Chereads / Game Ď Logic / Chapter 15 - Chapter 2: x - 2y = 『 Encountering World 』 Part 2

Chapter 15 - Chapter 2: x - 2y = 『 Encountering World 』 Part 2

-- Part 2 --

--- Kerajaan Rinea

Satu-satunya kerajaan di benua Shuvasphere dengan ibukota di atas awan.

--- Penginapan «Bear Claw» – sebuah tempat di bagian timur kota «Asterion».

Jika kamu mencari arti penginapan dalam sebuah buku, maka itu adalah tempat seperti hotel, resor, apartemen, rumah pribadi atau bahkan tenda saat berkemah.

Sama seperti bagaimana kata itu ditulis; 「tempat」 tersebut dibuat untuk 'menginap', yang berarti akan ada tempat untuk tidur, istirahat, keselamatan dan keamanan, tempat berteduh dari suhu dingin atau hujan, penyimpanan barang dan juga akses ke fungsi umum rumah tangga.

Tapi ruangan ini agak berbeda, kamar ini, karena itu penuh dengan hal-hal yang tidak seharusnya ada dalam sebuah penginapan.

"Buku, huh. Kalian membeli semua ini dalam sebulan?"

Pemandangan di kamar no. 1 penginapan «Bear Claw»—ditulis atas nama «Humanless»-Shion dan Ruri hampir semuanya dipenuhi dengan buku-buku.

"Kami membeli 264 buku ini lebih tepatnya sejak 49 hari terakhir."

Jawaban dari perempuan yang sudah mulai membaca buku di atas sofa hitam di dekat kasur no. 2 dari sudut kanan ruangan—Konokoneko Ruri.

"Koreksi, bukan kami yang 'membeli' semua buku, tapi kami yang memesannya dari orang lain."

Jawaban dari pria yang langsung merebahkan tubuhnya pada kelembutan kasur foam hitam di sudut ruangan sebelah kanan—Shion.

"Kalian berdua.... kesampingkan soal buku-buku ini. Harga menginap di kamar ini pasti sangat mahal, 'kan?"

Pertanyaan datang dari laki-laki berambut dan bermata hitam yang belum sempat melepaskan mantel hitamnya karena sibuk dengan aktivitas 'melihat-lihat' dan 'menilai'-nya—Akihara Karasu.

"Santwai swajwa Akwirwa, adwa alwaswan untwuk swemwua inwi~"

Shion mengucapkan itu sambil membenamkan mukanya sampai artikulasi dari suara itu hampir tidak terbentuk sama sekali.

"Jadi Leader—err leader sebelumnya, apa yang mau kamu bicarakan dengan kami?" Ruri katakan itu tanpa menutup bukunya; dia bahkan tidak sekali pun melirik ke arah Akira.

"Ruri, Akira saja. Leader sekarang adalah Shion, 'kan?" "Yah, itu benar, tapi kan..."

Sementara Shion tidak membuat pembelaan apa pun, dia membuat ekspresi murung di atas bantal.

Di atas kasur yang membelakangi Akira sambil memeluk sebuah bantal hitam, Shion membenamkan mukanya sampai orang lain tidak bisa melihat ekspresi yang dia tunjukan.

"Baiklah, aku memanggil satu orang lagi jadi mari rapikan tempat ini sampai dia datang." Meninggalkan kata-kata seperti itu Akira mengambil beberapa buku lalu menyusunnya sehinnga buku-buku tidak memakan ruang terlalu banyak.

Di dalam hatinya sambil melihat pada kegelapan bantal, Shion berpikir, bahwa—

-- Kau sudah berubah, Akira.

~**~

"Anoo... aku datang seperti kata Akira-senpai.... apa ada orang di dalam......? Hei, apa di dalam benar-benar ada orang? Akira-senpai jangan bercanda tolong buka pintunya."

Seorang manusia berjalan dengan cepat memasuki kamar mengikuti pintu yang terbuka. Seperti bagaimana pintu terbuka, pintu kamar penginapan kembali ditutup dengan cepat. Apa yang menunggu manusia itu di dalam adalah Shion dan Ruri yang masing-masing duduk di atas kasur foam hitam dan sofa hitam mahal dan satu 'Akira-senpai' di depan pintu.

"Phew~" Hembusan napas lega terdengar dari manusia yang baru saja masuk.

Reaksi pertama setelah melihat-lihat ke dalam adalah—dengan senyuman kecut; "Ada.... banyak sekali bukunya, ya(?)" Kata-kata seperti itu.

"Namanya Emi-V. Nah, anggap saja dia orang yang baik."

Mengabaikan perkenalan Akira, Emi-V berjalan dengan gugup.

"A-aku akan membereskan ini oke(?)"

Dia mengambil beberapa buku yang masih berantakan untuk merapikan—bukan, dia tersandung oleh kakinya sendiri dan keseimbangannya hancur sebelum 「merapikan」 itu terjadi.

Emi-V terdorong beberapa meter. Lalu—

*Unch~ Terbentuk ciuman hangat yang memadukan bibir lembut Emi-V dengan pipi putih Shion.

"Leader!" "... Heheh~" Akira tertawa masam.

Shion menyingkirkan tubuh Emi-V yang matanya masih berputar-putar dan mulutnya yang membentuk kata aneh "Awawawa~" dari pangkuannya.

"Apa-apaan orang ini!?" Shion membentak sambil memegang pipinya yang memerah.

"Ma-maafkan aku! Aku minta maaf! Aku benar-benar sangat meminta maaf!"

Emi-V membungkuk beberapa kali seperti pegawai kafe yang membuat kesalahan pada pelanggan dan—anehnya itu terasa sangat natural sampai-sampai kamu bisa melihat betapa terbiasanya dia meminta maaf.

"Anu..." Ruri menutup bukunya kemudian mendekati Akira yang berdiri tidak jauh dari pintu. "Apa ini sudah biasa?"

Akira tertawa. "Dia bahkan mencuri ciuman pertamaku hanya karena terpeleset."

"Err...."

"Itu tidak benar! A-aku akan kesusahan kalau kalian menganggapku begitu! Karena a-aku, aku bukanlah orang seperti itu, oke!? Kalian paham, ya kan....? Tolong jangan menatapku dengan mata yang seolah berkata kalau aku adalah seseorang seperti itu!" Emi-V menundukkan kepalanya, kemudian berjongkok sembari membenamkan mukanya di antara paha putih dengan dua tangan yang menutupi telinga.

Setelah beberapa detik menengok ke atas dengan mata yang berkaca-kaca seolah dia baru saja akan menangis, dia mulai berkata: "Se-senpai kita setuju untuk tidak menghitung 'itu' karena waktu itu adalah kecelakan 'kan?"

"Hmm~ aku bilang begitu? Tapi jika mengesampingkan apakah itu kecelakaan atau tidak...."

*Jiiiii~

"Berhenti menatapku dengan mata yang seolah berkata kalau aku adalah perempuan seperti itu! Uwaaaa~!"

Emi-V menangis sampai air matanya jatuh membasahi lantai.

"Menjijikkan." Komentar Ruri.

"Malulah sedikit." Tambah Shion.

"Uwaaaa~!!" Emi-V menangis lebih keras.

Kamar no. 1 penginapan «Bear Claw» kedap terhadap suara, yang berarti tangisan sekeras apa pun juga tidak akan mengganggu para tetangga. Tapi meskipun para tetangga baik hati tidak merasa terganggu ada 3 orang dalam kamar ini yang masih mendengar tangisan Emi-V.

Ruri menutup telinganya dengan tangan kemudian menoleh pada Akira.

"Pertanyaan: Apa hubungan leader sebe—um, Akira dengan orang aneh ini? Kenapa dia memanggil Akira dengan 'senpai'?"

Honorifik ada di dunia ini. Itu adalah gelar kehormatan bersifat gender-netral dan dapat digunakan baik pada nama pertama mau pun nama keluarga. Di dunia Shion dan Ruri itu merupakan tradisi bangsa jepang yang juga telah dikenal luas oleh dunia.

Tapi di sini, di dunia ini yang di awasi oleh Creator «XeeX»—itu adalah kebiasaan formal mau pun informal yang berasal dari Federasi 4 Mata Angin di mana Federasi tersebut juga menggunakan bahasa yang mirip dengan bahasa jepang.

Tidak, lebih tepatnya itu memanglah bahasa jepang. Mereka bahkan masih menyebutnya 「bahasa jepang」 atau dalam istilah bahasa jepang itu sendiri disebut 「nihon-go」 .

Perbedaannya adalah di dunia sekarang honorifik seperti itu masuk dalam kebiasaan berbahasa internasional. Dan terkadang, bukan cuma bahasa internasional tapi juga bahasa lain ada yang masih tetap mencampurkan honorifik untuk berkomunikasi.

Dengan begitu, adalah hal yang wajar untuk menemukan orang yang mencampur honorifik ke dalam bahasa keseharian mereka.

Dan jika benar begitu, alasan kenapa Emi-V memanggil Akira '-senpai' adalah karena gadis itu menganggap Akira sebagai seniornya.

"Itu karena...." Akira menggaruk kepalanya seperti kesusahan akan sesuatu. Beberapa saat kemudian dia tertawa ringan saat menjawab: "Yah, banyak hal terjadi."

Ruri menggembungkan pipinya karena cemberut, sedangkan Akira merasa nostalgia karena perlakuan Ruri yang sudah lama tidak dia lihat.

Ruri mungkin akan terus mendesak Akira jika ini berlanjut. Namun Shion berpikir kalau ini bukanlah saat yang tepat untuk menanyakan itu—atau lebih tepatnya dia tidak ingin memaksa Akira untuk saat ini, karena—

Dia berpikir bahwa teman baiknya—Akihara Karasu telah berubah.

Itulah kenapa Shion tidak ingin memaksanya untuk sekarang.

"Daripada itu, bisa kalian jelaskan kenapa dia memakai jaket coklat yang tudungnya seperti kepala beruang dan sarung tangan half finger coklat yang bentuknya seperti cakar tikus tanah?" Shion coba mengalihkan pembicaraan.

"Ini juga cakar beruang! Grow~!"

Emi-V yang masih menangis coba mengintimidasi Shion dengan sarung tangan beruang di tangannya, tapi target yang ia takuti tidak merasa ada intimidasi sama sekali.

"Kenapa kau meniru cara bicara beruang, huh? Juga itu malah lebih mirip kucing."

"Tentu saja aku juga suka kucing, grow~! Tapi aku yang sekarang adalah beruang!"

Emi-V merengek meminta itu pada Shion, tapi Shion melihatnya seperti melihat sampah organik di pinggir jalan.

"Senpai~!"

Emi-V meminta bantuan pada orang terdekatnya karena hanya dia yang mengerti Emi-V dengan baik. Tapi orang itu tertawa agak keras sambil memegang pinggang seolah ada sesuatu yang membuatnya bangga.

"Soal itu, itu berkaitan dengan apa yang ingin aku katakan."

Ruri menghela napas. "Berkaitan, huh.... kuharap Akira tidak membicarakan tentang orang aneh itu pada kami."

"Tidak tidak. Siapa juga mau bicara soal gadis langka yang berpakaian seperti binatang. Bercanda juga ada batasnya, Ruri; bagaimana pun juga kamu terlalu tidak sopan pada orang aneh."

"Se-senpai~ Uwaaa~!"

Mengesampingkan orang aneh yang tiba-tiba menangis, mulut Akira bergerak membentuk kata-kata berikutnya.

"Pertama, mari menyebutnya dengan «operasi pembebasan budak»!"