dia! Masih semuda itu sudah menjadi seorang pengusaha hebat!" ucap Tata tanpa melihat Tiara demi menutupi wajahnya yang merona karena malu terpergok Tiara.

" Jangan lupa satu hal lagi!" ucap Tiara.

" Apa?" tanya Tata penasaran.

" Baaaaaaanyak banget wanita diluar sana yang mengejar-ngejar dirinya!" ucap Tiara.

" O, ya? Tentu saja! Dia tampan, berduit dan mapan!" jawab Tata hampir tak terdengar.

" Apa?" tanya Tiara.

" Sudah! Ayo masuk!" ucap Tata mendorong tubuh gadis itu untuk menjauh dari tempat itu. Sayang!? Cinta!? Dasar laki-laki! Mentang-mentang kaya dan tampan, seenak-enaknya aja bilang gitu sama semua perempuan! batin Tata sambil mengingat ucapan Valen padanya saat hujan. Tapi kenapa juga gue perduli? Kenapa lagi tiba-tiba dada gue rasanya sesak? Gue harus check up beneran besok! Gue nggak mau sakit mendadak! Gue harus sehat untuk membahagiakan keluarga gue! batin Tata.

" Gimana dok?" tanya Tata yang saat ini telah duduk di kursi pasien. Dokter tersebut membuka hasil lab Tata dan membacanya.

" Menurut saya jantung anda baik-baik saja! Tidak ada yang salah!" kata Dokter itu. Tata memutuskan untuk memeriksakan jantungnya ke dokter jantung keesokan harinya.

" Tapi kenapa kadang-kadang jantung saya berdetak sangat cepat dan kemarin dada saya terasa nyeri, Dok!" tutur Tata.

" Benarkah? Aneh sekali! Saya sudah menjadi dokter jantung puluhan tahun dan baru kali ini saya mendengar keluhan anda tapi catatan disini berbeda!" tutur Dokter itu balik.

" Jadi saya harus bagaimana dok?" tanya Tata bingung.

" Anda kesini lagi besok lusa! Dan saya harap anda mematuhi larangan yang akan saya berikan!" ucap dokter itu lagi.

" Baik, Dok!" jawab Tata. Tata keluar dari RS itu dengan langkah gontai, apa yang terjadi pad jantung gue? Ya Tuhan! Kenapa dengan jantung gue? batin Tata frustasi. RS itu adalah RS terbaik di negara S, dan Dokter Frans adalah Dokter Jantung terbaik di negara itu.