Ryui Valery : "Karan!! Aku ingin bertemu denganmu sekarang juga, bisakah kamu menjemputku sekarang? aku akan mengirimkan alamatku"
Jeon Karan : "tapi, apartemenku masih berantakan Valery, aku tak bisa membiarkan dirimu berkunjung"
Valery : "jika kamu tidak datang aku akan membunuh diriku sendiri! Karan aku mohon, aku sudah tak ingin berada disini aku ingin bebas"
Air mata Valery mulai berjatuh dan membahasi pipi Valery saat dia menelpon Karan.
Jeon Karam : "Baiklah, aku akan segera kesana jangan berbuat hal yang tidak-tidak, diamlah disitu, kau mengerti Valery?"
Valery : "cepatlah Karan"
Karan tak membalas jawaban Valery, dia memilih untuk segera meninggalkan apartemennya, berlari ketempat parkiran dan dengan kelacuan tinggi dia segera menuju ketempat Valery.
******
"Valery buka pintunya, ini aku Karan"
Saat sampai Karan langsung mengedor-ngebor pintu hotel Valery.
Setelah mendengar suara Karan yang berasal dari luar pintu, Ryui Valery langsung berjalan mendekati pintu dan segera membuka pintu hotel itu, dengan air mata yang masih menghias diwajahnya.
Saat melihat sosok Karan yang ada didepan pintu kamar hotelnya, Valery langsung memeluk pria itu dengan sangat erat, tangisannya kembali keluar setelah dia berada dalam pelukan Karan dan Valery berkata
"Karan bawa aku pergi, aku tidak perduli dengannya lagi, dia telah menipuku, aku ingin bahagia bukan menderita seperti ini, dia telah berbohong padaku selama ini Karan!!!"
Air mata Valery lagi-lagi mengalir membasahi jaket yang Karan pakai.
"Valery apa kamu minum? Valery kali ini kamu yang meminta padaku, dan jangan harap aku akan melepaskanmu dan membiarkanmu pergi dariku"
Karan membalas memeluk tubuh Valery, Lalu menggendong tubuh Keira dan membawanya pergi dari hotel itu tanpa membawa apapun yang ingin Keira bawa.
Didalam mobil, Valery masih terus menangis, padahal matanya mulai bengkak dan juga hidungnya yang sudah memerah. melihat ini membuat Karan ikut merasa sedih, dia tak bisa jika melihat Valery menangis seperti ini, dengan. lembut dia menghapus air mata yang terus mengalir dari mata Valery.
"Valery sudah cukup, jangan menangis lagi"
"Karan kenapa dia begitu jahat padakku!! apa salahku padanya" Ucap Valery.
"Valery berhentilah menangis aku disini untukmu, aku takkan menyakitimu apa lagi membuatmu menangis"
Karan terus menghapus air mata Keira yang terus mengalir, matanya sudah mulai bengkak dan Karan mencoba menciumi kedua matanya agar Valery berhenti menangis.
Jeon Karan bersumpah jika dia bertemu dengan tunangan Keira, dia akan memukulnya hingga babak belur, pria itu berani sekali menyakiti Valery yang sangat Karan cintai, jika Keira memberitahunya siapa tunangannya mungkin sekarang dia akan mendatanginya. Tapi sayang Valery selalu menutupi dia nama tunangannya.
"Ryui Valery sekali lagi aku akan ingin bertanya padamu, apa kamu yakin ingin meninggalkan tunanganmu?" ucap Karan mencoba untuk menyakini kim Keira dengan keputusannya.
"Aku.. Yakin.. Karan"
Valery gugup sangat menjawab pertanyaan Karan, dia sebenarnya masih ragu untuk meninggalkan Sean.
"jawab yang benar Valery!!"
"aku yakin Karan!!!!"
karna sangat kesal Ryui Valery langsung menarik tubuh Jeon Karan dan menciumnya dengan tiba-tiba.
Karan sangat terkejut, dia tak pernah mengira jika Keira akan menciumnya, tapi seperti ini sudah memutuskan Valery, baiklah Karan akan menerimanya dengan senang hati.
dia menarik Valery untuk naik kepangkuannya agar memudahkan dia menciumnya, ciuman itu sepenuhnya Keira yang menginginkan, dia bahkan melingkarkan tangannya di leher Karan, dan Karan juga melingkarkan tangannya dipinggang Valery dan membalas ciuman itu.
Dari luar mobil, hujan turun tiba-tiba dan membuat orang-orang diluaran sana berlarian mencari tempat untuk berteduh atau bersembunyi.
Hujan itu tak mengusik Karan dan Valery yang masih berciuman didalam mobil, baik Valery dan Karan seperti tidak ingin melepaskan ciuman yang panjang itu, ciuman itu bercampur dengan aroma wine dari Valery, Karan yang tidak minum pun ikut mabuk karna aroma wine dari Valery.
Pasokan udara Valery mulai berkurang, dia memberikan isyarat kepada Karan dengan mendorong dadanya agar melepaskan ciumannya.
Terlepaslah ciuman itu, keduanya terengah-engah mengambil oksigen sebanyak-banyaknya, Karan memandang wajah Valery yang sudah memerah mungkin itu efek dari wine, merapikan rambut Valery yang berantakan akibat ulahnya dan mengusap keringatnya yang bercucuran dari dahinya.
Menyentuh wajah Ryui Valery, dan Karan tidak percaya bahwa Keira akan mengambil ciuman pertamanya, tapi dia senang karna setidaknya dia bisa merasakannya.
Dan Valery juga memandang dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang telah dia lakukan tadi, dan dia bahkan duduk dipangkuannya, Karan merasa seperti tidak punya rasa bersalah pada Sean
"Valery, aku akan membawamu pergi dan menjauh darinya, kamu tidak akan pernah bertemu dengannya" ucap Karan, dia menarik tubuh Valery agar bersandar didadanya.
Valery hanya terdiam dan berfikir apa keputusan yang dia lakukan benar?, Dia terlalu lelah untuk berfikir mana yang baik dan yang buruk, dia menyerahkan semuanya pada takdir yang sudah ditentukan.
Memindahkan Valery kekursi penumpang, Karan mulai mengemudi dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan hotel tempat Valery tinggal sekarang.
*******
Sampailah mereka ketempat tinggal Jeon Karan, hujan masih turun.
"Valery diluar masih hujan aku akan kedalam untuk mengambil payung kamu tunggu disini saja"
"Tidak! Karan aku ingin hujan-hujanan"
sudah lama sekali dia tidak melihat hujan dia ingin merasakan hujan.
"kamu bisa sakit Valery!"
tak mendengar ucapan Karan, Valery segara membuka pintu mobil dan keluar berlari, dia membiarkan hujan membasahi tubuhnya.
Karan langsung bergegas keluar menyusul Valery, dia membuka jaketnya untuk menutupi tubuh Valery dan membawanya lari menuju apartemennya.
siapa nih yang tim Karan& Valery?
klo aku tim Sean&Valery
jangan lupa vote cerita ini agar semakin banyak yang menbaca dan komen untuk bab kali ini, komen yang banyak biar aku bisa cepat update