Chereads / Game Ď Logic / Chapter 19 - Chapter 3: x * 2y = 『 Initial Step 』 Part 2

Chapter 19 - Chapter 3: x * 2y = 『 Initial Step 』 Part 2

-- Part 2 --

Itu salah satu bagian dari 「hasil」 yang mereka peroleh dari Game(perjudian) sebelumnya.

*Tink

Dari ibu jari sekeping koin emas dilemparkan ke udara.

--- Salah satu dari puluhan koin emas yang ada dalam kantong kecil pada genggaman tangan seseorang—koin emas Shuvasphere, mata uang benua Shuvasphere.

"Kepala." "Pertanda bagus?"

"Entahlah, kuharap begitu." "Apa pun itu, ayo mulai Game-nya, leader."

"Ya, ayo mulai Game-nya."

Kerajaan Rinea – distrik perjudian bagian timur kota «Asterion».

Bangunan yang berdiri di belakang mereka bahkan lebih megah dan besar dari gedung «Humanless» yang mereka tempati di kehidupan sebelumnya—itu adalah The Cardinal Diamond Casino yang menjadi pusat dari distrik perjudian Kota Asterion.

*Tink

「Hasil」 yang Shion jentikkan sekali lagi adalah bagian kecil dari beberapa «Money Card» yang mereka dapatkan malam ini.

67.400 Shuvasphere—semuanya ada dalam 34 koin emas dan 8 «Money Card» di mana 1 koin emas setara dengan 100 Shuvasphere dan 1 «Money Card» berarti 80 koin emas.

--- Di bawah bulan purnama malam ini dua bayangan berjalan di tengah jalanan ramai antara bar-bar malam dan lusinan hotel yang sengaja dialihkan untuk fungsi tertentu.

Satu di antara mereka mengenakan mantel hitam selutut dan topi fedora hitam yang menutupi rambut putihnya seperti seorang detektif dalam sebuah penyelidikan; di mana yang menjadi poin tidak biasa dari sosok ini adalah kacamata hitam yang tidak seharusnya seseorang pakai di malam hari, ada di kepalanya. Tapi daripada menutupi mata dari sinar Ultra Violet itu justru menutupi orang-orang dari mata emasnya—sebuah «Atavism's Characteristic» yang laki-laki itu pendam dalam dirinya sejak hari masa kecilnya, di mana itu akan sangat mencolok di muka umum.

Di samping pria berpenampilan detektif, remaja 18 tahun ada dalam jubah abu-abu selutut di mana simbol cakar kucing terlihat di bagian depan dan belakang jubah tersebut sementara sepasang telinga kucing melambai di atas tudung yang tengah remaja itu kenakan.

Mereka berjalan melewati jalanan yang cukup ramai sehingga tidak banyak orang memperhatikan keanehan itu sekarang.

Melewati jalanan tersebut, mereka sampai pada sebuah taman di mana ratusan bunga tumbuh menjadi bagian dari taman itu sedangkan kursi-kursi dan lampu-lampu diletakkan secara acak.

---Berada tepat di antara distrik perjudian dan distrik pembelanjaan Kota Asterion adalah The Sky Flower Garden—yang saat ini terkenal karena lusinan jenis bunga Sky Flower tumbuh dan menjadi ciri khas dari taman ini.

Sekitar 10 pasangan sedang menikmati malam bersama kekasih tercinta mereka, dan, hal itu juga menyebabkan dua orang yang baru saja masuk terlihat seperti sebuah pasangan.

Pasangan baru itu sekarang memasuki jalanan tempat puluhan bunga Aloftia berjejer di samping kanan dan kiri mereka.

Seperti bagaimana 'Aloft' yang berarti tinggi, bunga Aloftia adalah jenis Sky Flower yang ketinggiannya ada antara dada dan pundak orang dewasa. Dan karena ketinggiannya itu, seseorang di masa lau bahkan pernah membuat labirin kecil dari susunan bunga Aloftia.

Dan kemudian, sesaat ketika tiba di persimpangan jalan, mereka berbelok dan dengan cepat berlari di tengah jalanan antara bunga Aloftia.

Tapi mereka hanya berlari untuk beberapa saat, hanya beberapa detik sebelum sang perempuan tersandung oleh kakinya sendiri dan terjatuh.

Laki-laki di sampingnya segera menolong si perempuan.

Merendahkan tubuh mereka sampai-sampai kepala yang menjadi satu-satunya bagian yang dapat dilihat dari kejauhan terbenam dalam lautan bunga Aloftia.

Setelah satu, dua detik, 'mereka' kembali berjalan di tengah jalanan antara bunga Aloftia seperti tidak ada yang terjadi.

~**~

"Baiklah."

Jalanan ini sepi dan dingin.

Dua orang berhenti setelah beberapa menit meninggalkan taman.

-- Untung aku memakai pakaian hangat. Jubah kucing memang yang terbaik!

Salah seorang dari mereka bersyukur.

Laki-laki di sampingnya melanjutkan.

"Bukankah ini saat yang tepat untuk kita menyelesaikan Game ini? Well, aku tahu kau mengincar kami."

Suara itu menggelitik pendengaran seseorang.

Seorang ninja. Perempuan? Entahlah, dia memakai kain hitam sebagai masker sehingga sebagian mukanya tertutupi. Tapi tubuhnya terlihat kurus, dia mungkin saja perempuan.

"Siapa sangka, keberadaanku disadari semudah ini."

-- Suaranya lembut dan ringan, dia mungkin saja perempuan.

-- Pakaian serba hitam dan sebuah masker. Seorang assassin, yah, jadi ini pembunuh yang dia bicarakan.

"Ah~ bukan, kau salah tentang itu, Assassin-chan. Kami tidak menyadari keberadaanmu, atau setidaknya aku tidak menyadari keberadaanmu. Itu penyamaran yang sempurna. Tapi.... kau tahu?"

Orang yang dia panggil 'Assassin-chan' menajamkan penglihatannya, dia mulai berpikir apakah dia mungkin masuk ke dalam jebakan seseorang.

Bukan, permainan seseorang, lebih tepatnya—dalam ending yang telah mereka tentukan.

Pria yang sebelumnya berbicara melanjutkan kembali kalimatnya.

"Seseorang memberitahuku kalau seorang pembunuh akan muncul jika kami datang ke taman barusan pukul 02.00 jadi... tolong jangan salahkan takdirmu jika sesuatu yang buruk terjadi padamu malam ini, tapi salahkan dirimu sendiri karena terlibat dengan 'mereka'."

Dan, pria itu membuka topinya—rambut hitam terlihat di bawah cahaya bulan.

S&W .357 Magnum digenggam dalam telapak tangan yang diulurkan dari seseorang bermata hitam.

Senyuman liar muncul dalam penglihatan sang assassin.

"Eh....?"

--- Assassin dan satu orang yang berdiri di samping sosok berambut hitam membeku terkejut sesaat setelah hal seperti itu terjadi. Tapi alasan kenapa mereka terkejut bukan karena senjata aneh yang tiba-tiba muncul dari kehampaan.

Tapi karena apa yang Akira katakan setelah membuka topinya.

"Okeh, Checkmate, kami menang."