Chereads / Game Ď Logic / Chapter 30 - Chapter 4: x / 2y = 『 Humanless Alliance 』 Part 4

Chapter 30 - Chapter 4: x / 2y = 『 Humanless Alliance 』 Part 4

– It appears will the Gamers sees this girl's answer –

Kerajaan Rinea berniat memastikan kemenangan.

Menggenggam kelemahan lawan, memaksa lawan memainkan Game yang tidak mungkin lawan menangkan, dan merampas hak pribadi mereka.

Selama Altina dan Zadkiel mengalahkan «Alliance» kecil «Humanless», masalah keuangan di kasino, tren aksesoris werebeast, semua masalah akan selesai.

Bahkan pengetahuan dan kemampuan «Humanless» segalanya akan menjadi milik Rinea.

Zarius, Stella, Altina, dan Zadkiel tak sedikit pun ragu tentang kemenangan mereka. Itu karena Game yang mereka mainkan sekarang—adalah permainan seperti ini...

"Senpai!"

Jauh di depan Shion, Ruri, dan Emi-V terlihat sosok Akira sedang 1vs1 dengan ular raksasa.

-- Game ini dimainkan secara realistis.

Akira teringat kembali kalimat itu.

-- Yah, memang benar. Itulah kenapa permainan ini begitu menarik.

Bagi mereka—

- 'Memanjat tangga berarti mati, menjadi makanan ular juga berarti kau mati', peraturan seperti ini berlaku.

Sedangkan Altina dan Zadkiel mampu terbang melewati tangga dan lubang ular untuk sampai ke lantai teratas. Bahkan pekerjaan seperti mengalahkan ular raksasa dapat mereka lakukan dengan mudah.

----Permainan ini sebenarnya adalah Game satu sisi di mana Rinea berencana menekan «Humanless Alliance» dalam permainan yang akan membawa kehancuran diri mereka sendiri.

Sejauh ini, langkah yang «Humanless» lewati adalah «6-5-6-4-3-5-6-3»---

Sedangkan langkah yang Rinea lewati adalah «3 「naik ke ruangan no.35」-2-4-1 「naik ke ruangan no.63」-2-4-5-3 「naik ke ruangan no.98」 »

Sehingga posisi saat ini adalah—

Humanless: ruangan no.38

Rinea: ruangan no.98

Ether Emi-V sudah dua kali hampir habis. Ia menggunakan potion yang dibawa Akira untuk mengisi kembali ethernya—namun, batas penggunaan potion harian adalah 2, dan Emi-V sudah menggunakan semuanya hari ini.

Jika setelah ini ethernya benar-benar habis, maka—mereka tidak punya pilihan selain menyerah.

"Itulah kenapa, Altina-chan...."

"Kenapa kalian terus berusaha, saat—kalian jelas akan kalah? Apa kalian bodoh?"

"Aku lebih memilih kebebasan yang berbahaya daripada perbudakan yang damai; aku yakin banyak orang juga berpikir begitu.... Tapi kebebasan yang berbahaya itu tak pernah secara sukarela diberikan oleh penindas; itu harus dituntut oleh yang tertindas—karena alasan inilah kami bermain! Apa Altina-chan masih tidak akan menyerah juga?"

"Tidak akan. Shion memang bodoh."

Dalam setiap kesempatan yang ada, Shion akan selalu menggunakannya untuk bicara dengan Altina, itupun dengan topik yang selalu sama.

Seakan, dia membujuk Altina untuk menyerah....

Banyak orang bertanya-tanya apakah itu adalah usaha terakhir Shion.

Memang benar bahwa untuk bisa melihat kemenangan dari Game ini sangatlah sulit—bukan, hampir mustahil, lebih tepatnya.

"Menjadi budak adalah yang terbaik bagi werebeast... mereka, akan aman sebagai budak..... Kenapa kalian tidak bisa, mengerti?"

"Menurutmu bagi mereka bisa hidup saja sudah cukup? Tidak. Itu bahkan tidak bisa disebut hidup, Altina-chan. Seorang perlu sinar matahari, kebebasan, dan sedikit keindahan bunga untuk hidup. Jika yang kau inginkan adalah 'keamanan' total maka pergilah ke penjara, satu-satunya yang kurang, adalah kebebasan. Altina-chanlah yang tidak mengerti."

"Hidup... sulit dan menyakitkan. Kebebasan butuh tanggungjawab, atau......... seperti 'dia', seseorang hanya akan tersakiti."

".....Siapa yang kamu maksud----'dia'?"

Itu....

"......."

Altina tidak menjawab.

Di sisi lain Akira datang dengan FN57 dan .357 Magnum yang kemudian menghilang dalam «Storage».

"Aku sudah selesai. Ayo lanjutkan Game-nya."

"Leader.... berapa?"

"Shion-san?"

Shion diam, dia menggigit kukunya dan terlihat kesusahan.

Mereka tahu dari itu bahwa Shion tengah berpikir sangat keras. Dan, hampir semua orang mengira kalau itu adalah tanda berakhirnya kelompok mereka. Tapi...

Meski begitu...

"Aku percaya. Aku selalu percaya pada leader."

Seketika, suara itu masuk dalam pendengaran Shion, di dalam dada di balik kaos merah Shion. Begitu halus, dan untuk sebuah alasan terdengar lebih hangat dari apa pun.

-- Ruri...

......

Tidak, tidak hanya Ruri.

" 'Segala sesuatu yang terjadi pada 'dia' bisa saja terjadi pada orang lain'..... aku tidak tau siapa 'dia' yang kau maksud, tapi itu adalah pemikiran yang sangat sederhana untuk menolak adanya keajaiban."

"S-senpai, apa yang kau kataka—t-tidak, bukan itu.... aku—aku setuju dengan senpai! Aku setuju kalau kamu tidak seharusnya memperlakukan werebeast dengan buruk cuma karena orang lain mengalami hal yang buruk juga tahu, Altina-chan!"

-- Akira, Emi-V....

Tindakan Shion untuk meyakinkan Altina memang tidak bisa dijelaskan, tapi itu tidak penting lagi bagi mereka.

Karena mereka tidak membutuhkan alasan apa pun.

Memang, Akira sempat mencurigai Shion sebelumnya—bukan, dia masih mencurigainya sampai sekarang, tapi dia katakan pada dirinya sendiri untuk mengesampingkan itu saat ini.

Sekarang, untuk memenangkan Game ini, mereka percaya pada Shion.

Mereka percaya pada pemikiran bahwa Shion akan membawa mereka pada kemenangan.

Bahkan jika itu berarti dia akan menggunakan cara yang sama sekali tidak masuk akal, tidak sah, atau bahkan sama sekali tidak beralasan—untuk membalikkan keadaan, dan untuk memutarbalikkan akal sehat.

........ Hahah.

---Leader berambut putih tertawa.

"Nah, Altina. Langsung saja ke intinya, alasan kenapa kau ingin werebeast menjadi budak, kenapa tidak biarkan semua orang mendengarnya?"

"Tidak mau.... bodoh, kenapa aku.... perlu memberitahumu?"

"Heheh, untuk lawan yang akan dijatuhkan omong kosongnya dan dibuat kalah, mengingat alasan mereka setidaknya menjadi sopan santun kan?"

"Bedebah!! Aku akan menghancurkan tenggorokanmu atas penghinaan terhadap Altina-sama!! Aaarrrhh!!"

"Za-Zadkiel, tenanglah.... si-sihirmu hampir rusak! Atau kau mau, membuatku mati, terpanggang!?"

Konsentrasi ether dalam barrier Zadkiel dan Altina berkedip-kedip antara akan menghilang dan tidak. Itu sangat berbahaya mengingat lantai teratas punya tingkat kematian tinggi.

"Ma-maafkan saya Altina-sama!"

Layar besar yang menyiarkan Game『Snake and Ladder』menampilkan Zadkiel bersujud dan memukulkan kepalanya ke tanah.

Mengabaikan kesalahan Zadkiel setelah barrier kembali stabil, Altina menghela napas, matanya beralih ke monitor raksasa-------bukan, apa yang ingin ia lihat bukanlah monitor di depannya, melainkan seluruh rakyat Rinea yang menonton «Betting Game» berskala besar ini.

"... Kepada semuanya juga, aku akan menyatakannya di tempat ini bahwa-----Karena aku, itu karena aku ingin yang terbaik untuk werebeast... itulah kenapa aku ingin werebeast menjadi budak."

-- Menjadi budak karena itu yang terbaik, huh?

Akira tertawa dan berpikir, bahwa—

-- Itu paradoks.

Setiap kalimat, setiap kata dan setiap suara yang Altina katakan di depan monitor membuat ratusan ribu rakyat Rinea kebingungan karena itu bersifat paradoks.

Meski begitu, kata-katanya diteruskan.

"... Enam tahun lalu—"