Chereads / Game Ď Logic / Chapter 5 - Prologue: 『 Referencial 』 Part 5

Chapter 5 - Prologue: 『 Referencial 』 Part 5

-- Part 5 --

Dalam semua Game, ada sebuah taktik yang dibangun. Itu adalah sesuatu yang ada di atas spesifikasi dan aturan; dan merupakan langkah terbaik yang paling mungkin dimaksimalkan. Dalam sebuah Game, itu adalah pengetahuan umum dan faktor penentu mutlak yang mengambil keuntungan dari pihak musuh. Dengan pengetahuan dan taktik yang lebih unggul, kemenangan didapatkan.

Dalam dunia di mana segalanya ditentukan oleh kemampuan player—tingkat kesulitan sebuah Game, aturan permainan, dan kemampuan bermain musuh harus telah dipertimbangkan sejak awal.

..... Tapi, bagaimana jika—mengabaikan semua itu, kamu secara terbuka menentangnya dan tanpa pikir panjang menantangnya? Jawabannya adalah.... ini.

─Di bawah langit-langit yang terlumuri warna malam, dua eksistensi terlihat. Memandang pada kegelapan ruangan di mana lampu utama telah redup sejak lama, mata biru dan emas kehilangan cahayanya di waktu yang sama.

Anggota badan yang tidak bergerak dalam waktu lama dan pipi yang menjadi cekung menandakan kondisi tubuh manusia yang kurang sehat.

Ditambah rambut putih dan emasnya diacak tanpa aturan, gambaran seperti sampah anorganik di pinggir jalan ada dalam diri mereka.

---Tanpa peduli dengan semenyedihkan apa mereka berdua terlihat, Shion dan Ruri menyandarkan punggung mereka satu sama lain—duduk di atas lantai keramik coklat yang terasa dingin karena rendahnya suhu ruangan.

«NAMA BETTING GAME»

『 』

Daftar Peserta:

『 Ketua dan wakil «Humanless» 』

Aturan:

『 Tidak ada aturan. Gunakan semua yang memungkinkan untuk menyelesaikan Game. 』

Kondisi Kekalahan:

『 Tujuan tidak tercapai dalam waktu 3 hari [72 jam] 』

Kondisi kemenangan Host:

『 Tidak ada. 』

Kondisi kemenangan Player:

『 Menemukan 'diriku' yang tidak ada, dan mengubah 'ketiadaaan' menjadi 'ada'. 』

Dihadapkan dengan kondisi permainan seperti itu, lusinan buku berceceran di antara tubuh dan lantai di sekitar, seorang gadis dengan jaket biru bergumam. "Konfirmasi keadaan... kondisi kemenangan—tidak terpenuhi.... konfirmasi jawaban.... tidak diketahui—«unknow»."

Dengan bekas permen warna warni, cokelat, es krim dan makanan manis lainnya yang sekarang menjadi noda di jaket «Gamer» merah dan kaos «Humanless» merah, eksistensi yang bersandar di belakang gadis itu juga bergumam—dan, bertanya dengan mulut yang sudah lupa apa itu tenaga.

"Tinggal berapa jam... waktu yang tersisa sebelum batas Gamenya berakhir....?"

"Berapa jam....? Yah... itu.... bukan berapa jam, tapi..." Selain rambut emasnya yang berantakan, jaket biru panjangnya juga telah kusut, dia menjawab. "Lebih tepatnya, 9 menit 46 detik."

Kemudian, dengan Ruri meminta sebuah konfirmasi "Apa kita—menyerah saja?" kesunyian mengikuti atmosfer.

Beberapa lusin detik telah berlalu dengan sunyi, dan lalu---

---- "Dulu..."

Kata-kata Shion memecah dinginnya keheningan malam.

"Aku sering pergi ke Game Center untuk menantang player yang diakui kuat. Tapi saat mereka bermain curang sekalipun, melawan player yang jauh lebih dewasa dari usiaku, Shion kecil yang saat itu masih anak-anak mengadopsi kemenangan dengan mudah—mengalahkan mereka satu per satu sampai tak ada lagi yang mau bermain denganku."

"...."

"Dan Shion kecil pun akhirnya berpikir: 'Jika mengalahkan mereka ternyata semudah ini, menguasai dunia permainan tak akan sesulit yang kubayangkan, 'bukan? Yang perlu kulakukan cuma...' benar—percaya pada bakatku, sesuatu semacam itu----" Lalu—

-- 'Percayalah bahwa segala hal bisa dilakukan olehku, maka pikiranku akan menemukan berbagai cara untuk melakukannya'. Pemikiran aneh semacam itu benar-benar kupikirkan saat anak-anak.

"....."

"Akan tetapi kau tahu, semuanya salah, salah besar."

-- Kita harus belajar dari apa yang telah terjadi sehingga kita bisa memulai sesuatu yang baru. Menjadikan apa yang telah terjadi menjadi pelajaran yang berharga untuk kedepannya—itu palsu, karena---saat hanya kemenanganlah yang pernah kau rasakan, itu salah besar.

"Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku merasa seperti dikalahkan, Ruri. Atau mungkin ini adalah kali pertamaku merasa seperti ini—aku tidak tahu. Rasanya seperti ada yang membelah seluruh pemikiran prinsip dan ketetapan hidupku dan menghancurkannya sekaligus. Aku tahu sekarang—segala bentuk kesuksesan, kemenangan dan kepercayaan diri hanya akan menipumu untuk berpikir kalau dirimu ternyata tidak akan gagal."

-- Itu benar jadi, sekarang paksakan dirimu untuk berkembang atau keadaan tak akan pernah berkembang untukmu.

"Dan mungkin... pada akhirnya semua 'rasa percaya diri' itu hanya akan mengubah imajinasimu jadi fantasi kalau terlalu banyak." Dengan nada yang sedikit ceria Ruri menambahkan satu kalimat pada cerita Shion.

"Well... kau benar..... dan itu akan sangat menggelikan... ngelindur harusnya dilakukan saat tidur."

*Hehem~

Mereka tertawa ringan.

『 Menemukan 'diriku' yang tidak ada, dan mengubah 'ketiadaaan' menjadi 'ada'. 』

-- Game yang tidak bisa kumenangkan, yah? Itu benar. Tepat sekali, itu tidak ada. Sudah saatnya bangun dari semua ini, Shion.

Kemudian dengan itu, Shion memikirkan kembali isi(jawaban) dari pertanyaan itu sekali lagi. Memacu otaknya dalam sebuah pola rumit dan membuang ratusan hipotesis tak berguna dalam selusin detik. Hingga pada akhirnya dia berpikir, jika—'bermain Net-Game di PC akan menjernihkan otakku seketika. Sialan, aku ingin memainkannya sebentar saja.'

-- Ah.

Dan dia menyadari sesuatu yang bodoh.