Valery berjalan mundur ketika mendengarkan ucapan Sean, dia tidak percaya apa hubungannya Jeon Sean dengan Sona adiknya, ketika Valery melangkah mundur tubuhnya menabrak lemari dan membuat keberisikan, Sean terbangun dengan suara kebisikan itu, ketika membuka kedu amatanya dia sangat terkejut melihat Valery yang berada didalam ruangannya.
"Valery kenapa kamu ada disini? Ada masalah? Apa kamu bermimpi buruk?" Spontan Sean menanyakan banyak pertanyaan pada Valery yang wajahnya terlihat sangat panik. Sean langsung mendekati Valery yang masih berdiri didepan lemari.
"aku.. aku... ya aku bermimpi buruk aku tidak terbiasa tertidur sendirian dengan lampu mati" Valery berusaha membuat kegugupannya tak terlihat oleh Jeon Sean.
"Oh, maafkan aku, banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan, ayo kita kembali kekamar melanjutkan tidur kita, masih ada waktu untuk tidur" Sean langsung saja menarik Valery dan berjalan kembali kekamar mereka.
Untuk saat ini Valery masih sangat terkejut 'apakah dia salah dengar atau dia sedang berhalusinasi'. Untuk sekarang dia tidak ingin menanyakan lebih dahulu dengan ucapan yang Sean katakan tadi.
"Valery kamu bermimpi apa? " Sean bertanya, dia mulai membuka pintu kamar mereka.
"aku lupa tadi bermimpi apa? Aku tidak terlalu memikirkannya, seperti aku lupa" Valery mencoba menunjukan wajahnya seperti orang kebingungan agar Sean percaya dengan apa yang dia katakan.
Valery sebenarnya tadi bermimpi tentang dirinya yang melihat Sean yang tertembak oleh seseorang entah itu yang melakukan dirinya ataupun orang lain, dia tidak bisa melihatnya dengan jelas, untuk pertama kalinya dia bermimpi seperti ini.
"sudah jangan dipikirkan lagi, lebih baik kita melanjutkan tidur, besok aku ingin mengajakmu ke suatu tempat" Sean menarik Valery kedalam pelukannya, dan beberapa menit kemudian mereka berdua mulai tertidur, terlelap dalam tidur mereka. dengan posesif Sean memeluk tubuh mungil Valery sangat erat.
Hingga jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi, alarm sudah berkali-kali berdering berusaha mencoba membangunkan mereka tapi seperti mereka sama sekali tidak terusik oleh kerasnya suara dering alarm yang berasal dari jam beker.
Tapi tak lama kemudian bunyi dering alarm itu mulai mengusik telinga Valery dan membuatnya terbangun karna keberisikan suara alarm tersebut, tangannya berusaha meraba-raba ke laci untuk mengambil jam beker itu dan kemudian mematikannya.
lalu Valery Memutar tubuhnya untuk menghadap kearah Sean, untuk melihat wajah lelaki itu sangat tampan dan imut saat tertidur membuat Valery ingin sekali meletakkan tanganya diwajahnya tapi seketika dia urungkan niatnya karena dia teringat dengan ucapan Sean yang semalam.
'Sona aku mencintaimu.....' ucapan itu terus berada dipikiran Valery sekarang.
Valery memutuskan untuk menginggalkan ranjang untuk pergi kekamar mandi tapi sebuah tangan menariknya membuat tubuh harus berbaring kembali ke ranjang.
"kenapa tidak melanjutnya, aku sudah menunggumu" kata Sean dia memeluk tubuh Valery dari belakang. menghirup aroma khas tubuh Valery yang membuatnya merasa nyaman saat mencium aroma itu. aroma bunga sakura adalah aroma yang akan menjadi aroma favorit Sean sekarang.
"berarti kamu sudah bangun dari tadi? Kenapa tidak mematikan alarm itu!"
"aku hanya ingin kamu tetap dalam pelukanku Valery, aku sangat menyukai aroma tubuhmu" Dengan sengaja Sean mencium leher Valery yang tak tertutup apapun. karena Valery mengunakan kaus yang bagaian leher yang rendah.
"berhenti melakukan itu Sean! Lepaskan aku! ini sudah pagi! Apa kamu tidak berangkat bekerja Sean?"
"aku lapar! Aku ingin memakanmu!!"
" Tidak!!! Sean ini sudah pagi dan kamu ingin mela... " Valery sangat tidak suka jika Jeon Sean selalu memotong ucapannya, dengan lancangnya Sean menciuminya.
"Hari ini aku ingin sarapan dengan tubuhmu!!!"
"apa kamu sudah gila ini pag.. " seperti Sean tidak suka penolakan, dia selalu mencela ucapan Valery dengan terus menutup bibir Valery dengan bibir Sean.
"Sean...."
jika Sean sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi, dia akan terus mengoda Valery dengan berbagai cara, seperti sekarang ini dengan nakalnya dia melepaskan kaus yang Valery gunakan, mencium kesetiap lekukan tubuh Valery.
"Sean.... Akhhh" satu desahan lolos dari mulut Valery, saat mulut Sean yang menghisap salah satu payudaranya.
"Shit!! aku sudah tidak bisa menahan lagi" Sean yang sudah diambang nafsu dengan kasar dia membuka celana Valery, lalu memasukan juniornya dalam satu hentakkan.
"Ahkkk... Sean! sakit....."
Dan sebelum memulai aktivitas pagi, mereka melakukan 'olahraga pagi' sebelum mereka pergi untuk jalan-jalan atau pergi kesuatu tempat yang sudah Sean rencanakan.
Saat di kamar mandi Valery mulai merenungkan lagi ucapan Sean 'aku mencintaimu Sona' apa lelaki yang menghamili Sona adalah Sean?
Valery menatap dirinya di depan cermin banyak bekas tanda di sana, saat menyentuhnya Valery mulai menangis jika benar Jeon Sean adalah lelaki itu apa yang harus dia lakukan, dia sudah memberikan segalanya untuknya dan juga dia sudah mulai merasa jika dia mencintainya.
Dari luar terdengar suara ketukkan pintu "Valery kenapa kamu begitu lama? Apa aku terlalu kasar hingga membuatmu sulit untuk melakukan sesuatu?"
Mendengar suara Sean dengan cepat Valery menghapus Air matanya dan memakai pakaiannya, Membuka pintu dia melihat Sean yang sudah rapi dengan pakaian yang santai.
"Sean aku rasa hari ini aku tidak ingin pergi kemana-mana" ucapnya dengan suara yang pelan, dia mencoba mengalihkan pandangan saat mata tajam itu terus menatapnya dengan wajah yang kebingungan.
dalam hati Valery entah kenapa dia ingin menghindari Sean untuk beberapa hari kedepan. dia butuh waktu untuk merenungkan semua ini. jika difikir itu sangat mustahil jika Sean adalah kekasih Sona, karena saat mereka dirumah sakit dia tidak menunjukan jika Sean mengenal Sona.
"Valery apa kamu sakit? " Sean yang khawatir langsung menyentuh kening Valery, untuk memeriksa kondisi tubuhnya.
"aku tidak sakit, aku hanya malas untuk keluar saja" Valery melepaskan tangan Sean yang berada di keningnya.
"Baiklah kalau gitu kita dirumah saja" dengan sedikit rasa kecewa Sean mengatakan itu.
"tidak! kamu harus bekerja Sean, aku tidak akan melarangmu untuk pergi bekerja, aku juga sudah terbiasa di tinggal olehmu" Valery berusaha untuk tersenyum dan menyembungikan semua kesedihannya didalam hatinya.
"aku kira hari ini kita akan pergi, aku sengaja menyelesaikan semua pekerjaanku untuk bisa menghabiskan satu hari bersamamu Valery" ucapnya dengan ekpresinya begitu sedih.
"baiklah, baiklah! Ayo aku kita pergi!!" seperti biasanya Valery tidak bisa menolak seorang Jeon Sean dan selalu saja mengalah, Sean hanya menjawab dengan anggukannya yang begitu antusias.
Setelah menyelesaikan sarapan, mereka pun memutuskan untuk pergi ke taman yang jaraknya tidak jauh dari hotel tempat mereka tinggal.
Sampai ditaman, bukannya bahagia tapi Valery malah terus melamum memikirkan ucapan Sean yang tidak bisa dia hilangkan dari pikirannya