-- Part 1 --
Kerajaan Rinea – Distrik perjudian bagian timur kota «Asterion».
---- Ibu kota di atas awan.
---- Hari pengintaian malam ke-48.
Lorong gelap yang dilumuri oleh warna malam. Di bawah gang sempit antara bangunan-bangunan ibu kota, bulan keperakan menyinari jalanan sempit dan seorang Bunny Maid yang sedang memperhatikan sisi lainnya.
-- Ikuti tanpa ketahuan.
Di balik tembok besar, Bunny Maid memikirkan kembali tindakannya. Mengendap-endap di bawah langit malam, di antara lorong-lorong gelap yang tidak disadari oleh siapa pun.
Dia terus mengendap-endap seperti itu—seperti, tanpa disadari oleh siapa pun. Hanya meneruskan ini sampai tujuannya tercapai—hingga, misinya terlaksana dan terpenuhi dengan sempurna.
-- Itu mereka.
Bunny Maid berjalan mengikuti jalanan sempit di sampingnya—tempat di mana dua buah bayangan baru saja menghilang ke jalan lain.
Terus... mengendap-endap seperti itu. Tanpa menimbulkan suara apa pun dan tanpa seorang pun sadar akan keberadaannya. Menunjukan keahlian Bunny Maid untuk membaur dengan suasana malam.
..... Satu saja bunyi dari sampah anorganik yang tidak sengaja terinjak akan berakibat fatal bagi pekerjaannya, meski begitu, Bunny Maid berhasil melalui semuanya dengan mudah.
Alasannya adalah, karena—Bunny Maid adalah 'pro' dalam hal ini.
Itu sudah lama sekali sejak dia mulai melakukan pekerjaannya seperti ini. Dari sejak usianya menginjak 10 tahun—tidak, mungkin sedikit lebih muda dari itu.
-- Kapan yah, terakhir kali aku membuat kesalahan saat bekerja?
Bunny Maid teringat kembali akan kesalahan pertamanya—itu sudah lama sekali—sangat jauh di masa lalu saat Bunny Maid masih seorang gadis kecil.
Tapi saat ini, dia meyakinkan dirinya sekali lagi.
-- Aku adalah 'pro' dalam hal ini.
Seluruh pengalaman yang dia tumpukkan semasa hidupnya akan menjadi senjata yang berguna di masa depan. Itu yang dia pikirkan.
Dan pekerjaan ini berlanjut.
*Crk *Crk
Bunyi bayangan yang menginjak sampah terdengar.
Bunny Maid berhenti di balik tembok gelap sambil menjulurkan sebagian kecil mukanya ke samping.
Di bawah cahaya keperakan yang mulai redup, dua bayangan kembali mengisi penglihatannya.
-- Mereka tidak bisa lolos lagi dariku.
Atau—seharusnya begitu. Karena Bunny Maid adalah 'pro' dalam hal ini, mustahil untuk lolos dari pengintaiannya.
Dan dua bayangan melanjutkan kembali perjalanan mereka tanpa menyadari fakta bahwa seorang Bunny Maid sedang mengikuti di balik tembok gelap.
*Ck *Ck
Dua bayangan yang telah Bunny Maid ikuti selama ini berjalan menyusuri jalanan yang lurus... sampai—tiga, empat langkah berikutnya, mereka mengambil jalan lain di sebelah kanan.
-- Aku yakin kalau kalian tidak akan lolos kali ini.
Menggunakan skill untuk menghapus keberadaannya dan menyatukan dirinya dengan suasana malam, Bunny Maid mengikuti mereka dengan mengendap-endap.
Tanpa suara dan tanpa seorang pun dapat melihatnya, Bunny Maid berjalan.... langkah demi langkah perlahan.... bergerak sebagai bagian dari udara dan pergi dengan hembusan—berhenti tepat di balik tembok dan keluar setelah penglihatannya diisi dengan sesuatu yang mengejutkan; di jalan yang dua bayangan tadi seharusnya lewati—sekarang hanya tersisa kegelapan lorong.
"Apa....?"
Pikirannya dipermainkan sekali lagi—target yang sudah susah payah dia ikuti lepas dari penglihatannya dan menghilang. Menghilang seperti tak pernah ada siapa pun yang seharusnya ada dan sedang berjalan di lorong itu—tanpa meninggalkan jejak atau pun suara, dan tanpa seorang pun sadar akannya—dua bayangan sudah menghilang dari pengintaian Bunny Maid.
-- Lagi!?
Bunny Maid menggertakkan giginya dengan keras hingga suaranya dapat terdengar di langit malam.
---- Itu adalah malam percobaan ke-48.
~**~
Kerajaan Rinea – Distrik perjudian bagian timur kota «Asterion».
---- Hari pengintaian ke-49.
"Ini...."
Bunny Maid melihat sambil bertanya-tanya tentang maksud seperti apa yang ada pada sebuah objek orange di depan matanya. Pandangannya jatuh pada sebuah wortel yang dengan sengaja diletakkan di atas jalanan tempat para bayangan sebelumnya menghilang.
Dengan penasaran, Bunny Maid mendekati tempat wortel tersebut diletakkan. Perlahan-lahan berjalan, Dia mengambil wortel itu dari tanah.
"Hah—?"
Bunny Maid menggeram dan menggertakkan giginya dengan keras—kelopak matanya ditutup dan pandangannya jatuh pada tanah.
Dalam kepalan tangan Bunny Maid, sebuah wortel—koreksi, objek mirip wortel diremas dengan bunyi *Kyut~* seolah wortel itu adalah mainan anak-anak—koreksi, seolah itu adalah umpan untuk menangkap kelinci.
Telinga bunny-nya memerah karena rasa malu dan amarah tersalurkan ke otaknya juga.
"Hn~—"
... Rasa penasaran muncul setelah Bunny Maid membuka matanya kembali. Dia melihat—
Dalam sudut matanya, seutas tali sintetis menggantung. Tepat setelah Bunny Maid melirik ke atas, ia sadar kalau tali itu adalah tali yang dikaitkan dengan wortel—koreksi, dengan umpan orange yang menjadi pipih di tangannya.
Sedangkan ujung tali satunya ada di....
Bunny Maid tidak menaruh kecurigaan tentang tali itu sejak awal. Dan ketika Bunny Maid sudah sedikit berpikir tentang itu, semuanya terlambat.
Katrol berputar.
Tali ditarik dan arah gayanya diubah oleh dua katrol di sisi kiri dan atas kepalanya.
Kemudian, tali sintetis yang disusun lingkaran di bawah kaki Bunny Maid mengecil lalu mengikatnya dalam sebuah jebakan klasik. Dan tali itu masih ditarik lagi ke atas.
"Kyaaa—!!"
Runtutan gaya itu berakhir dengan Bunny Maid yang tubuhnya terbalik antara kaki dan kepala menggantung di bawah katrol sementara tangannya berusaha dengan keras menarik rok yang mengikuti hukum gravitasi sebelum menampilkan pantsu imut bergambar wortel.
Itu adalah jebakan untuk menangkap kelinci—koreksi, itu adalah malam percobaan ke-49.
~**~
Kerajaan Rinea – Distrik perjudian bagian timur kota «Asterion».
---- Hari pengintaian ke-50.
Beralih menjadi bagian dari udara, bertindak sesuai situasi dan pergi dengan hembusan—Bunny Maid mengaktifkan hiding skill dan detection skill miliknya sekali lagi.
Sepenting apa assassinate skill digunakan dalam kondisi saat ini? Mengingat Bunny Maid sedang mengikuti dua bayangan yang pernah lolos dari pengintaiannya sejak 49 malam pengintaian terakhir, itu jelaslah sangat penting.
--- Namun, dibandingkan dengan itu, ada satu hal di dunia ini yang jauh lebih penting daripada skill dan kemampuan khusus apa pun.
Itu adalah sesuatu yang ada di atas spesifikasi dan aturan; dan merupakan langkah terbaik dan paling mungkin dimaksimalkan.
Dalam sebuah Game, itu adalah pengetahuan umum dan faktor penentu mutlak yang mengambil keuntungan dari pihak musuh. Itu adalah—
Strategi.
Itulah apa yang kurang dari Bunny Maid sekaligus apa yang musuhnya miliki darinya.
Dengan pengetahuan dan taktik yang lebih unggul, kemenangan didapatkan.
Bunny Maid yang bahkan dipuji sebagai salah satu yang terbaik dalam hal ini pada saat yang sama merendahkan targetnya. Tanpa mempertimbangkan kemampuan(kecerdasan) bermain musuh, Bunny Maid dikalahkan oleh kehadiran dua bayangan yang hanya seorang manusia normal dalam sebuah permainan Game dan Logika.
Meski begitu, dia tidak pernah menyerah sampai akhir. Itulah yang para bayangan sukai darinya sekaligus apa yang membuat mereka meneruskan permainan membosankan ini hingga kali ke-50.
-- Aku tidak boleh gagal.
Bunny Maid menetapkan bahwa ada sesuatu yang berbeda akan terjadi malam ini. Meskipun belum jelas bahkan bagi dirinya sendiri apakah itu akan menjadi kenyataan atau sekedar kebohongan—tidak ada yang cukup bijak untuk 100% mengetahuinya.
Mungkin sesuatu memang akan berubah malam ini.
Mungkin itu adalah saat kesuksesan misi Bunny Maid dalam mengintai dua bayangan di depannya—di balik tembok di sisi kirinya.
*Crk *Crk
Bunyi bayangan yang menginjak sampah anorganik menggema di lorong dan gang sempit.
-- Itu mereka.
Bunny Maid mengendap-endap di balik tembok dan, kemudian, bergerak setelah dua bayangan mengambil rute lain ke kiri.
"....."
Tidak hanya Bunny Maid tapi juga para bayangan tidak saling membicarakan apa pun, itu mengubah ketenangan malam jadi lebih hening dari biasanya.
Bunny Maid berhenti di balik tembok lain kemudian menjulurkan sebagian kecil wajahnya ke kiri. Mempraktekkan apa yang 'orang mencurigakan'(penguntit) lakukan saat mengikuti orang lain.
-- Jangan sampai ketahuan karena ini adalah kali terakhirnya.
Bunny Maid memikirkan itu dalam hatinya namun—
-- Di mana...?
-- Ada di mana—mereka!?
Bunny Maid menoleh ke kanan dan kiri dengan panik sambil tetap menjaga agar tidak ada suara yang akan membuatnya ketahuan.
Lalu, dua bayangan kembali terlihat—tidak, hanya sekilas saja terlihat. Bunny Maid tidak 100% yakin apakah apa yang baru saja dia lihat adalah bayangan yang ia cari. Meski begitu dia berbalik, mengikuti mereka.
Pertigaan lorong di belakangnya, Bunny Maid berhenti di balik tembok besar lalu melihat dua bayangan yang ia cari.
'Fyuh~' Bunny Maid menarik napas lega akan hal ini.
-- Fokus. Ikuti mereka.
Bunny Maid melanjutkan mengendap-endap sambil mengikuti para bayangan yang berbelok ke lorong lain di sebelah kanan.
-- Mereka berada tepat di lorong itu—berbelok ke kanan, huh. Sebenarnya, rute macam apa yang mereka ambil selama ini sampai-sampai aku gagal 49 kali? Itu mengesankan.
-- Seperti yang diduga dari Rintarou-sama dan Kurisu-sama.
-- Tapi hanya sampai ke-49. Sesuatu akan berubah malam ini, pasti.
-- Itulah kesempatan terakhirku. Jika aku gagal maka itu adalah penghinaan terburuk dalam sejarah.
Dan—saat Bunny Maid akan menengok ke sisi lain, dua bayangan sekali lagi menghilang. Bunny Maid spontan mengeluarkan dirinya dari persembunyian, menoleh ke kanan dan kiri dengan panik dalam lorong di mana para bayangan menghilang.
-- Tidak ada..... di mana mereka.....!?
-- Hanya kali ini. Aku tidak boleh kehilangan mereka setidaknya satu kali, cukup malam ini saja kumohon!
Malam ini adalah kesempatan terakhirnya, itulah kenapa Bunny Maid berharap dalam hatinya pada seseorang yang mungkin tidak pernah ada.
Tapi—mengabaikan semua itu, jawaban dari pertanyaannya adalah... ini.
Katrol berputar.
*Dadadadada
Tembok bergeser—koreksi, berjalan dengan roda.
Tepat di belakang Bunny Maid, jalanan yang seharusnya ditutup oleh tembok sekarang dibuka. Bunny Maid berbalik pada suara yang didengarnya. Dia menyaksikan—
Lusinan tulang putih yang dikumpulkan membentuk bukit kecil.
"Kenapa ada tulang di sini....? Apa yang terjadi.... temboknya....?"
*RrrrR~!!
Di sekitar bukit yang terbuat dari tulang, anjing-anjing menggeram sambil memandangi Bunny Maid yang mengamati mereka dengan shock.
Dari muka sampai telinga kelincinya memucat karena panik. Sekali lagi, Bunny Maid menyadari fakta bahwa—dirinya sekali lagi terjebak dalam 'perangkap kelinci' dan terpaksa menerimanya.
Para anjing menggonggong. Tanda bahwa mereka siap menyerang kapan saja.
Satu, dua detik berlalu... para anjing berlari maju menggigit rok kelinci malang yang cuma bisa berdiri sambil menarik-narik kembali roknya dengan putus asa.
Sobekan terjadi di mana-mana—menunjukan kulit putih dan bagian-bagian yang seharusnya tidak boleh diekspos pada dunia. Bunny Maid mengutuk dalam-dalam dua orang itu dalam hatinya.
-- Kalian akan membayar semua ini—Rintarou-sama, Kurisu-sama!
Itu adalah penghinaan terburuk yang pernah Bunny Maid terima seumur hidupnya. Itu adalah.... mungkin, hal yang memalukan.
"Kyaaaaaa~!"
Langit malam yang indah diisi dengan pekikan dari kelinci malang yang menggema di setiap lorong dan gang-gang sempit—di tengah kegelapan distrik perjudian bagian timur kota «Asterion».
-- Itu adalah malam percobaan ke-50.
~**~
Dua bayangan masing-masing mengenakan jubah coklat tua yang menutupi kepala. Ketika masing-masing tudung jubah dibuka, satu sisi menunjukan rambut putih tidak biasa sedangkan sisi satunya menunjukan rambut emas yang bersinar di bawah bulan.
"Jebakan dan pintu rahasia—yah, sekarang tidak bisa dipakai lagi." "Hm, begitu. Kenapa?"
Salah seorang di antara mereka manggaruk rambut putih tidak biasanya. Sebagai tambahan, orang yang menggaruk rambutnya seakan bermasalah itu juga memakai kacamata hitam yang tidak seharusnya seseorang pakai di malam hari, tapi... dia memakainya bukan untuk menghindari sinar UV, melainkan untuk menyembunyikan mata emasnya dari orang lain.
"Meskipun kamu tanya kenapa, yeah.... itu karena pihak mereka akan mengirim pembunuh sungguhan mulai besok."
"Jadi begitu. Apa kita akan berhenti melakukan ini?"
"Hmm.... nah, mungkin begitu. Siapkan saja untuk rencana selanjutnya."
"Tapi.... kamu bilang kamu belum memikirkannya."
Bayangan berambut emas menggembungkan pipinya setelah mengatakan itu. Itu begitu lucu sampai lawan bicaranya tertawa ringan karena perlakuan ini.
"Hahah.... hn, kamu benar, ditulis 'selanjutnya' tapi berarti hari-hari yang akan datang, mungkin."
Seketika, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, sangat jauh sehingga hanya bayangan berambut emas yang mampu mendengarnya.
---Tangan mungil dan putih menarik jubah coklat yang biasanya adalah jaket «Gamer» milik bayangan berambut putih—itu adalah tanda bahwa ada 'sesuatu sedang mendekat'. Tapi, hanya bayangan berambut emas yang mendengar suara itu.
"Leader...."
Perlahan, bunyi tersebut menggema di lorong dan gang-gang sempit. Tetapi sesaat setelah bayangan berambut putih juga mulai menyadarinya, suara itu menghilang.
"....."
"....."
Mereka tidak bisa bergerak dengan data yang terbatas. Dalam dunia di mana perbedaan kekuatan menjadi penentu besar hidup dan mati, kesalahan sekecil apa pun bisa menjadi fatal bagi pihak yang lebih lemah.
Itulah kenapa, kedua bayangan hanya bisa diam sambil meningkatkan seluruh kinerja dari panca indera dan cara berpikir mereka menuju maksimal.
Meski begitu, semuanya sudah terlambat ketika sesuatu mulai menjadi jelas.
"Di atas!" teriak bayangan berambut emas.
*CkrG *CkrG
Tapi tidak hanya bayangan berambut putih, bayangan berambut emas juga tidak sempat menoleh karena bayangan hitam itu baru saja mendarat di antara mereka.
Di tangannya yang telah dilapisi dengan sarung tangan half finger hitam, masing-masing sebuah pistol digenggam. FN57 di arahkan ke bayangan berambut emas sedangkan S&W .357 Magnum diarahkan pada bayangan berambut putih.
... Setelah dua detik, pistol itu diturunkan.
"Oiya~ kukira siapa. Ternyata kalian—Shion, Ruri."
Bulan keperakan bersinar lebih terang karena awan putih baru saja menghilang. Cahaya keperakan yang baru saja muncul memperlihatkan wajah laki-laki yang familiar untuk dua bayangan yang tengah menyaksikan itu dengan aneh.
"Akihara..... Karasu....----" Shion memanggil sebuah nama—nama yang sangat dia kenal lebih dari siapa pun... teman baiknya, rival, dan juga----leader terdahulu.
Di bawah mata dan rambut hitam yang menjadi simbol dari laki-laki itu, mulutnya yang tadi tertawa bergerak naik turun, dan sebuah pernyataan keluar dari suaranya.
"Kebetulan, ada hal yang ingin kubicarakan pada kalian."