Chapter 19 - Gagal

Sepulang liburan bersama teman-teman, sepertinya aku akan kembali dengan kegiatan-kegiatan super sibuk. Rencana kegiatan ospek pada semester baru ini, sudah dirancang sedemikian rupa. Jadwal rapat sering aku lewati, karena kesibukanku bukan hanya dikampus. Karena saat itu aku lebih banyak berada dirumah, orangtuaku akan pergi umrah pekan depan tepat acara ospek dimulai. Maka aku harus membagi diriku untuk menjadi 2 peran sekaligus.

Saat hari H ospek aku tidak bisa mengikuti acara pembukaan, karena aku harus mengantar orangtuaku ke ke bandara untuk melepas kepergian orangtuaku umrah.

Air mataku sesenggukan, melihat ibu melambaikan tangannya. Ya, untuk beberapa hari kedepan aku tidak bisa bertemu mereka. Namun, karena aku memang jarang pulang kerumah, semoga saja rinduku tak begitu berasa.

Karena setelah pulang dari bandara, aku langsung pergi ke kampus. Aku sangat tergesa-gesa untuk datang menemui panitia lainnya. Untung saja mereka semua paham dengan kondisiku. Dan menyambutku dengan baik ketika aku baru saja datang.

Tugasku saat itu hanya menjadi tim medis, jadi tak begitu dibutuhkan diawal acara. Namun saat aku datang, sudah ada beberapa calon mahasiswa yang mengeluh sakit perut. Akhirnya ku bantu dengan memberikan obat minum atau sekedar memberikan minyak oles.

Ya, namun aku menikmati tugas seperti itu. Berbeda dengan tahun lalu, aku sangat sibuk dari awal acara sampai selesai. Sibuk memikirkan panitia lain, apakah mereka sudah makan atau belum. Namun kali ini tugasku juga sama memikirkan kondisi orang lain.

"Zee.. gue minta obat dong, ada yang sakit nih" ucap Fahri.

"Mana?"

"Nih didalem hati" menunjukkan ke arah dadanya.

"Ih sial. gue kira beneran"

"Hahaha... gue laper nih, mau makan"

"Lah sana makan, diruang konsumsi"

"Lu aja deh yang ngambilin, males gue jauh ruangannya"

"Diruang sebelah fahriii, jauh darimana sih"

"Ah gak mau, maunya diambilin sama lu"

"Iiihh manjaaa... ya udah bentar, gue ambilin"

"Ya udah sekalian lu makan juga"

"Gue mah entar aja, kalo yang lain udah makan"

"Yee... udah sekalian ambil aja, masa gue makan sendirian"

"Lagian lu makan disini, diruang konsumsi banyak orang tuh"

"Gapapa, orang gue maunya makan disini"

"Dasar nyebelin"

Lalu aku pergi mengambil nasi box untuk Fahri.

Ditengah kesibukannya menjadi seorang pekerja, ternyata Fahri masih bisa menjadi panitia ospek. Kali ini, dia bertugas sebagai MC. Karena dia orangnya komunikatif, sehingga dipilih menjadi seorang MC dalam acara ospek. Tak heran dia mempunyai beberapa fans dadakan.

Setelah kembali ke ruang medis, aku memberikan nasi box kepadanya.

"Nih tuannnn...."

"Bagus.... lah kok cuma satu, kan gue bilang sekalian ambil buat lu"

"Udahlah.. gue mah gampang"

"Yeee... gapapa nih ya gue makan sendirian"

"Gapapa, makan mah makan aja"

"Hmmm...awas lu jangan ngiler"

"Dihhh... kaga bakal"

"Oya tadi ada yang ngasih gue surat "

"Siapa?"

"Ade-adean"

"Cantik?"

"Hmm malah gue belom tau orangnya yang ngasih"

"Cari tau dong, ada nomer telpon?"

"Ada sih, tapi males ah"

"Lah... bukannya ini kesempatan lu buat nyari jodoh"

"Tapi kan gak gini juga caranya, gue belom tau orangnya"

"Sapa tau cantik"

"Hmmm... lu tau gak suratnya berapa?"

"Gak mau tau"

"Heeuuhhhhh bener gak mau tau?"

"Iya buat apa gue tau"

"Oh jadi gitu"

"Iya gitu. Diem lu jangan ngomong Mulu, makan abisin. Lu kan lagi ditungguin sama partner MC lu"

"Masih lama, kan masih ada seminar 1 jam"

"Tapi kan lu mesti standby"

"Gue bisa tidur dulu, disini"

"Yeuh dikira rumah nenek"

"Iyakan rumah nenek gue, lu tuh nenek"

"Rese lu"

Setelah Fahri menghabiskan makanannya dengan lahap, dia malah rebahan di matras medis.

"Eeittt abis makan gak boleh tiduran ?!"

"Kenapa? gue pengen rebahan doang"

"Ya rebahan doang tapi entar tau-tau lu nyenyak"

"Enggak, gue cuma rebahan kok"

"Ya udah, gue gak tanggung jawab kalo lu dimarahin"

"Siapa yang berani marahin gue?"

"Ketua lah"

"Gue ajak rebahan tuh ketua"

"Halah..."

Fahri sepertinya memang manusia paling santai, dia masih bisa rebahan ditengah kesibukan.

Tak lama kemudian ada panitia yang menyusul Fahri keruangan itu.

"Woyy.... enak-enakan lu rebahan dikasur" ucap Reno.

"Selowww.... gue lagi sakit nih ceritanya" jawab Fahri.

"Sakit apa lu?"

"Gue sakit perut, kekenyangan abis makan"

"Ya elah... gue kira beneran sakit, kayaknya enak ya rebahan dikasur. Ah gue juga pengen rebahan"

"Yee... gak muat !!! ngapain lu disini, lu kan seksi keamanan"

"Lah gue kan capek patroli Mulu daritadi"

"Patroli darimana lu, perasaan daritadi lu duduk doang"

"Lah emang tugas gue apa, kan cuma mengawasi"

"Ren, harusnya lu didalem ruangan. kalo ada yang sakit kan nanti lu yang nganter kesini" ucapku.

"Didalam ruangan tuh gerah.... panasss....enakan disini adem kan ada AC"

"Yee...ini kan emang ruang medis"

"Gue kalo jadi Maba pasti pura-pura sakit deh, supaya bisa ngadem ke ruang medis"

"Wah...lu berdua sama aja yee.. gue laporin ketua nih"

"Eeitt.. gak usah lapor-lapor, ketuanya aja lagi ngopi diwarung"

"Masa??? hahaha"

"Iya dia bilang sendiri ama gue, mau ngopi katanya"

"Oalah... ya udah berarti sama aja ye kalian"

"Lu udah pada makan?"

"Gue mah udah" jawab Fahri.

"Gue belom nih"

"Makan tinggal ngambil diruang sebelah" jawabku.

"Ya udah gue makan aja deh"

"Sono Sono... gangguin aja lu"

"Ohh jadi gue ganggu, kalian lagi pacaran?"

"Iyalah pacaran, emang lu jomblo terusss"

"Dih rese lu, gue mah gak jomblo"

"Lah masa? Tapi lu tukang PHP'in cewek ya hahaha"

"Nah itu lu tau... eh lu berdua jangan berdua-duaan entar ketiganya ada setan !!"

"Ya kan lu setannya, sama lu jadi bertiga"

"Wahh... ngapa jadi gue yang kena"

"Lu sih bandel"

"Daaahhh"

Lalu Reno pun pergi, sedangkan aku tak suka jika Fahri berkata seperti tadi.

"Ehh apaan sih lu tadi ngomong pacaran"

"Hahahaa emang kenapa sih?"

"Gilaakkkk"

"Lu gak suka??? gue kan cuma bercanda"

"Bikin orang salah paham Mulu lu tuh"

"Biarinnnn...."

"Sono lu balik aja ke aula, entar diomelin panitia lain"

"Hmmm jadi lu ngusir gue dari sini?"

"Gak ngusir, cuma gue takut lu diomelin anak-anak lain"

"Ya santay aja kali, lagian gue mau ngapain coba. Acara aja masih diisi seminar, paling 20 menit lagi baru selesai"

"Hmmm au ah... ya udah lu jaga sini, gue mau makan laperrr"

"Oh ya udah sana makan"

Akhirnya aku keluar ruangan, untuk mengambil nasi box ke ruangan sebelah.

Baru beberapa langkah menuju ruang konsumsi, ada seseorang yang datang menyapaku.

"Hay Zee" sapa seseorang.

Aku terdiam sejenak, lalu menjawab sapaannya.

"Eh hay..."

"Lu lagi sibuk?"

"Hmm enggak kok, kenapa ya?"

"Oh kirain sibuk. emang sekarang lu jadi panitia bagian apa?"

"Gue tim medis"

"Oh... si Fahri masih didalam aula ya?"

"Fahri? ada tuh didalem ruangan ini"

"Disitu?"

"Iya masuk aja, dia lagi rebahan"

"Oh.. gapapa emang gue kan bukan panitia?"

"Gapapa kok, masuk aja"

"Oke deh.. makasih Zee"

"Hmmm...."

Lalu aku melanjutkan langkahku. Sambil menarik nafas sedalam-dalamnya.

"Huuuuhhhhh...."

Dia muncul dan menyapaku lagi, dengan senyumannya yang polos itu.

Dia, chandra.

Ternyata usahaku untuk move on, sampai pergi liburan jauh-jauh itu seketika gagal gara-gara sapaanya.