Chereads / Tuhan, aku menyukai salah satu hambamu / Chapter 18 - Lupakanlah sejenak

Chapter 18 - Lupakanlah sejenak

Liburan semester genap telah tiba, aku bahkan masih berkutat dalam ruang lingkup kampus.

Karena masih mengemban tugas organisasi, membuat aku terbiasa untuk melewatkan masa-masa liburan tanpa jalan-jalan.

Namun ada kabar baik, rencananya organisasi senat akan mengadakan acara touring.

Akhirnya aku sangat antusias, untuk meninggalkan segala kepenatan tugasku diorganisasi selama beberapa bulan lalu.

Rencananya kami akan touring ke sebuah tempat wisata dan menginap selama beberapa hari disana.

Tentu saja butuh persiapan yang amat matang, selain uang saku yang cukup namun kondisi tubuh juga harus fit.

Namun betapa sedihnya, ketika aku harus melewatkan masa liburanku itu tanpa teman-teman terdekat. Diyan dan Rani tak bisa ikut dalam acara touring tersebut. Rencana awalnya mereka juga sudah antusias, namun begitu hari H tiba. Mereka membatalkan keberangkatan begitu saja.

Akhirnya yang pergi hanya beberapa orang saja, diantaranya kak Jojo dan Kak Riri.

Kenapa kak Jojo bisa ikut?

Bukankah dia merupakan musuh dalam selimut yang beberapa waktu lalu ingin merebut Chandra dariku?

Ya sudahlah, semua itu ku anggap sudah selesai. Aku tak lagi memikirkan masalah dimasa lalu. Biarkan itu berlalu, Kak Jojo tetap menjadi teman dekatku saat itu. Karena kami dipersatukan kembali dalam acara touring bersama-sama. Bahkan pada akhirnya kami berdua kembali dekat. Namun bedanya kami tak lagi membahas soal Chandra.

Katanya kak Jojo sudah membenci Chandra. "Hah kok bisa?"

Dia sudah tak percaya dengan Chandra, mungkin sudah tertutup pintu maaf untuk keduanya. Entah masalah apa yang terjadi antara mereka berdua. Kak Jojo pernah mengatakan kepadaku, bahwa Chandra bukan lelaki baik-baik. Dia jauh dari ekpektasinya, banyak kelemahan yang kak Jojo ketahui tentang Chandra sehingga tak segan membeberkannya semuanya padaku. Aku anggap itu hanyalah sebuah pelampiasan dan amarah semata, ketika kak Jojo akhirnya tak menyukai sisi lain dari seorang Chandra. Bagaimana bisa mereka yang tadinya dengan mudah akrab, tiba-tiba berakhir seperti tak saling mengenal.

Namun saat diacara buka bersama, beberapa waktu lalu. Nampaknya masalah diantara mereka sudah mulai mereda. Sebab saat itu mereka tak canggung berada dalam satu acara. Bahkan kita sempat berfoto dalam satu frame.

Aku hanya bisa bergumam dalam hati, "mungkinkah mereka akan kembali dekat seperti dulu?" Namun kenyataannya tidak. karena setelah acara tersebut mereka saling tak saling menyapa lagi.

Walaupun kak Jojo pernah menyuruhku untuk tidak mendekati Chandra lagi atau jangan menyukainya lagi. Namun pada akhirnya aku masih saja memikirkannya, karena memang dia selalu muncul dalam ruang lingkup hidupku. Solusinya adalah aku akan tetap berteman baik dengan Chandra, walaupun aku harus menahan segala perasaan. Baik itu perasaan bahagia, sedih, ataupun kecewa terhadap Chandra.

***

Ditempat wisata tersebut mungkin akan menjadi tempat dimana aku ingin melepaskan segala rasa kecewaku yang terpendam terhadap Chandra selama beberapa waktu lalu.

Aku berteriak sekencang-kencangnya dihadapan hamparan laut. Bahwa aku tak ingin lagi galau memikirkan Chandra, aku harus fokus terhadap kebahagiaanku.

Dipantai pasir putih itu, aku melukiskan nama seseorang yang nantinya akan jadi kekasihku. Bukan lagi nama Chandra yang ku tulis. Namun ada nama seseorang yang diam-diam selama itu memperhatikan aku, dia berniat baik untuk menjadikan aku kekasihnya.

Semua teman mendukung kebahagiaanku, berharap aku benar-benar menemukan cinta yang terbalas.

Pada akhirnya aku menemukan lelaki itu. Walaupun harus memendam perasaan dalam jangka waktu yang sangat lama. Seketika rasaku muncul kembali. Maaf Chandra, kau bukan lelaki yang ku tunggu lagi.

"Rey"

Dengan lantang ku tulis namanya di sebuah hamparan pasir putih.

Dia bukanlah sosok baru dalam hidupku.

Aku dan dia berpisah cukup lama, namun dengan adanya media sosial aku bisa berkomunikasi dengannya kembali.

Walau saat itu dia hanya menyatakan perasaannya lewat telepon dan pesan singkat, namun kata-katanya membuatku luluh. Mungkin memang sudah saatnya aku move on.

Namun aku bukanlah sosok yang mudah luluh perihal kata-kata gombal lelaki. Dia hanya mengatakan perasaan yang sederhana yaitu ingin membuatku bahagia jika bersamanya.

Tak mungkin aku sia-siakan kesempatan itu, karena yang ku ketahui dia bukanlah sosok yang mudah untuk menyatakan perasaan kepada seseorang apalagi orangnya adalah aku.

Sosok lelaki yang ku kenal beberapa tahun lalu itu adalah seorang yang cuek dan angkuh.

Bahkan aku pernah dipandang sebelah mata olehnya.

Karena sosok dia yang angkuh terkadang membuat aku menyerah untuk kembali menyukainya.

Namun seiring berjalannya waktu, dia menjadi sosok yang perhatian.

***

Sesaat ku pandangi hamparan laut, dengan deburan ombak yang menenangkan jiwa. Sambil menyaksikan teman temanku yang sedang asyik berenang.

Tak ada yang bisa aku lakukan kecuali menjaga barang-barang mereka agar tetap aman.

Aku tak berani berenang di laut, karena aku takut terbawa ombak. Bekas trauma dimasa lalu itu masih melekat di pikiranku.

"Zee, ayo sini ikutan berenang" salah satu temanku memanggil dari kejauhan.

"Engga deh, gue nunggu disini aja" sahutku.

"ayolah sini, kapan lagi berenang di laut"

"Engga ah...." aku menolak keras ajakan mereka.

Beberapa saat kemudian, teman-temanku dari arah yang berbeda tiba-tiba mendekati aku.

Dengan sigap mereka mengangkat tubuhku dan dibawa hampir ke tengah laut.

Aku pun tak bisa menolaknya karena mereka seperti mengikat tubuhku. Aku hanya bisa berteriak dan hampir mau menangis.

1, 2, 3... Byuuuurrrrrrr.....

Tubuhku sudah basah, terlempar ke dalam air.

Akupun segera menahan tubuhku yang hampir tenggelam. Deburan ombak yang kencang, membuatku hampir terpintal jauh dari teman-temanku.

Untunglah tanganku cepat-cepat berpegangan kepada salah satu temanku. Karena ulah kejahilan mereka, aku jadi sangat ketakutan.

"Gimana Zee, seger kan???" tanya salah satu temanku.

"Seger sih, tapi gue bener-bener takut tenggelam" sahutku kesal. Lalu aku berdiri menahan tubuhku yang terbawa ombak.

"Tenang aja zee, kan ada kitaaa"

Setelah itu rasa takutku lebur dan berganti kebahagiaan bersama teman-teman, dengan bermain air ditepi laut. Tampak seperti sekumpulan anak kecil, kami semua larut dalam canda dan tawa.

Sungguh indah pemandangan sunset, kami menyaksikannya dari tepi pantai hingga senja berakhir.

Malam itu kami semua bergegas untuk istirahat, karena esok hari kami ingin melihat pemandangan yang tak kalah indah.

Suara dering ponselku berbunyi. Betapa sulitnya mendapatkan jaringan seluler ditempat tersebut, membuat kami jarang berkomunikasi oleh orang lain.

Saat itu kami memanfaatkan kondisi karena jaringan seluler tiba-tiba kembali pulih.

"Hallo?" ucapku.

"Hey, zee kok SMS gue ga dibales?"

"Iya maaf, ini baru ada signal"

"Oh, emang disana susah signalnya?"

"Susah banget, makanya ini baru bisa telponan"

"Oalah, gimana liburannya? Seru banget ya?"

"Iya nih seru banget, rasanya ga mau pulang"

"Loh, kok ga mau pulang?"

"Iya maksudnya tuh karena saking indahnya pemandangan disini bikin betah"

"Oh gitu, kalo lu ga pulang nanti kita gak bisa ketemu dong?"

"Hahaha tenang aja, gue pulang kok"

"Tuuuttt tuuttttt"

Tiba-tiba sambungan telepon kami terputus.

Ternyata saat aku melihat ponsel, jaringannya menghilang.

"Ah sial, belom juga selesai telponan"

Beberapa saat kemudian, temanku menghampiri.

"Hey zee lagi ngapain lu, mojok aja" tanya dia.

"Lagi nyari signal nih" jawabku.

"Oh abis teleponan sama siapa lu?"

"Keppooo"

"Heh, sama siapa ??? Pacar baru lu yaa"

"Hmmm kasih tau gak yaaa"

"Hayoo ngaku, pacar lu kan? Mana sini gue mau ngobrol sama pacar lu"

"Yee, buat apa?"

"Mau ngasih tau ke pacar lu, kalo lu sukanya sama Chandra tapi ditolak hahahaha"

"Huh, sumpah ya gak lucu"

"Bercanda kali beb"

"Auuu ah, gak jelass"

Lalu aku pergi meninggalkan temanku yang jail itu.

"Yee malah pergi"

***

Saatnya mengemas barang-barang untuk segera pulang.

Sebelum pulang, ada beberapa kendala yang membuat kami semua panik.

Sebuah tas dari salah seorang temanku, tercebur ke dalam air laut. Beberapa barang basah, termasuk kunci alarm mobil.

Sehingga saat kami hendak pulang, alarm mobil berbunyi dan tak bisa dimatikan secara otomatis oleh kunci tersebut.

Kami semua panik, sehingga warga sekitar membantu kami agar alarm mobil tersebut berhenti. Alhasil mobil tersebut harus dibongkar mengalami pembongkaran sedikit.

Untuk menunggu semuanya selesai, kami berdiam diri cukup lama. Cuaca yang panas membuat kami kehausan.

Sehingga kami harus berbagi air mineral bersama. Karena uang kami sudah sangat terbatas, tersisa untuk jaga-jaga diperjalanan pulang.

Sungguh pengalaman yang sangat berkesan, dikala kami merasakan bahagia dan susah bersama.

Dalam beberapa hari itu, aku dan teman-teman mengalami hal berkesan dalam masa liburan. Akan menjadi kenangan di masa muda, yang takkan bisa terlupakan.

Keesokan harinya kami kembali pada aktivitas seperti semula.