Chereads / Retaknya Sayap Merpati / Chapter 37 - Makan Mie ayam

Chapter 37 - Makan Mie ayam

Nia sudah membereskan berkas yang baru saja dirinya fhoto copy, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Nia bersiap untuk pulang ke apartemen, Jam kerjanya sudah habis dan Nia merasa senang karena hari pertama tidak se horor yang dirinya pikirkan.

Setelah berkas sudah di taruh di tempat yang tepat, Nia mulai berjalan ke loker miliknya dan mengambil tas lalu mengunci loker miliknya. Saat Nia berjalan. Tiba tiba Romeo melambaikan tangan dari arah depan. Nia tersenyum kecil karena tingkah Romeo yang begitu konyol dengan senyum anehnya.

"Ayo kita pulang, atau kamu ingin makan sore terlebih dahulu? ada mie ayam enak di sekitar kantor sini. dia buka sore, ada ceker pedasnya juga loh". Kata Romeo yang mulai membuat Niat tidak bisa menolak untuk berkata Tidak.. Bagaimana bisa berkata tidak, jika Mie ayam ceker adalah makanan favoritnya.

"Baiklah, tapi kamu yang traktir ya.. aku kan blum dapat gaji. kalau kamu kan uangnya banyak". Kata Nia tanpa berbasa-basi sama sekali, Romeo senang mendengar perkataan Nia yang seperti ini. Seperti Nia yang dulu.

"Oke deh, yuk...keburu Ramai, semakin sore tempat itu semakin ramai". Nia mengangguk, mereka berdua berjalan turun menggunakan lift untuk ke lantai bawah. mereka tidak hanya berdua, beberapa pekerja yang memang baru saja meninggalkan kubikel tempat mereka. karena mungkin beberapa memiliki pekerjaan yang banyak. Mereka semua terlihat Ramah menyapa Nia dan juga Romeo.

"Kalian ini teman kampus ya? atau pacaran?". Tanya seorang perempuan yang sudah berumur sekitar 30 tahun menurut Nia.

"Kami teman kampus kak, kebetulan bertemu disini.. Teman Dekat sih". Kata Nia dengan sopan, Perempuan itu tersenyum maklum.

"Oh pantas saja kalian terlihat dekat, Tuan Romeo juga terlihat sangat bersemangat bekerja hari ini. tidak seperti biasanya yang selalu cemberut, mungkin karena mendapat semangat ya dari teman dekatnya". Perempuan itu meledek Romeo, Romeo hanya bisa tersenyum malu dan melirik ke arah lain.

Sedangkan karyawan yang mendengar itu menimpali perkataan Perempuan tadi dengan tawa mereka yang mendadak kencang di dalam lift kecil ini.

Nia dan Romeo benar benar tidak bisa mengatakan apapun, karena mereka sama sama Malu.

Lift terbuka dan mereka semua berpamitan satu sama lain dengan lambaian tangan, Nia tiba tiba memukul punggung Romeo dengan tas yang dirinya bawa.

"Kamu sih, terlalu dekat dekat denganku. tuh kan, jadinya karyawan lain memikirkan hal yang tidak tidak tentang kita". Kata Nia yang sudah merajuk kepada Romeo, Romeo yang merasakan pukulan diberikan Nia sangat sakit. Apa Nia tidak berpikir bahwa Tas nya itu terasa sangat keras

"Kamu bawa apa sih di dalam tas? batu bata ya? tasmu kerasa sekali dan membuat punggungku sakit tau!". Romeo berkata dengan kesal, karena salah satu sifat Nia yang menyebalkan adalah Nia yang suka sekali memukul orang saat dirinya marah.

"Bawa rumah!! ya bawa apa sajalah yang mau kubawa! kamu ini laki-laki kenapa lemah sekali punggungmu? Seharusnya punggung itu harus keras dan kokoh, agar bisa menopang jodohmu nanti". Kata Nia yang berusaha bercanda, namun kata kata itu malah membuat Romeo tersenyum aneh dan mengerikan.

"Jadi kamu mau menjadi jodohku?". Tanya Romeo tiba tiba, mereka sudah berjalan meninggalkan Loby kantor.

"Siapa yang bilang aku mau menjadi jodohmu? aku hanya bilang tentang punggungmu. aku tidak mengatakan bahwa jodohmu adalah Aku". Nia sekali lagi memukul Romeo dengan Tas nya. tapi kali ini pelan.

"Sama saja, itu artinya kau memberikan kode padaku bahwa kau ingin menjadi jodohku. katakan saja! jujur itu lebih baik, ayo ayo... katakan Nia.. aku dengan senang hati akan melamar dirimu langsung ke ibumu.. kurasa Mommy juga akan sangat senang mendengar aku menikahimu". Romeo sudah tertawa kecil dengan pikiran anehnya, Nia yang melihat itu sebal dan menginjak kaki Romeo kasar. lalu Nia berlari agar Romeo tidak bisa membalasnya.

Kaki yang diinjak Nia membuat Romeo tersakiti, namun tidak.. Sakit dikakinya terbayarkan lunas saat melihat Nia berlari dengan tawanya yang dulu.. Tawa yang begitu Romeo rindukan selama ini, Sekali lagi.. Romeo dapat merasakan tawa tulus dari wajah Nia.

"Cepatlah Romeo! aku lapar!?". Nia sengaja berteriak kepada Romeo dan tertawa meledek, Nia tau pasti Romeo kesal karena tubuhnya dianiaya secara berkali-kali oleh Nia hari ini.

Romeo mengangguk dan berlari mengejar Nia, mereka berdua berlari bersama dengan langkah kecil. tidak terlalu cepat karena Nia memakai high heels, walaupun memang tidak terlalu tinggi..

Mereka berlari seperti melepaskan beban satu sama lain, dibawah langit sore kota Jakarta. disekitar banyak orang yang sibuk pulang kerja dan suntuknya lampu merah yang membuat banyak Mobil mengklakson dengan kencang untuk cepat pulang..

Romeo menarik tangan Nia tiba-tiba dan mereka berbelok ke Arah gang kecil dimana disalah penjual Mie ayam ceker yang Romeo katakan.

Mereka berhenti berlari saat sudah di depan penjual, Nia langsung melepaskan Tangan Romeo dengan sopan. Romeo yang memang kaget karena dirinya lupa tentang apa yang dirinya sudah janjikan, hanya bisa tertawa kecil dan menggaruk rambutnya salah tingkah.

"Pak Mie ayam cekernya dua porsi ya, minumnya es jeruk". Ujar Romeo yang memesan makanan, Nia dan Romeo duduk di bangku meja makan yang berada di bawah pohon besar. suasana memang ramai karena pembeli yang banyak disini, mereka semua datang dengan tujuan untuk mengenyangkan perut mereka masing masing dan menghangatkannya setelah seharian berkutat dengan banyaknya pekerjaan..

Nia duduk dengan tenang didepan Romeo, Romeo yang menunggu makanan selesai dibuat hanya bisa membuka handphonenya dan melihat aplikasi WhatsApp yang menampilkan banyak pesan, salah satunya pesan ibunya yang bertanya apakah Romeo sudah makan atau belum? lalu dibawahnya ada lagi ibunya bertanya apakah Nia tampak cantik hari ini. Romeo tersenyum membaca pesan itu, Bagaimana bisa ibunya bertanya tentang Nia cantik atau tidak? jawaban Romeo pasti akan tetap sama.. Nia cantik apapun yang terjadi.

"Ini Mas Mie ayam cekernya". Sang penjual datang dan memberikan pesanan mie ayam dan es jeruk Untuk Romeo dan Nia.

"Terimakasih Pak". Jawab Nia dan Romeo bergantian.

Setelah itu bapak penjual pergi, Nia mengambil sendok serta garpu dan mulai mengaduk mie ayamnya, Romeo juga melakukan hal yang sama. Nia mencicipi sedikit kuah mie ayam, lalu dirinya langsung tersenyum senang.

"Rasanya gurih enak, kamu memang selalu tau seleraku". kata Nia yang langsung menyantap mie ayam dengan rasa lapar yang sejak tadi meronta-ronta. Romeo senang karena Nia menyukai mie ayam referensinya. mungkin setelah ini Romeo akan mencari makanan enak murah di tempat lain, agar Nia semakin dekat dengan dirinya.