Saat sampai dimeja makan Valery melihat ada roti bakar dan segelas susu coklat hangat disana,
"apakah Sean yang membuat semua ini?" tanya Valery, dia merasa kebingungan, tidak biasanya Sean membuatkan sarapan untuknya.
Tak memperdulikan itu, Valery segera menarik kursi dan menikmati sarapannya dimeja makan, kegiatan selanjutnya adalah merapikan semua barang yang cukup berantakan di kamarnya dan mencuci pakaian Valery dan Sean yang berserakan di lantai.
Hal yang pertama dia lakukan sebeluk mencuci adalah membersihkan ruang Kerja Sean, saat membuka pintu itu Valery sangat terkejut melihat begitu banyak sekali botol wine yang bertebaran dilantai ataupun di meja milik Sean.
"sejak kapan Sean suka minum? bukankah dia sangat tidak menyukai bau dari alkohol?" tanya Valery.
Valery mengumpulkan semua botol wine itu kedalam kantung sampah, setelah itu dia membersihkan sofa, lantai, dan terakhir meja Kerja Sean, disana sangat berantakan dan juga banyak sekali tumpukan kertas yang tidak tersusun rapi.
Saat Valery sedang menyusun dokumen agar menjadi rapi, ada sebuah surat yang cukup menarik perhatian Valery, dia menaruh semua tumpukan dokumen itu dan kemudian mengambil surat yang berwarna biru itu.
[ Sean ]
Aku tahu kamu akan marah jika aku lagi-lagi menahanmu untuk tidak berbicara tentang hubungan kita, tapi aku pikir ini tidak akan baik untukku dan juga untukmu, hubungan yang kita jalani membuatku berfikir 'apakah akan berakhir dengan bahagia?' pertanyaan itu selalu melintas dalam pikiranku, Sean aku sangat mencintamu dan juga anak yang ada dikandunganku, aku juga ingin kita menikah lalu merawat bayi kita bersama dan hidup bersamamu hingga maut memisahkanku denganmu, tapi aku berfikir aku tidak bisa bersifat egois seperti itu. aku ragu Sean, maafkan aku untuk memilih meninggalkanmu tanpa alasan, tolong bahagialah dengan wanita yang akan kamu nikahi nanti, jangan pikirkan aku lagi dan jangan menyalahkan dirimu untuk semua yang terjadil aku juga menikmatinya, tapi aku tidak memikirkan akibatnya, Sean ini sudah menjadi keputusanku setelah kita melakukan itu, aku tidak ingin kakakku mengetahui aku hamil, ini surat terakhirku sebelum aku akan pergi meninggalkanmu Sean, jangan mencoba mendekati kakakku apalagi kamu menyakitinya.
[ Sona ]
Hancur sudah semua kehidupan Valery, surat ini membuktikan bahwa benar Sean dan Sona memiliki hubungan yang tanpa dia ketahui, Air mata Valery mengalir begitu saja dan Valery sudah juga tak mampu untuk menahan tubuhnya, dia menjatuhkan tubuhnya kelantai.
"Tidak!!! Sean kamu bajingan!! Sialan!! Brengsek!!! Keparat!!"
Valery berteriak dan memukul lantai, dia tidak akan menyangka jika Valery tinggal bersama dengan seorang pria yang telah membunuh adiknya, hancur sudah semua harapan Valery, Valery merasa hidupnya seperti dipermainkan oleh Sean.
Dia juga melihat foto Sean dan Sona dalam surat itu, dan membuat Air matanya semakin mengalir tanpa henti, mencoba meluapkan semua amarah dan kesedihan yang dia rasakan secara bersamaan.
Valery mencoba untuk menghapus air matanya dan dengan sangat kesal Valery mengacak-acak meja Kerja Sean, dia mencari bukti lain atau surat lainnya.
Valery melihat sebuah kotak besar dan berwarna merah, yang berada di atas lemari, lalu dia segera menarik kursi dan mengambil kotak itu.
Saat membukanya kotak besar itu, di dalam terdapat banyak sekali foto, surat dan juga ada sebuah kotak cincin disana, Valery mengambil kotak cincin itu lalu membukanya didalamnya terdapat cincin yang sangat indah dengan sebuah kertas kecil bertuliskan.
"will you merry me?" setelah itu dia mengambil foto-foto yang ada di dalam kotak tersebut, itu adalah foto-foto kebersamaan Sean dan Sona tapi tunggu Valery seperti pernah melihat tempat itu.
Itu adalah tempat dimana Sean melamarnya, hati Valery semakin hancur melihat foto itu dimana Sona dan Sean saling berpelukan dan memandang danau, yang terakhir yang Valery ambil adalah surat.
[Sona]
Aku menulis surat ini untukmu Sona, aku ingin berterima kasih kepadaku karna telah datang kedalam kehidupanku yang gelap dan sepi ini, kamu adalah warna dalam hidup dan juga jantung untukku, saat nanti hari jadian kita yang ke satu bulan aku ingin melamarmu Sona, aku sudah saat ingin bertemu denganmu setiap hari, aku ingin melihatmu saat pagi hari dan memelukmu sangat kita akan tidur bersama, aku juga ingin merawat anak kita nanti, melihatmu membuatkan makanan untukku setiap harinya, melingkarkan cincin dijari manismu dan mengucapkan janji suci, dan hidup bersama selamanya.
[ Sean ]
Hati Valery seperti tertusuk ribuan pisau, sangat sakit dan juga menyedihkan, dia pikir salama ini Sona tidak memiliki kekasih dan hanya fokus sekolah, dia bahkan tidak berfikir bahwa dia akan jatuh cinta pada seorang yang lebih tua darinya, yang membuatnya semakin sedih adalah Sean yang berpura-pura bahwa dia mencintai Valery.
Rasanya Valery ingin sekali menusuk dirinya sendiri atau melompat dari balkon, kehidupannya menjadi sangat rumit, Valery sudah putus asa dia mengambil botol wine yang masih utuh dan belum terbuka.
Membukanya dan meneguknya dengan cepat seperti orang yang kehausan, padahal Valery orang yang tidak suka minum dan juga mabuk, Valery yang malang dia harus menanggung semua masalah ini sendirian tanpa adanya sandaran untuk menemaninya.
Valery sudah botol wine itu dalam waktu yang sangat singkat, tubuhnya mulai sulit untuk digerakkan dan juga kepalanya yang terasa sangat pusing, tapi Valery memaksakan diri untuk keluar dari ruang kerja Sean dan menghubungi Karan.