Chereads / Retaknya Sayap Merpati / Chapter 44 - Amarah Nenek Santi pada surya(6)

Chapter 44 - Amarah Nenek Santi pada surya(6)

"Lina, ayo kita pulang.. tidak enak berlama-lama dirumah orang kalau bertamu". Bu Wulan keluar dari dalam rumah bersama Nenek, Lina yang memang sudah cukup senang dapat mengobrol dengan mas Surya hari ini hanya mengangguk saat ibunya mengajak dirinya pulang.

"Yasudah Mas Surya, Lina dan ibu pulang dulu ya.. nanti Lina mampir lagi kalau sempat. Lina pulang ya Nek". Ujar Lina yang sudah mencium tangan Nenek lalu menunduk saat melewati Surya. Surya hanya mengangguk dan tersenyum.

"Hati hati ya Nak Lina". Nenek melambaikan tangannya kepada Lina dan juga Bu Wulan, Surya duduk lagi di kursinya diikuti Nenek disamping Surya. menyuruh Bi Inah untuk membawakan Teh hangat dan cemilan.

Surya diam saja tidak bertanya pada Neneknya, Surya takut salah bicara jika membuka obrolan.

"Kamu marah sama Nenek? karena perkataan Nenek tadi ya saat sarapan?". Tanya Nenek pada Surya.

"Surya tidak marah Nek, mana bisa Surya marah dengan Nenek? Surya hanya bingung jika sudah membahas soal pernikahan dan sejenisnya, Surya hanya belum yakin bahwa Surya sudah cukup mampu membahagiakan anak perempuan orang Nek, itu tanggung jawab besar dan buka untuk dipermainkan". Kata Surya yang sudah bicara dengan tegas pada Neneknya. kebiasaan Nenek adalah selalu menjodohkannya dengan banyak perempuan, dan berakhir dengan kekecewaan yang diterima oleh perempuan itu karena Surya yang belum juga yakin untuk menikah.

"Kamu itu sudah Tua Surya, sudah waktunya menikah dan sudah waktunya Nenek menimang cicit.. cucu Nenek cuma dua, kamu dan Romeo.. Kalian masih senang saja dengan dunia sendiri dan belum juga mau menikah.. apa kalian tidak kasihan dengan Nenek yang sudah sakit-sakitan ini?". ujar Nenek Santi yang memasang wajah cemberut agar cucunya yang satu ini mau memikirkan tentang pernikahan.

"Nek, Surya pasti akan menikah.. tapi mungkin bukan sekarang, Surya hanya sedang bingung harus bagaimana.. belum ada seseorang yang membuat Surya jatuh cinta Nek". Kata Surya yang sudah memelas kepada Neneknya, agar Nenek Santi bisa mengerti keadaan Surya saat ini.

"Surya, pernikahan itu tidak melulu tentang dua orang yang saling mencintai bukan juga tentang dua orang yang merasa paling cocok.. pernikahan itu adalah sebuah niat seseorang untuk memenuhi sebagian ibadahnya karena Allah, pilihan siapa wanita yang kamu cintai atau tidak. itu bukan sesuatu yang harus kamu pusingkan, Kamu dari dulu memang tidak berniat mencari calon istri.. minta sama Allah, biar Allah tunjukan jalannya.. kalau kamu saja seperti ogah-ogahan dalam mencari jodohmu, bagaimana bisa kamu dapatkan yang memang bisa membuatmu yakin untuk menikah? apa kamu tidak merasa sedih? hidup sendirian terus sejak kecil? jika kamu menikah, maka kamu memiliki istri yang bisa mendampingi dirimu hingga tua, memiliki anak anak yang bisa membuat kamu bahagia dan mewarnai kehidupan kamu Surya! Nenek ini sudah lelah menyuruh kamu menikah setiap saat, ingat berapa umurmu! ingat bahwa Nenek sudah tua.. Kamu itu tanggung jawab Nenek, saat orangtua kamu meninggal dunia. saat itu Nenek berjanji pada diri Nenek sendiri untuk menjaga kamu dan melihat kamu bahagia memiliki keluarga yang utuh! hanya itu yang Nenek inginkan dari kamu!". Nenek Santi sudah terlihat sangat marah dan Surya hanya bisa diam membisu, takut perkataannya akan membuat suasana semakin runyam.

BI Inah membawakan teh hangat dan cemilan lalu menaruh di meja samping, Bi Inah bahkan langsung buru buru pergi kedalam lagi karena melihat Nenek yang terlihat marah.

"Dengarkan perkataan Nenek ini Surya! Minta pada Allah untuk jodohmu, benar-benar mencari lah wanita yang akan kau nikahi! Nenek ingin tahun ini kamu sudah melamar seseorang! Nenek sudah tidak memberikan kesempatan apapun lagi, keputusan Nenek sudah Final.. Menikah atau jangan pernah anggap Nenek ini Nenek kamu lagi!!". Surya langsung bangun dari duduknya dan berjongkok di depan Nenek, Surya Sungkep di paha Nenek dan mencium tangan Nenek.

"Nek jangan pernah berkata seperti itu, Nenek tau bahwa Surya tidak bisa mendengar perkataan Nenek yang begitu.. Surya tidak ingin apapun di dunia ini Nek, Surya hanya ingin Nenek saja.. Surya janji, Surya akan cari Perempuan yang akan Surya lamar, Surya janji tahun ini adalah tahun terakhir Surya menjadi lajang Nek. Surya akan turuti semua perkataan Nenek, tapi Surya mohon jangan pernah berkata seperti itu lagi.. Surya tidak sanggup mendengarnya, Surya minta maaf Nek. tolong maafkan Surya ya Nek". Surya merasa takut dan terus terusan mencium tangan Neneknya. Nenek Santi yang melihat itu hanya bisa menghela nafas lelah dan mengelus rambut Surya dengan sayang.

"Nenek pegang janjimu Surya, Nenek ingin lihat kesungguhan kamu dalam mencari calon istri.. Tenggat waktu hanya sampai akhir tahun, itu berarti 7 bulan lagi.. Nenek tidak menerima alasan apapun setelah itu, jika sampai akhir tahun kamu belum menemukan perempuan itu. maka Nenek yang akan jodohkan kamu dengan pilihan Nenek, suka tidak suka kamu pada wanita itu.. kalian akan tetap menikah, kamu dengar?". Tanya Nenek tegas.

"Dengar Nek, Surya dengar.. Surya janji". Surya menatap mata Neneknya yang benar benar marah itu, Surya sangat tidak bisa melihat mata yang biasa mengeluarkan aura kelembutan menjadi marah karena sudah terlalu kesal dengan Surya yang selalu menunda pernikahan. Surya merasa bersalah karena membuat Nenek menjadi sangat marah dan bisa mempengaruhi penyakit jantung Nenek.

"Yasudah kalau begitu Nenek maafkan kamu, sekarang bangunlah.. kita minum teh hangat bersama-sama". Surya bangun dari jongkoknya dan duduk kembali ke kursinya. menuangkan teh hangat ke dalam cangkir untuk Nenek dan Untuk Dirinya sendiri. Surya menghela nafas karena Nenek sudah mau memaafkan Surya.. Nenek itu kalau marah bisa berhari-hari dan susah sekali dibujuk. lalu berakhir dengan Nenek masuk kerumah sakit karena penyakit jantungnya kumat, itu sebabnya Surya tidak pernah ingin Nenek banyak pikiran dan marah-marah.. Surya begitu mencintai Neneknya, orangtua setelah Ayah dan Ibunya meninggal ya hanya Nenek. Bibi dan Pamannya yaitu kedua orangtuanya Romeo, tidak pernah Surya benar benar anggap sebagai orangtua pengganti. mereka terlalu asing dengan pola pikir yang berbeda..

"Diminum Tehnya Nek, jangan banyak pikiran lagi ya Nek.. perhatikan kesehatan Nenek". Ujar Surya yang sudah memberikan perhatian lebih pada Neneknya.

Nenek Santi mengangguk dan tersenyum manis lagi, Surya ikut tersenyum karena sudah merasa tenang. Meminum teh hangat di pagi hari, setelah melalui amarah Nenek memang terasa Nikmat. Surya jadi ingat kapan ya Terakhir dimarahi oleh Nenek? mungkin saat dirinya SMA dulu, saat Surya suka pulang telat karena ikut kegiatan sekolah yang begitu banyak dan menguras waktunya. Nenek marah karena Surya jarang ada dirumah dan jarang menemani Nenek mengobrol. setelah Nenek marah marah seperti itu, Surya mau tidak mau mengurangi waktunya diluar dan mulai membagi waktu untuk sekedar mengobrol dengan Neneknya.