Surya bangun pagi dan memakai sweater rajutnya, berjalan perlahan menuruni anak tangga lalu membuka pintu depan rumah. Embun pagi masih menghalangi pandangan saat Surya menatap halaman rumahnya, disini sangat dingin dan membuat Surya jadi malas ingin sekedar lari pagi. Akhirnya Surya melangkah ke dapur untuk membuat teh hangat di pagi hari, saat tiba di dapur ternyata Neneknya sedang memasak sarapan, Surya menghampiri lalu memeluk Neneknya gemas.
"Nenek, sudah berapa kali Surya bilang jangan masak macam-macam. Nenek ini sudah tua, istirahat saja atau melakukan kegiatan lain. Surya tidak mau tangan Nenek yang lembut ini terlalu banyak terciprat minyak panas, Surya tidak tega Loh",. Ucap Surya yang sudah mengambil sodet panas dari tangan Neneknya dan bergantian mengoseng-oseng nasi goreng yang sedang dibuat Nenek.
"Kamu itu Ya kenapa sih gak bisa lihat Nenek senang? Nenek itu senang saat memasak. rasanya ingat saat Nenek muda dulu saat harus menyiapkan sarapan untuk kakek sebelum dia pergi ke kebun, Setelah kamu disini ya. Nenek merasa kamu memang jahat pada Nenek, Nenek tidak boleh mengerjakan apapun". Nenek merajuk dan berjalan perlahan ke meja makan, duduk dengan tenang sambil memijat kakinya yang sudah kram.
Surya menyelesaikan nasi goreng buatan nenek dan menuangkan kedalam wadah dengan ukuran sedang, lalu menaruhnya di meja makan.
"Tuh kan, apa Surya bilang.. sudah sakit kan kakinya, Nenek tuh kalau dibilangin bandel banget sih". Surya buru buru menaruh penggorengan dan duduk di samping Neneknya. "Surya tuh sayang sama Nenek, Surya bawel dan suka atur-atur Nenek karena Surya tau kesehatan Nenek gak sebugar dulu. sini Surya pijat". Surya mengambil dua kaki neneknya dan di selonjorkan ke paha Surya. Nenek hanya tersenyum malu-malu pada cucunya. merasa bersalah karena suka ngeyel saat diberitahu.
"Kamu itu mirip sekali dengan Ibumu, Patuh dan penyayang. Nenek jadi rindu anak Nenek, dulu Devy dan Dinda ibu kamu itu sangat berbeda. Devy persis seperti Romeo, suka menggebu-gebu dan Susah diberitahu. sedangkan Dinda penurut dan tidak banyak omong, Tapi kelebihan Devy adalah selalu membela kakaknya Dinda. Siapapun yang mendekati ibumu Dinda, pasti Devy yang selalu bertanya terlebih dahulu asal usulnya. Ayah kamu Gilang Pangestu saja yang berhasil mencuri rasa cinta ibumu dan juga membuat Devy setuju. Ayahmu itu tipikal laki laki yang mencintai satu wanita sepanjang hidupnya. Ahhhh Nenek jadi ingat masa masa dimana anak anak Nenek sedang jatuh cinta, menangis karena cinta, dan juga terkadang bertengkar". Nenek menatap langit langit dan menghela nafas sambil tersenyum.
"Memangnya dulu Ibu Surya punya berapa pacar Nek?". Tanya Surya pada Neneknya.
"Nenek rasa hanya 3, yang ketiga itu ayah kamu. Ibu kamu itu kalau pacaran lama, bisa 3 tahunan.. Tapi ya gitu, hanya ayah kamu saja yang direstui oleh Devy. dan Ternyata memang mereka berdua berjodoh sampai-sampai meninggal Bersama". Suasana jadi terasa hening tiba tiba karena membahas tentang kematian kedua orangtua Surya.
"Allah lebih sayang mereka Nek, jadi mereka dipanggil lebih dulu dari kita. Semoga saja kita sama-sama dipertemukan di akhirat kelak sekeluarga". Ujar Surya yang menenangkan hati Neneknya.
"Iya Aminn, semoga saja". Nenek mengelus lembut tangan Surya yang sedang memijat pelan kaki Neneknya.
Orangtua Surya meninggal dunia karena kecelakaan, membuat Surya kecil kehilangan kasih sayang orangtua. terkadang Surya juga suka iri pada Romeo yang sangat disayangi Oleh orangtuanya, Bisa diberi kasih sayang seutuhnya dan selalu ada dalam setiap acara.
Surya memang tidak banyak meminta perhatian lebih kepada keluarga besarnya..
Orangtua Surya meninggal secara tragis, tidak ada yang tau siapa yang menabrak mobil yang mereka tumpangi. kata orang yang sempat melihat, ada satu mobil yang berjalan cepat dan tidak sengaja menabrak mobil orangtua Surya. tapi orang tersebut kabur dan tidak mau bertanggung jawab.
"Nek, memangnya sampai sekarang keluarga tidak ada yang tau ya kenapa Orangtua Surya bisa kecelakaan seperti itu?" pertanyaan Surya sudah berulang kali ditanyakan, karena memang Surya penasaran kenapa orang itu meninggalkan begitu saja ayah dan ibunya yang dia tabrak. seharusnya mereka masih bisa diselamatkan jika orang tersebut membawanya langsung kerumah sakit.
Jaman dahulu, hanya beberapa orang yang memiliki mobil dikampung. jadi saat terjadi kecelakaan, Orangtua Surya harus menunggu hingga satu jam sampai mobil ambulance datang. padahal kata Dokter, mereka bisa diselamatkan jika datang lebih cepat. Saat itu Surya benar benar terpukul dan ingin sekali menemui orang tersebut, tapi sampai saat ini Surya belum menemukan jejaknya.
"Lupakan saja Nak, orangtuamu sudah tenang disana.. jika kamu masih saja menginginkan pembalasan, hidupmu tidak akan tenang.. memangnya apa yang akan kau lakukan jika ternyata bertemu dengan orang itu? 20 tahun sudah berlalu, dan kamu juga sudah beranjak dewasa. orang yang menabrak juga belum tentu masih hidup, jika kamu hanya memikirkan ini terus-menerus. hidupmu tidak akan pernah bahagia..". Kata Nenek yang sudah tau, bawah Surya sampai saat ini belum melupakan pembunuh yang menabrak orangtuanya.
"Aku hanya ingin tau Nek, ingin tau kenapa dia tega meninggalkan orangtuaku? kenapa dia pergi begitu saja? kenapa dia tidak turun dan menyelamatkan orangtuaku dengan membawa mereka ke rumah sakit.. seharusnya, seharusnya bisa saja kan ibu dan ayah masih hidup". Surya melepaskan tangannya dari kaki Nenek, Nenek yang melihat kesedihan mendalam dari diri Surya hanya bisa terdiam dan tidak berani banyak bicara.
Nenek tau, bahwa Surya kecil benar benar sedih dulu.. bahkan Surya sering menangis saat pulang sekolah, hanya karena melihat teman temannya pulang bersama ayah atau ibu mereka. belum lagi saat pengambilan raport, Surya pasti akan berada di kamar berhari-hari hanya karena dia seorang yang tidak membawa orangtua. Padahal Devy sudah berusaha keras untuk membantu Surya agar menganggap Devy sebagai anaknya sendiri. Tapi tetap saja, kenyataanya Surya tidak bisa benar benar menerima itu semua..
Surya beranjak dewasa dalam kesepian dan kehampaan, tidak ada kasih sayang yang bisa membeli keberadaan orangtuanya disisi Surya. Bahkan Nenek sering merasa gagal membuat cucunya bahagia.
Nenek berharap akan ada pendamping yang bisa membuat Surya bahagia dan juga mengerti keadaan Surya yang kekurangan kasih sayang, Surya yang selalu menutup diri dan tidak peka terhadap perasaan wanita juga membuat Surya sulit mendapatkan pasangan sampai saat ini. padahal sudah ada beberapa perempuan yang dijodohkan oleh Surya. tapi Surya merasa mereka semua tidak mirip seperti ibunya, bagaimana bisa satu perempuan dibandingkan dengan Perempuan lain? Pikir Nenek..
Nenek akan benar benar bahagia dan bisa beristirahat dengan tenang, jika tanggung jawab melihat Surya menikah dengan orang yang dia cintai terlaksana. sebelum saat itu tiba, Nenek selalu berharap Allah tidak akan pernah memanggilnya dulu..