-- Part 8 –
Kerajaan Rinea – ruang konferensi utama.
Seketika—
Ruang di sekitar meledak.
Tampak seolah sejumlah dinding baru saja dihantam dengan kekuatan luar biasa—meja besar yang menjadi pusat ruang konferensi utama dibelah menjadi dua, sementara kartu-kartu beterbangan di udara dengan sejumlah besar dokumen. Asap mengisi ruang rapat utama, dan salah satu dinding yang menghadap pintu depan benar-benar hancur.
"HIGYA! B-bagaimana kengerian ini terjadi....."
Gadis berambut merah, atau biasa dipanggil Emi-V berputar-putar mengikuti dunia yang berputar di kepalanya.
Dan sumber yang menyebabkan semua ini melihat ke sekeliling, sayap putih di punggungnya menghilang seperti tidak pernah ada.
"Papa, nee-sama, kalian di sini? Kupikir ini cara tercepat sampai kerajaan, tapi karena ada terlalu banyak orang aku tidak bisa menahan daya hancurnya.... Apa kalian baik-baik saja?"
Dengan datar, seorang gadis twintail berteriak sambil mencari-cari di sekitar ruangan.
-- Dia masih menahan, katanya.
"Ah, jadi ini bagaimana sebuah kerajaan terlihat, huh... Seperti yang ada di buku."
Akira tertawa pada kemampuan putri twintail di sampingnya, sementara Ruri merasa kagum saat melihat dekorasi di dinding ruangan.
"Sebenarnya, orang biasa tidak mungkin baik-baik saja, tahu?"
Suara perempuan terdengar dari suatu tempat, namun asap hasil tabrakan menutupi ruang di sekitar sehingga melihatnya menjadi sulit.
Saat semua orang akhirnya mendapat sedikit penglihatan—dengan momentum besar, pria paruh baya mendekati gadis twintail dengan langkah melayang, dan berseru padanya.
"Aah~ Aaltinaa kecil dan imutkuu~ kamu sudah pulang yah~ biarkan papa memelukmu~!"
"Papa... itu geli."
Pada orang yang menggosokkan pipinya dengan gadis twintail dan ternyata dipanggil papa, Akira tertawa.
"Oh, bukankah itu sang raja? Lama tidak bertemu."
"Tunggu, kau...................... apa kita pernah bertemu?"
"Ahaha~ seperti yang diduga, kau jadi lebih pikun sejak setahun lalu kan, orang tua?"
Dengan tenang, Akira mengatakan kalimat tabu yang biasanya mengacu pada hukuman mati di hadapan raja, bahkan sambil tertawa.
Meski begitu raja yang dimaksud saat ini—setelah dua detik mengingat-ingat, ia berkata acuh.
"Ah, siapa juga yang peduli."
Lalu kembali menggosokkan pipinya pada Altina seolah itu sebuah kewajiban.
Melihat kejadian itu, satu orang lagi tertawa di kejauhan. Apa yang ia katakan selanjutnya membawa suhu dingin intens yang mampu membuat seisi ruangan membeku.
"Hi, Akira, lama tidak bertemu~ ☆ Ayah, dia orang yang aku lamar tahun lalu."
-- Tunggu, apa-------?
Shion, Ruri, dan Emi-V tiba-tiba memiliki pikiran yang sama di benak mereka. Dan berikutnya—
Shion terjatuh menangis dengan dua tangannya menopang lantai, Ruri memegangi telinganya seakan ada yang salah dengan pendengarannya, sedangkan Emi-V menjadi patung batu di samping Akira.
"Yah, lama tidak bertemu juga, putri kedua. Anda pasti sehat-sehat saja selama tinggal di kerajaan."
"Dan aku bertanya-tanya merujuk kepada siapa 'putri kedua' itu. Tolong panggil aku Stella sebagai gantinya.... Juga, lamaran itu masih berlaku, tahu~ ☆?"
Melihat senyum putri kedua—Stella yang merendahkan diri, Akira mengangkat bahu.
"Hahah.... saya takut jika saya memanggil anda tidak sopan, orang lain juga akan memanggil saya tidak sopan.... Kembali ke topik, putri kedua—"
"Stella."
"Mari kita mulai—"
"Stella. Kubilang, panggil aku Stella. Bukannya Akira juga memanggil ayahku secara tidak sopan? Dan juga, kamu mengabaikan pembicaraan soal lamarannya."
Akira hanya bisa tertawa masam setelah itu.
Di samping Shion, seorang gadis berjaket biru memegangi matanya sambil menangis duka. Kalimat yang ia lemparkan berikutnya mempunyai level power tinggi yang menyebabkan critical pada Akira.
"Ah~ Aku tidak percaya kalau—kalau Akira akan melupakan hari-hari yang kita habiskan dengan yang lainnya bersama...! Aku tidak percaya ini—bagaimana bisa Akira mengkhianati kepercayaan dan sumpahnya sebagai salah satu dari kami....!"
Umumnya—tidak, semuanya... semua anggota «Humanless» adalah orang-orang yang gagal dalam kehidupan sosial, tidak terkecuali Akira atau bahkan Ruri sendiri.
Mereka adalah orang-orang yang sepenuhnya mengekang diri dari masyarakat dan hanya hidup berdampingan satu sama lain, melewati hari-hari tanpa kehidupan penuh cinta dari masa remaja.
Tapi sekarang—
Apa yang mereka lihat di depan mata mereka adalah...
Adalah aib seperti dia.
Sementara itu, dengan momentum besar Shion menunjuk aib yang telah mengkhianati sumpahnya dan mulai berteriak padanya.
"Terdakwa, Akihara Karasu! Tidak hanya kau Riajuu, kau bahkan mendapat seorang putri kerajaan sebagai pasanganmu! Aku mencoba mengolah dosa besar ini di otakku, dan berdasarkan keputusan egoisku sendiri, vonismu sepenuhnya benar-benar bersalah, dan selanjutnya kau akan dijatuhi hukuman mati! Oleh hukum galaksi, sekarang aku akan melenyapkanmu menjadi debu alam semesta!"
"Tunggu, kalian berdua—putri kedua juga tolong jangan mengatakan hal yang menyebabkan orang lain salah paham..."
"Tapi memang benar kalau aku melamarmu."
*Jiiii~
"Tidak! itu tidak seperti yang kalian lihat... Aarh! Yang ingin kukatakan adalah...."
Pada Shion dan Ruri yang menatapnya dengan curiga, Akira melanjutkan.
"Itu bukan lamaran pernikahan."
....
-- Huh?
~**~
Duduk di hadapan para «Humanless» adalah anggota Kerajaan.
"Sekarang semuanya sudah di sini. Mari memulainya dengan perkenalan singkat.... Baik dan lemah lembut—semuanya, namaku Stella Gran Rinea~ ☆!"
Dari paling kiri—Stella, atau yang lebih dikenal sebagai putri kedua membuat peace dengan jarinya.
Di bawah tiara berlian yang dilengkapi dengan 7 permata perak, rambut birunya memanjang sampai pinggang ramping nan eloknya, ia tampil dalam gaun putih selayaknya seorang putri kerajaan.
Suatu kejadian mempertemukan Stella dan Akira sekitar satu tahun yang lalu. Akira menyelamatkan Stella dan pada saat itulah dia melihat potensi dari Akira, dan hampir secara paksa merekrutnya.
Banyak hal yang ia lakukan untuk mendapatkan Akira, dan sudah tak terhitung berapa kali Akira terpaksa mengunjungi kerajaan karena Stella.
"Hm? Ah, Zarius... aku seorang raja."
Melihat ke Altina sambil bicara adalah raja Kerajaan Rinea yang membuat muka berseri-seri sejak kepulangan Altina beberapa saat lalu.
Rambut panjangnya yang diikat ke belakang dan sedikit janggut yang tumbuh di bawahnya membuatnya cocok dengan image orang tua pengangguran.
Selain tulisan "#TEAMALTINA" di kaos birunya, semua yang ia kenakan benar-benar polos yang jauh dari bayangan seorang raja seharusnya.
Itu membuat orang lain saat pertama kali melihatnya berpikir kalau sang raja akan lebih cocok menjadi Neet daripada memimpin sebuah kerajaan.
"Aku Altina... sudah kubilang, kalian hanya akan membuang tenaga sia-sia."
Duduk di paling kiri adalah gadis twintail 14 tahun—Altina, atau yang juga dikenal sebagai putri ketiga. Ia tumbuh lebih pendek dari anak-anak seumurannya—dan secara penampilan, Altina seperti seorang anak 12 tahun pada umumnya. Diletakkan di pangkuannya adalah one-handed-sword putih yang dihiasi dengan permata 14 warna.
Beberapa saat lalu, ruang konferensi utama dipulihkan secara ajaib seolah tidak ada yang terjadi, dan konferensi berlanjut secara normal.
"Aku Shio—"
"Aku sudah tahu. Namamu adalah Okabe Rintarou, dan orang di sebelahmu adalah Makise Kurisu, benar?"
Mendengar kalimat Altina, Shion dan Ruri tersenyum masam sementara Akira menatap mereka karena sebuah pelanggaran fatal, yaitu—
Mengidap penyakit Chuunibyou, atau yang juga dikenal sebagai sindrom kelas 8.
Menggunakan tokoh fiktif sebagai nama adalah salah satu tanda dari munculnya sindrom ini.
Di mana, Okabe Rintarou dan Makise Kurisu sendiri adalah karakter utama dari serial anime Steins;Gate—di mana itu adalah salah satu yang paling disukai oleh Akira. Itulah yang menjadi alasan kenapa Akira terus menatap mereka dengan curiga.
.... Shion menjelaskan setelah berdeham.
"Nah, ada tiga alasan mulia dalam penggunaan nama ini: menyembunyikan identitas, mengelabui musuh, dan yang paling penting—"
Shion berhenti untuk sejenak—dan mengangkat senyum penuh syukur... dia meneruskan.
"Karena itu pilihan Steins;Gate."
".... Lebih seperti gerbang keanehan leader."
Ruri melontarkan kalimat itu dengan tawa ringan, sedangkan Stella menjelaskan di depannya.
"Tentu saja itu bukan nama asli mereka, Altina. Ngomong-ngomong aku juga memakai nama palsu di kasino~ ☆."
"Ja-jadi, nama orang yang rambutnya hitam itu juga bukan Leluoch Vi Britania--!?"
" "Pfft—" "
Termasuk putri kedua Stella, tiga orang tertawa.
"Namaku Shion, ini Ruri, Akira, dan orang di sana dipanggil Emi-V."
Shion memperkenalkan setiap orang yang ada di deretnya.
... Kemudian, Ruri dan Shion mengumumkan dengan angkuh dan provokatif.
"Kerajaan Rinea vs Humanless—mari kita mulai saja Game-nya."
"Akan kutunjukan endingnya... terus terang, kalian(keluarga kerajaan) itu pengganggu."
"---Sh-Sh-Shion-san Ruri-san!?"
Emi-V yang sejak tadi diam dan mendengarkan dengan patuh meminta maaf dengan panik. Beberapa kali, meja yang dihantam dengan kepalanya menimbulkan bunyian keras.
"A-apa yang coba kalian katakan di hadapan raja!?"
Pada Emi-V yang berbisik marah, Shion dan Ruri meminum tehnya tenang seakan tidak ada yang aneh dengan suhu udara.
Sedangkan, Akira yang duduk di samping Shion melebarkan matanya.
"Aku paham sekarang... ghahahahah~!"
Kenyataannya, hanya Emi-V selain anggota kerajaan di tempat ini yang tidak memahami situasi sekarang.
Memahami bahwa alasan kenapa Shion menyuruh Emi-V dan yang lain menjual aksesoris werebeast dan alasan kenapa Shion terus pergi ke kasino setiap malam, ternyata berhubungan.
Semua itu dilakukan untuk saat-saat ini.
Untuk—sebuah «Betting Game» dengan Rinea.
".... Huh?"
Emi-V terdiam bukan karena kata-kata Akira, tapi saat ia mengamati apa yang terjadi di sekitar.
-- Mereka tidak... marah?
-- A-apa kami tidak a-akan dihukum mati?
Itu karena—
"Yah~ menjual banyak aksesoris werebeast juga berarti memulai sebuah tren baru, di mana tren yang kumaksud di sini ternyata begitu menyakitkan mata para bangsawan di Asterion, dan terutama... anggota kerajaan itu sendiri. Itulah kenapa kalian ingin menyingkirkan 'sumber' yang menyebabkan masalah ini."
Perbudakan, diskriminasi dan standar ganda.... itu menjelaskan fakta bahwa bangsawan dan keluarga kerajaan membenci para werebeast.
Itu juga yang menyebabkan bagi mereka, tren bodoh seperti memakai aksesoris werebeast harus segera dihentikan. Tapi toko yang menjual aksesoris-aksesoris ini ternyata dikelola oleh orang-orang yang menyebabkan masalah di kasino negara, di mana pihak kasino itu sendiri kesulitan mengatasi mereka.
Melihat Stella, Altina, bahkan raja sendiri menahan diri pada pernyataan Akira yang kurang ajar, ia melanjutkan dengan senang.
"Tapi pengintai yang dikirim kasino mendapat 50 kali kegagalan beruntun sedangkan assassin mereka dikalahkan, itu menyebabkan sejumlah orang—'sumber' yang menyebabkan itu menjadi 「tidak terukur」 . Itulah kenapa dalam hal ini—kalian 'berhati-hati'."
*Bak!
Meja kayu yang terbuat dari campuran material langka seketika dipukul.
Orang yang menyebabkan itu memerah dan terlihat seperti ingin menangis, wajahnya jelas menujukkan ketidaksenangan.
"Cukup sampai di situ. Aku tidak bisa memaafkan kalian jika kalian menghina kerajaan lebih banyak."
Altina memberi peringatan saat menggertakkan giginya.
Namun—
"Tapi hari ini, salah satu 'sumber' itu(Shion) datang untuk menawarkan pada kalian sebuah «Betting Game» yang akan menentukan semua ini. Dan kalian yang tidak punya cara lain untuk menyingkirkan mereka—terpaksa menerimanya."
Akira meneruskan dengan senang hati.
-- Yah, pertama aku bertanya-tanya kenapa kerajaan sampai mau menerima «Betting Game» berskala besar dengan orang biasa—tapi semuanya sekarang menjadi jelas.
*Dak!
Akira yang ingin melanjutkan sekali lagi dihentikan oleh Altina yang tiba-tiba berdiri menggebrak meja.
"Bedebah—"
Namun, kemarahan Altina segera dihentikan oleh Shion yang membuka mulutnya seolah menyela. Dan ia melihat ke arah lain.
"Putri kedua, aku pikir selain Akira, anda masih belum yakin apakah «Alliance» kami benar-benar layak melawan kerajaan, apa aku salah?"
"Eh? Itu, um.... terus terang, aku memang tidak yakin ada orang lain sekompeten Akira~ ☆."
"..... Ah~... benar juga, bukankah putri kedua juga terkadang pergi ke kasino? Kudengar 'putri kedua' cukup terkenal di sana sebagai salah satu yang tidak pernah kalah..."
"Jadi?"
"Jadi, yang ingin kukatakan adalah..."
Apa yang Shion katakan berikutnya membuat semua orang melebarkan matanya.
"Aku ingin menantangmu dalam sebuah «Betting Game» berskala kecil di sini, di tempat ini sekarang juga."
Di kasino Kerajaan Rinea, sebelum Okabe Rintarou(Shion) dan Makise Kurisu(Ruri) ada 2 nama dalam daftar yang tidak pernah sekalipun dikalahkan.
Yang pertama adalah Leluoch vi Britania(Akira), dan satu lagi—bernama "Secondary Princess" yang tidak lain adalah putri kedua itu sendiri.
Mendengar itu, Akira dan Stella tertawa.
"Heh, menarik."
"Jadi jadi, apa yang akan kita pertaruhkan~ ☆?"
"Ini cuma «Betting Gama» berskala kecil, bagaimana kalau yang kalah harus menjawab satu pertanyaan dari pemenang?"
"Menjawab pertanyaan? Hehe, itu menarik~ ☆ Ngomong-ngomong apa yang akan Shion tanyakan padaku?"
"... Entahlah, mungkin sesuatu seperti three size?"
--- ------
Shion mungkin bercanda, tapi saat dia melakukan itu, semua orang seketika dikejutkan oleh aura gelap yang mendominasi ruangan.
Aura itu begitu menekan dan menakutkan. Bulu Emi-V berdiri seakan hawa dingin intens menjalari punggungnya.
"Bedebah.... Apa yang coba kau perbuat pada putriku..."
Suara itu pelan dan rendah, tapi tekanan yang diakibatkannya melebihi apa pun yang pernah Emi-V lihat sebelumnya.
Sang raja, Zarius, masih menundukkan kepalanya. Tangannya disatukan seperti bos mafia dan memberikan tekanan kuat saat melihatnya.
Sampai beberapa saat lalu, ia hanyalah orang tua aneh yang terlalu menyayangi putrinya. Tapi apa yang mereka lihat saat ini adalah seorang raja protektif dengan keinginan untuk melindungi bahkan jika itu berarti ia harus membunuh atau pun terbunuh.
Aura itu seperti predator yang siap membunuh mangsanya—begitu gelap dan menakutkan.
"Ahaha, Ayah, aku tidak masalah kok~ ☆"
Putri kedua dengan tenang dan tertawa menepuk-nepuk punggung Zarius seolah aura itu tidak sama sekali mengganggunya.
Dan reaksi Zarius adalah—
"Eh~ tapi itu terlalu..." "Kubilang tidak apa, aku tidak masalah, ayah. Jadi apa yang akan kita mainkan?"
Aura itu menghilang.
"A,ah, yah... tadi itu menakutkan.... aku melihat ada tumpukan kartu di sini, bagaimana kalau 「Five-Card Draw」 ?
".... Kartu, ya? Okey, karena taruhan dan permainannya sudah ditentukan, mari kita mulai Game-nya."
"Yah, mari kita mulai, akan kutunjukkan ending-nya dengan cepat."
Kemudian—
" "«Contract, open»!" "
Seketika, sayap bercahaya putih membentang dari punggung Stella, sedangkan di depan Shion chess pieces, «White Queen» melayang di udara.
Itu adalah keberadaan dari «Alliance»—«Crest», simbol dari «Rinea Kingdom Alliance» dan «Humanless Alliance» tercipta, dan—menjadi tanda dibentuknya sebuah «Betting Game».
Rusuk putih yang lahir dari cahaya membentuk persegi di udara, melayang-layang antara Stella dan Shion.
Di dalam rusuk cahaya itu, tulisan terbentuk dari cahaya putih yang sama.
«NAMA BETTING GAME»
『 Poker – Draw (Five-Card) 』
Daftar Peserta:
『 Humanless Alliance Leader, Shion vs Rinea Kingdom Member, Stella 』
Aturan:
『 Tidak ada aturan khusus. Gunakan semua yang memungkinkan untuk menyelesaikan Game 』
Kondisi kemenangan:
『 Susunan kartu(Tangan) lebih kuat dari lawan 』
Kondisi kekalahan:
『 Susunan kartu(Tangan) lebih lemah dari lawan 』
Hadiah:
『 Hak mendapat satu jawaban dari lawan 』
Hukuman:
『 Kewajiban menjawab satu pertanyaan dari lawan 』
"Okey, mari kita bermain, Shion~ ☆ «Game, open», okey~ ☆"
"Yah, ini akan jadi menarik... «Game, open». Mari kita lihat endingnya."
Dan—
Permainan dimulai.
---- -----