Chereads / Game Ď Logic / Chapter 8 - Prologue: 『 Referencial 』 Part 8

Chapter 8 - Prologue: 『 Referencial 』 Part 8

-- Part 8 --

Tanpa melihat apa pun selain ruangan putih tak berujung, Shion dan Ruri menatap «esensi» tak terlihat di depan mata mereka. Menggunakan suara dari anak laki-laki yang bergema di pikiran kedua Gamer «Humanless», mereka yang tak melihat apa pun menebak kebenaran yang tak terlihat—keberadaan «esensi»-tak-diketahui yang benar-benar ada di tempat ini.

-- Benar 'kan, dewa?

"Hahah, um, yah~ kalian terlalu memujiku.... aku bukanlah sesuatu yang setinggi itu kau tahu?"

-- Berbeda dengan dewa—berada di bawahnya?

Menanggapi pertanyaan yang Shion dan Ruri lemparkan dari pikiran mereka, sang «esensi» merentangkan tangannya.

"Benar juga, aku belum memperkenalkan diriku sebelumnya. Namaku «XeeX»—«Creator» dari dunia lain. «Skill Card» di tangan kalian adalah bukti bahwa kalian telah mengalahkanku dalam sebuah Game—itu adalah berkah yang kuberikan—kemampuan baru yang dengan-----"

Dua «Humanless» yang tidak memperhatikan apa pun selain langkah kakinya berjalan lurus ke depan—melewati, «esensi» yang mengakui dirinya sebagai «Creator» dari dunia lain—menembusnya, dan tetap berjalan melewatinya—langkah demi langkah.

"Nah Ruri~ Sampai keberadaan dari dunia lain repot-repot menantang dua orang dari «Humanless» dalam sebuah Game—"

"Pasti ada satu tujuan yang jelas."

Tanpa berbalik, mereka tersenyum bangga seolah melihat sesuatu yang jauh. XeeX menatap punggung mereka seperti keberadaan yang ada di atas keberanian dan keoptimisan—kenekatan dan ketidaksopanan. Meski begitu dia tahu bahwa dalam senyuman mereka terdapat kemampuan dan kecerdasan nyata yang mendasari seluruh tindakan kasar mereka. Lalu, mulut mereka, seketika bergerak.

" "Apalagi yang kau tunggu, Creator? Bawa kami ke dunia di mana 「orang itu」 sedang bermain di dalamnya!" "

-------Dua 'manusia belaka' memberikan perintah pada dewa.

Sang Creator hanya terdiam untuk sesaat. Itu karena bahkan sebelum penjelasan dimulai, mereka telah melihat semuanya—semua hal yang ingin dia katakan pada mereka telah terjawab bahkan sebelum pembicaraan dimulai—sebelum pertanyaan itu sendiri diajukan.

-- Mereka mungkin, bukanlah-----manusia belaka, bukan?

Sang Creator tersenyum nakal.

"Yah, lagipula kau memang akan memaksa kami—menarik paksa kami ke dalamnya, kan—apa aku salah?"

"Seperti yang kamu lakukan padanya dua tahun lalu."

-- Heheh~ hah, ini mengagumkan. Mereka... seperti yang 'dia' katakan dua tahun lalu.

Sang Creator tertawa melihat dua «Humanless» memiliki kesenangan yang tergambarkan jelas di senyuman mereka masing-masing. Dan lalu, maka---

"Seperti keinginan kalian, MANUSIA."

Dia(Xeex) tidak punya pilihan selain untuk menurutinya benar kan?

"Sesuai permintaan kalian, AKAN KUBAWA KALIAN KE DUNIA ITU, tempat di mana telah kutarik 'Akihara Karasu' ke dalamnya!"

Lantai putih tanpa ujung bergetar tak masuk akal—seakan udara dan seluruh objek yang ada ikut berguncang karenanya. Puluhan—tidak, ratusan lingkaran tipis mirip hologram lahir dari ketiadaan—terbentuk dari susunan pola rumit dan paling tidak masuk akal yang pernah ada—keberadaan yang disebut sebagai lingkaran sihir telah benar-benar ada di sekitar mereka.

Tanpa merasakan takut ataupun khawatir, Shion dan Ruri menggenggam tangan satu sama lain—membalik tubuh mereka 180 derajat. XeeX, Creator yang menyebabkan semua ini melihat—

Dalam sudut matanya, menyaksikan—

Dengan mata emas dan sebuah senyuman liar laki-laki rambut putih menggerakkan bibirnya.

"Benar! Tak ada pilihan bagimu selain untuk membawa kami ke tempat itu! Tak ada lagi lain kali, Creator! Tujuan kami—tujuan «Humanless» sejak dulu—tidak peduli di dunia atau dimensi mana pun tetap sama! Tak ada yang berubah!"

"Dunia itu, di mana pemimpin terdahulu ada di sana--"

" "Tak ada pilihan selain mengubah dunia baru!!" "

"Dan lain kali, mari mainkan sebuah Game."

"Lain kali... di atas papan yang lebih baik."

Sesaat setelah meninggalkan kata-kata itu—tubuh Shion dan Ruri terdistori sepenuhnya. Meninggalkan «esensi» yang meringkuk di tengah udara dengan ekor rubah putih dalam pelukannya. Suara kecil dan rendah terdengar. Tertawa, kemudian.... di antara jari mungilnya memainkan sebuah chess pieces, «Black Queen».

"Di atas papan yang lebih baik.... kalian berdua saja tak akan cukup untuk menghadapiku tahu?"