-- Part 7 --
『 Menemukan 'diriku' yang tidak ada, dan mengubah 'ketiadaaan' menjadi 'ada'. 』
-- Padahal tadi kupikir Game bajingan seperti ini akan punya 'batas' untuk sesaat!!
Aku berhasil menguraikan maknanya dan kupikir akan entah bagaimana bisa melakukannya dengan tanganku tapi—tingkat untuk membuat seberapa sulit sebuah permainan harusnya juga ada batasnya!
Shion merebahkan tubuhnya ke sandaran kursi, menutup matanya dengan tangan kemudian mengacak-acak rambutnya.
"Jelaskan padaku." Ruri menggenggam tangan Shion dari belakang, memandangnya dengan mata celestial yang membawa rasa ingin tahu di dalamnya. Tetapi Shion tidak melihat tatapan itu. Dia hanya menutup matanya sambil bersandar menghadap langit-langit.
"Ada Game online yang sering kumainkan akhir-akhir ini.... kupikir kamu juga pernah mendengarnya di internet, namanya Realization Online—Game berbasis MMORPG yang tidak terlalu populer. Game itu mengadakan gacha event pertamanya sejak tiga hari yang lalu. Dan untuk menarik perhatian player, mereka memasukkan satu 「karakter spesial」 yang hanya muncul di «3 hari» pertama saat event-nya berlangsung.... juga, tiap detik batas waktunya sangat cocok dengan hitunganmu jadi.... tidak salah lagi dia adalah 'diriku yang tidak ada' "
Itu konyol. Shion tahu bahwa pemikiran itu sulit dipercaya dan bagaimanapun juga manusia memikirkannya mustahil tapi---
" 'Tidak ada di dunia' manapun akan lebih tepat untuk menggambarkannya." Dan maka, dia menegaskan bahwa---"Kita—tidak ada pilihan selain untuk menariknya dengan tangan kita sendiri."
Ruri tidak menunjukan reaksi terkejut ataupun merasa aneh atas kata-kata Shion. Satu-satunya alasan untuk itu adalah—karena, lebih dari siapa pun, dia percaya kalau Shion bisa melakukannya. Bahkan saat tak ada orang lain yang bisa melakukannya, dia yakin kalau setidaknya Shion bisa melakukannya bahkan jika itu berarti hanya dia satu-satunya yang bisa melakukannya. Jawaban yang Shion yakini.... Ruri juga tanpa ragu meyakininya. Karena itulah dia tidak perlu menanyakan apa pun, Ruri hanya perlu mempercayainya.
Menggenggam tangan Shion lebih erat, dia sadar kalau Ruri memintanya untuk melanjutkan.
".... Sisanya tinggal mengambil karakter spesial itu dari gacha dan—mengubah 'ketiadaan' menjadi 'ada'."
"Hn~" Ruri mengangguk. "Aku mengerti. Berapa persen kemungkinan dapatnya?"
"Hah?" Shion tersentak. Menegakkan kembali tubuhnya dan melihat mata biru Ruri dengan mata emas yang bercahaya di kegelapan. Akan tetapi, begitu melihat mata biru itu Shion sadar kalau Ruri tidak sedang bercanda atau main-main. Lalu, suara yang keluar dari tenggorokannya setelah itu.... entah mengapa bergetar.
"...Kemungkinannya cuma..... 0,01%"
----Itu benar. Dengan kata lain itu ada di titik antara adanya kemungkinan dan kemustahilan mutlak. Itu menyebabkan para player menganggap 「Special Character」 sebagai bintang yang jauh di atas langit.
Mengambilnya secara sengaja adalah tindakan yang ada di luar akal sehat manusia. Tapi bagi Ruri—tidak, bagi «Humanless», akal sehat itu sendiri hanyalah—sampai akhir---
—Hanyalah sesuatu untuk dirusak!
Ruri tidak terganggu atas kemungkinan yang Shion sebutkan. Dia berusaha mengumpulkan intel lain dan dengan tenang membuat kuisoner singkat bersama Shion.
"Di sini tertulis ada 72 karakter dan 625 jenis item yang bisa didapat. Tolong sebutkan semua kemungkinannya dengan cepat."
"Hn, yah." Shion mengangguk. "Pertama---------"
7 menit 15 detik berlalu—16 detik tersisa.
Shion menelan ludahnya sekali. Ruri menggumamkan angka-angka dan istilah matematik seperti sebuah mesin penghitung yang rusak.
Menekan klik pada mouse, Ruri mencoba untuk pertama kalinya—dia mendapat... item biasa, 28,75%
Sekali lagi..... untuk kedua kalinya—dia mencoba dan mendapatkannya—Karakter langka, 1,25%
8 detik tersisa. Perhitungan matematis berlanjut.
Dan untuk terakhir kalinya, itu adalah—detik-detik terakhir yang menentukan ending permainan, Ruri menggerakkan jarinya lalu---
.......
" "Haahhh~!!" "
Mereka menghela napas secara intens—melepaskan semua kekhawatiran dalam satu helaan napas, melihat satu sama lain, itu adalah....
-- Special character 0,01%
"Kita mendapatkannya, leader."
"Yeah, kita mendapatkannya, Ruri."
Shion mengatakan itu seolah matanya bertanya-tanya apakah mereka benar-benar mendapatkannya. Tanpa otaknya pikirkan sebelumnya, bibir merahnya bergerak.
"Tapi bagaimana bisa.... itu Gacha Game kau tahu?"
Ruri tersenyum bangga.
"Tentu saja aku tahu. Aku pernah memainkannya dulu saat masih kecil. Tapi aku berhenti karena Game itu terlalu mudah. Game yang terlalu mudah cuma membuatnya jadi membosankan, benar kan?"
"Kamu mengatakannya seolah itu adalah sesuatu yang normal tetapi, sejauh yang kutahu orang normal tidak mungkin menghitung kemungkinan dalam gacha system semudah itu. Nah, yah, yang perlu kukatakan cuma satu." "Dan itu adalah...?" Shion tersenyum bangga.
--"Selamat datang di «Humanless»!! Kami menyambut orang-orang seperti anda!"
-- *Hehem~
Mereka tertawa bersama seperti seorang pemenang sejati, dan—
*Clink!
Melayang di udara, sebuah kartu tercipta dari cahaya putih di telapak tangan laki-laki bermata emas dan gadis Gamer berjaket biru.
—Tiba-tiba, ruangan gelap yang memantulkan suhu dingin AC terdistorsi. Lusinan buku dan komputer yang seharusnya ada menghilang—kursi, meja dan rak kayu lenyap dari ruang dimensi. Semua yang tersisa adalah... sebuah ruangan putih tak berujung, dan suatu «esensi» tak terlihat.
「Sesuatu」 yang bukan manusia melihat dengan mata yang mencerminkan kekosongan. Sebuah keberadaan tanpa wujud fisikal ataupun materi sedang berada di depan mereka. Tanpa seorang pun mampu melihatnya dan tanpa seorang pun sadar akannya. Tapi, Shion ataupun Ruri merasakannya jelas—fakta bahwa 'dia' sedang tersenyum dan tertawa riang.
"Selamat atas penyelesaian Game-nya!!" Dengan nada yang gembira—kesenangan dan kepuasan ada dalam kata-kata itu.
Tetapi hanya untuk sesaat, reaksi menyegarkan darinya hanya ada untuk sesaat, sebelum—ekspresi sang «esensi» berubah. Menarik lebih tinggi lengkungan di bibirnya, senyuman yang seharusnya menyegarkan berubah menjadi nakal. Melayang di udara, meringkuk dengan ekor putih rubah dalam pelukannya, kemudian—melanjutkan secara provokatif.
"─Itu yang ingin kukatakan, tapi..."