Chereads / Game Ď Logic / Chapter 11 - Chapter 1: x + 2y = 『 Requisial 』 Part 3

Chapter 11 - Chapter 1: x + 2y = 『 Requisial 』 Part 3

-- Part 3 --

Superior Disep Circular Canal Dehiscence Syndrome adalah kondisi langka ketika indera pendengaran manusia mampu menangkap getaran suara jauh lebih baik dibanding kondisi manusia normal pada umumnya. Sebuah kemampuan pendengaran super—dengan kata lain. Itu adalah sesuatu yang seperti cerita fiksi super hero dan makhluk super lainnya.

Akan tetapi, pernahkah kamu membayangkan hanya berada di tengah keramaian biasa bisa memberimu perasaan seperti sedang ada di tengah konser musik rock? Mungkin itu tidak terlalu mengganggumu di waktu dekat, tapi dalam beberapa hari setelah itu, beberapa bulan, atau beberapa tahun, SSCDS akan mendorongmu untuk bunuh diri.

Jadi daripada menyebutnya sebagai kekuatan super itu lebih seperti penyakit iblis yang akan perlahan-lahan menghancurkanmu—merusakmu, dan kemudian membunuhmu.

---Tapi, kemampuan Konokoneko Ruri agak berbeda dengan itu.

Dia tetap tenang saat mendengar getaran bunyi yang seharusnya mengganggu. Tanpa paksaan apa pun untuk mendengarkan apa yang tidak ingin dia dengar, Ruri mampu mengatur dan memfokuskan titik dengarnya pada satu atau dua area yang dia sendiri tentukan, seperti bagaimana 'kekuatan super' itu berlaku.

Itulah yang Ruri gunakan untuk mencari informasi di tengah keributan public bar beberapa saat yang lalu. Dan Shion yang menyadari hal ini membuatnya jadi lebih mudah.

"Pertama leader membuka pintu sekeras itu untuk menarik perhatian semua orang, dan saat semua perhatian sudah tertuju pada kita, leader membaur dengan suasana bar untuk mengembalikan suasananya seperti semula—seolah berkata kalau kita berdua cuma pelanggan biasa yang tidak memerlukan perhatian lebih. Semua orang akan kembali berisik seperti biasa dan itu memudahkanku mengambil informasi dari keramaian, huh."

--- Kota Vierris – sebuah kota di Benua Shuvasphere bagian barat Kerajaan Rinea.

Berjalan di tengah kota medieval dengan pakaian yang diciptakan di jaman modern, banyak perhatian mulai tertuju pada mereka.

Salah satu dari mereka adalah «Humanless» Konokoneko Ruri yang mana—di bawah rambut emasnya dia tidak bisa menghentikan sensasi merinding dan perasaan murung sebab betapa mencoloknya dirinya dalam masyarakat.

"Yah, kesampingkan soal apa yang kulakukan, Ruri. Selain fakta bahwa kita baru tiba di kota ini, pakaian yang kita kenakan juga terlalu mencolok untuk seorang pedagang atau petualang yang biasanya bepergian ke berbagai tempat. Itulah kenapa orang-orang akan mulai berbisik di belakang kita jika aku tidak menarik perhatian lebih; membuka pintu dengan intens dan membaur cuma tambahan untuk menghidupkan kembali suasana bar."

"Hn~ aku paham kalau soal itu karena itu cukup masuk akal. Tapi apa yang terjadi setelahnya, bukan cuma mencuri uang milik elf tapi juga memeras informasi darinya secara gratis hanya untuk membayarnya kembali setelah semuanya selesai, itu tindakan yang tidak masuk akal."

"Tolong jangan paksakan akal sehat apa pun padaku. Aku cuma melakukannya untuk sedikit bermain-main. Lagipula aku sudah mengembalikan sisa uangnya jadi tidak masalah~."

"Tentu saja itu masalah. Mengambil uang seorang wanita di pertemuan pertama, mentraktirnya minuman mahal dengan uangnya sendiri kemudian membayar untuk informasi yang sebenarnya dia beli dengan uangnya sendiri—semua itu cuma karena kamu sedang bermain-main, huh. Itu terdengar seperti sesuatu yang hanya leader akan lakukan. Lagipula untuk apa kita memalsukan nama?"

Tidak jelas apakah itu pujian atau kritikan, dapat terlihat bahwa Ruri menuntut jawaban dari Shion. Meski begitu--

"---Kenapa.... apa jangan-jangan Ruri tidak percaya lagi padaku?" Shion mengatakan itu—wajahnya mengatakan seperti dunia akan berakhir.

"Haa~... ini bukan soal itu. Sudahlah, jawab saja pertanyaanku."

Shion menggaruk-garuk rambut belakangnya sembari melirik ke samping—ke arah lain yang berlawanan dengan posisi Ruri.

"Um, yah... itu cuma jaga-jaga kalau Liluth sadar saat dia akan pergi dari bar dan membayar—beberapa uangnya ternyata sudah hilang, dan kemudian mencari-cari nama kita di setiap tempat di kota. Yah, itu pun kalau kita masih ada di kota ini; aku tidak mau meninggalkan namaku sebagai seseorang yang mencuri uang elf atau semacamnya, kau paham apa maksudku 'kan?"

"Hn~ aku memahaminya dengan baik. Tidak, tunggu dulu. Bagaimana cara kita meninggalkan kota ini tanpa uang?"

*Haa~ Kali ini giliran Shion yang menghela napas.

"Ruri..." Dia memanggil namanya, lalu— "Ya?"

"Kamu punya kebiasaan buruk untuk mempermasalahkan apa yang sebenarnya bukanlah masalah."

"Pergi tanpa uang.... bukanlah masalah?"

Wajah Ruri mendekati wajah Shion. Shion yang menyadari bunyi roda kayu dari kejauhan menghentikan langkah kakinya sementara tersenyum—tersenyum licik seperti saat dia bermain Game—mengeluarkan jari telunjuknya, dan—

"Lihat, itu cara kita memutar balik keadaan."