Bastian sedang duduk di kamarnya sambil melihat-lihat buku tahunan saat SMA dulu.
" Bas!" panggil kakaknya yang masuk ke dalam kamarnya.
" Ya, kak?" jawab Bastian.
" Lo beneran suka sama Tata?" tanya Terry. Bastian menatap tajam kakaknya.
" Iya, kak!" jawab Bastian tegas.
" Kenapa saat sekolah dulu nggak nembak langsung?" tanya Terry heran.
" Apa dia sudah punya pacar?" tanya Terry lagi.
" Nggak segampang itu, kak!" jawab Bastian.
" Nggak segampang itu gimana? Ya, gampang lah! Lo ganteng! Anak orang berada!" ucap Terry terdengar sedikit sombong.
" Dia memang nggak pernah dekat sama cowok selain dua sahabatnya itu. Dan Tata juga anak orang berada, kak! Tapi papinya itu sangat posessif sekali padanya!" ucap Bastian serius.
" Posessif gimana?" tanya Terry penasaran.
" Dia sangat melindungi Tata! Nggak seorangpun boleh deketin Tata kalo masih sekolah ato kuliah!" jawab Bastian dengan nada kecewa.
" Kalo gitu lo harus jadi seorang pemimpin perusahaan dulu!" ucap Terry.
" Iya, Kak! Makanya Bastian kuliah disini! Biar bisa cepet mimpin perusahaan papa, sesuai permintaannya!" ucap Bastian.
" Bagus! Tata pasti nggak bisa nolak kalo kamu sudah berhasil, apalagi papinya!" jawab Terry yang sangat yakin akan keberhasilan adiknya. Bastian menghembuskan nafasnya, lo nggak tau aja, kak! Banyak yang naksir sama Tata dan mereka semua anak orang pengusaha juga! batin Bastian.
" Satu lagi!" ucap Terry saat dia akan pergi keluar rumah.
" Apa?" tanya Bastian.
" Masih ada Monic yang sangat menyayangi lo! Kalo Tata menolak lo!" ucap Terry.
" Sialan lo!" sahut Bastian. Terry tertawa melihat raut wajah adiknya. Bastian menerawang jauh keluar jendela kamarnya. Ah! Monic! Dia adalah teman Bastian saat SD, tubuh dia sangat gemuk tapi dia tidak perduli dengan semua itu dan dia sangat menyukai Bastian. Apapun yang dibawanya akan diberikan pada Bastian, sampai teman-temannya mengolok-olok Bastian pacaran dengan Monic, padahal mereka masih SD. Monic sangat baik pada Bastian, tidak jarang juga dia membantu Bastian dalam hal apapun selama dia mampu. Tapi sejak papanya tiada, Monic pergi meninggalkan kota ini, bahkan negara ini dan Bastian tidak tahu kemana dia pergi. Dulu saat di SD banyak anak yang membully dia, mengolok-oloknya kerbau lah, babi lah atau apalah, hanya Bastian yang datang membelanya. Entahlah, Bastian sangat senang bisa dekat dengan Monic, karena saat itu dia tidak memiliki saudara perempuan. Terry waktu itu tinggal di Negara E dan Nabila kakak perempuan pertama Bastian pergi ke Negara G untuk kuliah. Bastian juga tidak pernah menghina atau marah jika ada yang mengoloknya dengan Monic. Dimana lo sekarang Monic? Bagaimana keadaan lo? batin Bastian.
Penggalangan dana yang diadakan kampus SSZ sangat memuaskan dan hasilnya sangat melebihi ekspektasi panitia. Valen yang diminta untuk memberikan sebuket bunga kepada pemberi dana terbanyak yang hadir, berdiri diatas panggung dan memberikan buket bunga untuk Alicia sebagai penyumbang dana terbesar. Setelah memberikan bunga, Valen menjabat tangan Alicia lalu berfoto berdua, tapi tiba-tiba dengan cepat Alicia mengecup bibir Valen. Suara riuh bergema dilapangan, karena adegan tersebut. Valen yang terkejut melihat tingkah Alicia hanya diam saja, dia sebenarnya tidak suka dengan tingkah Alicia dan ingin menegurnya, tapi dia tidak mau mempermalukan Alicia di depan umum. Alicia yang melihat Valen hanya diam saja, merasa bahwa Valen menerima dirinya, hati Alicia berbunga karna bahagia. Adegan itu menjadi trending topik di kalangan mahasiswa kampus dan vidionya menyebar di seluruh penjuru kampus bahkan penjuru negara.
Tata yang melihat vidio itu dari media sosial, merasa tubuhnya lemas dan tak berdaya. Hatinya terasa sakit, Ya Tuhan, Apakah sesakit ini? Ini lebih sakit dari segala sakit yang pernah aku rasakan! batin Tata. Tata merasa terluka dan sedih, dia memutuskan untuk mengajukan cuti selama sebulan dengan alasan karena ingin bersama keluarganya. Tata memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam tas saat Tiara berdiri di pintu kamarnya.
" Lama sekali, Ta!" ucap Tiara.
" Iya, Ra! Gue ada masalah keluarga!" jawab Tata berbohong.
" O, gitu! Gue harap lo sabar dan masalah lo cepet bisa selesai, ya!" ucap Tiara.
" Makasih, Ra!" jawab Tata. Tata berangkat di malam hari, karena dia ingin sampai pagi-pagi sekali disana. Tiara meminta papinya untuk merahasiakan kedatangannya kepada Yusman, karena dia bilang ke papinya kalo dia sedang studi kasus di Bogor. Dan dia ingin berkonsentrasi penuh tanpa ada gangguan. Panji tidak tahu jika anak semata wayangnya sedang patah hati.
Sehari sebelum Tata berangkat, Yusman datang ke rumahnya.
" Pi!" sapa Yusman saat tiba dirumah Panji.
" Hmm?" jawab Panji yang pura-pura baca koran.
" Dek Tata kok tidak bisa dihubungi ya beberapa hari ini?" tanya Yusman.
" Dia lagi ujian barangkali!" jawab Panji.
" Gitu ya pi!" ucap Yusman kecewa terlebih sikap dari calon mertuanya yang cuek saja.
" Eh, ada nak Yusman? Kok berdiri saja? Papi kok malah baca koran?" ucap istrinya.
" Lha, kan papi lagi baca koran! Lagi tanggung! Sebentar lagi juga dia jadi menantu kita! Harus biasa dengan kebiasaan papi!" ucap papi Tata cuek.
" Iya, mi! Nggak papa! Papi lagi serius baca beritanya! Yusman yang ganggu!" ucap Yusman nggak enak.
Tata sampai di bandara jam 5 subuh, dia sudah di jemput oleh Pak Udin yang akan langsung mengantarnya ke Bogor. Papinya sengaja tidak ikut menjemput, karena dia takut kalo istrinya nanti curiga padanya. Tata melamun sepanjang perjalanan ke Villa keluarganya di Bogor. Dia ingin menenangkan pikirannya di sana. Dia ingin melupakan Valen dan memulai kehidupannya yang baru. Dia masih berhubungan dengan Lewis lewat WA, Lewis orang yang sangat menyenangkan. Mereka kadang suka melakukan VC dan Lewis memperlihatkan daerah-daerah yang disinggahinya dan mengirimkan foto kepada Tata. Tata mengganti nomornya sementara waktu dan hanya papi, Tiara dan lewis yang tahu dimana dia berada.
" Tataaaaaaaa!" teriak Manda dan Saras dari luar villa saat melihat Tata sedang santai duduk di teras.
" Manda? Saras?" balas Tata yang terkejut melihat kedatangan sahabatnya.
" Kita kangennnnnnnn banget!" ucap Manda lalu memeluk Tata dengan erat bersama dengan Saras.
" Kalian nggak ngajak Kenzo dan Atta kan?" tanya Tata.
" Nggak!" jawab Manda tegas.
" Astaga! Kalian gimana kabarnya?" tanya Tata.
" Baik!" jawab Manda dan Saras barengan, Manda dan Saras saling lihat.
" Kalian naik apa kesini?" tanya Tata lagi.
" Mobil!" jawab Manda,
" Pak Udin!" jawab Saras, berbarengan.
" Eh, capung! Yang ada juga lo dibunuh sama istri pak udin!" ucap Manda sambil berkacak pinggang ke Saras.
" Eh, kenapa?" tanya Saras kaget dengan ucapan Manda. Sementara Tata menahan tawanya melihat Saras masih saja telmi kayak dulu.
" Ya, jelas aja capunggggg! Giman lo nggak dibunuh kalo lo naik in pak udin, pe'akkkkk!" jawab Manda kesal.
" Gue maksud naik mobil dianter pak udin, gitu, badak!" jawab Saras tanpa rasa bersalah.
" Lo tadi nggak bilang gitu, capung! Huh! Heran gue, kok mau-maunya mas Fandi sama cewek kayak lo!" kata Manda sebel.
" Karna gue cantik dan menarik!" jawab Saras sambil bergaya bak model.
" Aissss! Pede banget! Tata aja yang cantik nggak gitu-gitu amat!" sahut Manda.
" Tata kan barang langka! Mana ada segede gitu masih polos!? Mas Yusman tu, dapet durian runtuh!" ucap Saras, Deg! Dada Tata berdetak keras, dia selama ini selalu bilang ke temannya jika dia tidak akan melakukan hal-hal yang sekiranya mengundang setan dengan orang selain suaminya.