Chereads / Game Ď Logic / Chapter 10 - Chapter 1: x + 2y = 『 Requisial 』 Part 2

Chapter 10 - Chapter 1: x + 2y = 『 Requisial 』 Part 2

-- Part 2 --

Pepatah bijak di masa lalu pernah berkata: "Informasi bukanlah pengetahuan. Sumber pengetahuan yang pertama adalah pengalaman, dan nomor dua masihlah pengalaman." Namun kupikir itu hanyalah salah satu bentuk kebohongan yang dibuat-buat.

Seperti yang kebanyakan orang di jaman modern seharusnya sadari bahwa di samping suatu pengalaman ada sebuah pengamatan—dengan kata lain, analisis. Itulah metode terbaik untuk mencari pengetahuan.

Namun jika informasi itu sendiri sudah salah sejak awal, analisis sebaik apa pun hanya akan berakhir menghasilkan omong kosong belaka; dan jika analisisnya sendiri yang tidak tepat, segala upaya juga akan berakhir sia-sia .

Dalam sebuah negara, seorang negarawan perlu tahu apa yang dikerjakan bangsa-bangsa lain, teman atau pihak yang berpotensi menjadi musuh, dan jika mungkin apa yang ingin mereka kerjakan. Cukup mudah menebak apa yang sedang mereka kerjakan karena itu sering kali dapat diamati; tapi apa yang mereka ingin kerjakanlah yang tidak dapat diduga. Oleh karena itu, kamera-kamera luar angkasa sekali pun tak pernah dapat menggantikan analisis brilian yang mana hanya sedikit di antara manusia mampu mencapainya.

Dengan mempercayai hal ini, dua pintu bar yang menunjukan kanan dan kiri terbuka menghasilkan bunyi hantaman intens—seakan seorang raja akan berjalan melewatinya. Tapi, satu-satunya sosok yang membuka pintu itu dengan kedua tangannya tidak menunjukan sama sekali karisma seperti itu.

Bar yang sebelumnya berisik berubah seolah seseorang baru saja menghentikan waktu. Menggunakan sihir untuk menghentikan waktu memang terdengar seperti sesuatu yang akan kamu temukan di dunia fantasi, tapi di dunia ini, di sini, tak seorang pun pernah melakukannya.

----Dwarf, elf, werebeast, angel, manusia, dan beberapa lagi ras lain, semuanya menaruh perhatian penuh pada dua «Humanless» yang berjalan di tengah bar.

Melewati selusin langkah pendek, mereka duduk di atas Bar Stools yang disediakan di depan bar counter. Tinggi bar counter itu sekitar 1,1 meter, dan merupakan tempat yang ideal untuk meletakkan minuman.

Pemandangan di mana bartender membersihkan gelas kaca yang diambil dari bar display di belakangnya mengisi gambaran elegan ruangan. Tidak salah lagi, ini memang publik bar di dunia lain.

"Beri aku satu—classic mojito, master~" Shion mengatakannya dengan elegan.

"Dan untuk nona di sana?"

"Aku fresh mocktail saja." Tidak seperti Shion, Ruri mengucapkan nama pesanannya dengan biasa. Tetapi mukanya sedikit memerah, dan matanya juga tertutup rapat. Seperti ada sesuatu yang Ruri tahan sejak tadi. Sejak—beberapa saat lalu.

Seperti bagaimana 'fresh mocktail' disebutkan; sebuah minuman segar tanpa alkohol. Itu adalah sesuatu yang dibuat dari campuran bahan antara jus, sirup dan soda. Perbedaan terbesarnya dengan mojito Shion adalah adanya kandungan rum putih dalam mojito. Juga, limun yang segar dan mint dimaksudkan untuk menutupi kerasnya efek dari minuman rum. Jadi itu memberikan kombinasi manis yang sesuai untuk tenggorokan.

---Lalu bar tiba-tiba kembali berisik seperti biasa.

*Hehem~

Shion mendengus bangga.

"Kecenderunganmu untuk meniru tingkah laku karakter fiksi itu cukup mengesankan, leader. Berkat itu semua orang tidak memperhatikan kita lagi."

Ruri dengan tenang membisikkan itu seakan tidak ingin orang lain mendengarnya. Tepatnya, dia tidak bisa membuat orang lain mendengar apa pun darinya. Karena.... Shion sudah tahu sejak dulu kalau Ruri adalah tipe yang pemalu.

Memang benar, semua orang sudah sangat memperhatikan mereka sejak awal memasuki ruangan. Tapi perhatian yang sebelumnya disita telah dikembalikan seperti semula—seperti sebelum Shion dan Ruri hadir di tempat ini. Semua orang mengobrol dengan berisik, menghidupkan kembali suasana public bar yang semestinya.

Meski begitu, keberadaan 2 orang baru itu masih menimbulkan ketertarikan setidaknya untuk satu orang.

"Yo! Kalian pasti orang baru di kota ini. Ngomong-ngomong, harga minuman di sini sedikit mahal, tahu?"

Itu adalah gadis elf muda berambut pendek. Usia penampilannya memang tidak jauh berbeda dari Ruri, tapi usia jiwanya mungkin tidak begitu. Meskipun tampak sekitar 17 atau 18 tahun umur manusia, itu berbeda jika dia seorang elf. Bagaimanapun, ras elf terkenal memiliki umur yang panjang tidak sama dengan manusia.

"Namaku Liluth! Kalian?"

"Yagami Light." "Amisa Amane."

Sembari meminum sedikit mojito yang baru saja disajikan bartender, Shion menjawab secara elegan sedangkan Ruri mengikuti setelah itu.

Liluth menguatkan rangkulannya pada leher Ruri dan Shion. Dia tersenyum riang seperti gadis ceria yang polos, tapi mereka berdua melihatnya dengan jelas bahwa—ada kemampuan yang sengaja disembunyikan dan trik-trik kecil tertanam dalam otak liciknya. Namun, sayang sekali, gadis itu belum menyadari sama sekali fakta jika—Game-nya sudah dimulai.