Organisasi kampus mengadakan kegiatan expo, untuk promosi kegiatan kampus. Saat itu yang datang siswa-siswi dari SMA atau SMK.
Masing-masing organisasi diberi kesempatan untuk buka stand dan mengisi acara tersebut dengan berbagai hiburan. Saat itu aku merangkap dalam dua organisasi, namun aku lebih mengutamakan organisasi senat.
Hampir semua anggota organisasi yang hadir nampak antusias sekali dengan kegiatan tersebut. Termasuk aku yang sangat antusias, karena dari pagi aku sudah sibuk merapihkan stand bersama beberapa temanku diorganisasi.
"Zee... Bantuin pasang ini" temanku memberikan sebuah poster.
"Oke sini"
"Aduh yang lain mana sih, kok baru kita doang yang sibuk dekorasi"
"Tadi sih di group BBM, pada sibuk katanya ada yang ikut acara keluarga, ke luar kota, terus ga tau yang lain kemana "
"Mau enaknya aja nih, kalo udah rapih entar baru pada datang"
"Sabar....Udah biasa kak"
Temanku yang bernama kak Nuri nampaknya geram sekali dengan anggota lain, yang tidak ikut membantu persiapan acara ini.
Lalu aku lihat dari kejauhan, Chandra menuju stand.
"Assalamualaikum ibu ibu sibuk amat"
"Wa'alaikumsalam Ehh Chandra, iya nih" jawab kak Nuri.
"Lu kok belom siap-siap sih Chandra"
"Yah kita mah cuma ngeluarin bola basket doang, ga ada yang special"
"Hmmm yang lain kemana?"
"Lagi dijalan katanya"
"Kalo gue selesai rapihin ini, entar gue bantu deh"
"Udah ga usah, lu kan lagi sibuk banget tuh."
"iya sih, ya udah bilang aja kalo butuh bantuan"
"Siap"
Aku mencoba untuk menawarkan bantuan kepada Chandra, karena bagaimanapun basket juga partner organisasi. Bukan lagi masalah cari muka atau perhatian kepada Chandra, namun memang aku perduli dengan organisasi tersebut.
Akhirnya menghias dekorasi selesai, aku duduk sebentar disebuah kursi. Sambil menyenderkan kepalaku di kursi. Beberapa saat kemudian ada beberapa anggota yang datang.
"Assalamualaikum..."
"Wa'alaikumsalam"
"Wah udah rapih nih, baru juga mau bantuin"
"Halah, telat lu" kata kak Nuri.
"Pada kemana aja sih, kan janjian jam 07.00 eh malah baru dateng jam segini" sahutku.
"Tau nih, acara expo mulainya jam 09.00 katanya" ucap kak Nuri.
"Maaf... macet tadi dijalan"
"Macet dikamar mandi kali hahaha" kata kak Nuri.
"Serius macet, kan sekarang hari Sabtu pada jalan-jalan"
"Iya iya percaya" jawabku.
Semua persiapan sudah selesai, tinggal menunggu acara dimulai. Siswa SMA dan SMK sudah mulai berdatangan ke stand masing-masing organisasi. Kami memperkenalkan kegiatan organisasi serta pengalamannya.
Aku lihat ke arah stand Organisasi basket, disana ada Chandra, Fahri dan lainnya. Chandra nampak sedang free style dengan bola basketnya. Aku ikut menghampiri dan memberikan tepuk tangan padanya.
Namun aku lupa, posisiku saat itu sebagai anggota Senat. Akhirnya aku balik lagi ke stand, sembari mendokumentasikan kegiatan tersebut.
Usai acara expo dan anak SMA mengikuti acara lainnya. Kami yang masih ada di stand masing-masing organisasi, berbagi tawa dan canda. Sampai akhirnya Chandra dan Fahri duduk dekat stand. Kami terlarut dalam canda, kemudian ada yang berniat untuk mendokumentasikan keseruan itu. Akhirnya aku dan lainnya, termasuk Chandra dan Fahri ikut foto bersama.
Saat itu rasanya senang sekali, bisa berkumpul dan bercanda dengan teman-teman. Berasal dari berbagai organisasi, namun terlihat akur akur saja. Setelah sesi foto bersama giliran temanku yang ingin berfoto sendiri, namun dia malah menyuruh aku.
"Zee.. fotoin gue ya" sembari memberikan kameranya kepadaku.
"Iya sini"
"Siap... siap yaa... 1,2,3 cekrek...."
"Lagi Zee"
"1,2,3 cekrekkk"
"Udah ah"
"Ehh gantian dong fotoin gue" pinta Chandra kepadaku.
"Ya ampun, gue berasa kang foto"
"Ya udah, ayo"
"Hahaa iya emang kang foto, bentar" sambil menyiapkan pose terbaiknya.
Deghhh kenapa saat membidik wajahnya dari kamera, jantungku berasa sekali berdebar-debar. Sadarkan aku Tuhan Dia bukan milikku.
"Udah siap? 1,2,3 cekrekkk"
"Yah ngeblur, lagi deh"
"Oke..."
"Ya 1,2,3 cekrekkk"
"Nah bagus nih, liat dulu coba" sembari memberikan kamera kepada Chandra.
"Iya udah bagus kok, boleh sekali lagi ga hehe" ucapnya.
"Siap.. 1,2,3 cekrekkk"
Aku dengar dari belakang ada yang mengatakan.
"Cieee... anteng banget tuh yang foto-foto udah lah, abis dah film gue"
"Udah Zee, thanks yaa" kata Chandra.
"Iya sama-sama" sembari memberikan kamera kepada Chandra.
"Nih kamera lu"
Lalu Chandra kembali ke stand basket. Namun ternyata di stand basket juga sesuai foto bersama, lalu Diyan memanggilku untuk ikut foto bersama. Terpaksa aku berdiri disebelah Chandra, karena tak ada tempat lain. Saat foto yang kedua kalinya, aku dan Chandra tak tahu jika akan foto lagi dan terjadilah kami berdekatan seakan-akan hanya foto berdua. Saat melihat hasil fotonya kenapa tak disangka sekali, aku dengan Chandra seperti berpose yang sama. Ah, dasar manusia selalu saja menyangkut pautkan hal yang membuat perasaan jadi bahagia.
Teman-temanku seperti Rani dan Diyan seperti biasa masih menggoda dengan mengatakan "ciye ciye" terus. Dikira aku dan Chandra kompak dalam hal berfoto.
Waktu itu Fahri tampaknya malah sedang sibuk dengan stand lain. Jadi tidak ikut berfoto bersama.
Hari itu menjadi hari yang berkesan, selain bisa berkumpul dengan teman-teman juga bisa berfoto bersama Chandra. Apalagi Chandra menyuruhku jadi kang foto dadakan. Wajah yang ku bidik dikamera adalah wajah seseorang yang selama ini aku sukai. Bagaimana aku tidak salah tingkah saat itu.
Apakah Chandra merasakan hal yang sama? Tentu tidak, dia menganggap semua itu biasa saja. Tidak, karena aku tak pernah tahu perasaan dia seperti apa kepadaku. Mungkin dia yakin, aku sudah move on. Sehingga dia dengan mudahnya juga menganggapku sama dengan lainnya.
Saat aku upload foto itu dimedia sosial, sontak banyak mengundang komentar dari teman-teman terdekatku.
"Zee... gimana rasanya fotoin si Chandra?" tanya Rani.
"Hahaa apaan sih, biasa aja lah"
"Kapan lagi ya menatap mukanya secara langsung eehh" ucap Rani.
"Oh gitu ya rasanya wkwk"
Lalu ada lagi yang berkomentar, yaitu kak Rima.
"Ciyee... itu Deket banget fotonya"
"Haha engga kok itu ada jarak"
"Mana jarak? wong itu Deket banget"
"Hmmm tapi kan yang di foto ga ngerasain"
"Iya deh, kamu udah baik-baik aja sama Chandra?"
"Dari dulu juga baik-baik aja kok"
"Hmm bagus deh, semoga dia peka ya "
"Peka terus kok, tapi ga satu hati"
"Jangan sedih dek, masih banyak ikan dilautan"
Aku masih agak kesal jika kak Rima masih mengurusi perasaanku, semenjak masalah itu aku jadi tidak percaya lagi padanya. Bukan aku musuhi, tapi aku lebih memberi jarak saja. Jangan sampai aku mencurahkan perasaanku ke dia.
***
Perubahan sikap Chandra yang lebih terbuka denganku, membuatku tak canggung lagi. Namun kadang aku masih takut jika ada yang menggodaku dengan kata-kata "Ciyee" sungguh aku risih mendengarnya. Takut Chandra menjauh lagi dariku.
Pagi itu Chandra menyapaku, saat sedang duduk didepan mading.
"Hay Zee..."
"Ehh Chandra"
"Lu ada kelas hari ini?"
"Ada, kenapa?"
"Gapapa nanya aja hehe... Oya Minggu depan kan kita udah pemilihan ketua baru"
"Oh iya, rapat lagi dong"
"Dah lah ga usah rapat mulu, entar pada bosen"
"Hahaa ya udah deh, nanti lu nyalonin jadi ketua ?"
"Males ah"
"Loh kok gitu"
"Emang enak jadi ketua, ga enak katanya haha"
"Ga tau deh hahaha.. tapi lu berpotensi jadi ketua"
"Masa gue doang, yang lain juga berpotensi"
"Tapi yang dipilih cuma satu orang"
"Iya, tapi semoga jangan gue hahaha"
"Oke oke liat aja nanti"
"Jangan pilih gue ya, kalo pilih nyesel loh hahaha"
"Iiih kocak, baru kali ini ada yang ngancem jangan pilih. Ada juga tuh ancaman biar dipilih."
"Biarin kan gue emang aneh"
"Huuu"
"Dah ya gue mau cek ke kelas dulu"
"Iya siap"
Ada-ada saja tingkahnya, seorang Chandra tak mau jadi ketua organisasi. Sampai dia tak mau dipilih. Padahal walaupun aneh, dia adalah sosok yang bertanggung jawab dengan tugas. Aku sudah memprediksi dia akan jadi ketua nantinya.
Begitulah hari-hariku bersamanya, masih banyak hari yang lainnya.