Mata Nia benar benar kalap, di depannya saat ini sudah tersaji banyak hidangan. Romeo benar benar memberikan begitu banyak menu di meja makan. Mata Nia tidak bisa lepas dari gulai ayam dan dendeng balado, tanpa basa basi Nia langsung mengambil secentong nasi, Daun singkong, sambel ijo dan dua menu Yang memanjakan matanya sejak tadi. Ahhh Tidak lupa kerupuk kulit yang sudah di siram kuah gulai.
Nia tidak peduli jika setelah ini, perutnya akan membengkak dan berat badan naik drastis. Nia membaca bismillah dan kemudian makan dengan lahap. Romeo hanya menggelengkan kepalanya heran, kenapa ada Perempuan cinta sekali dengan makanan seperti Nia?.
Bunga juga mengambil secentong nasi, namun sebelum mengambil untuk dirinya sendiri. Bunga lebih memilih memberikan pada Romeo, Romeo sedikit terkejut karena perhatian Bunga yang tiba-tiba. namun Romeo diam saja dan menerima dengan senang hati, tidak ingin membuat Bunga sakit hati dengan maksud baiknya.
Bungan kemudian memberikan Rendang dan gulai tunjang kepada Romeo, Romeo menaiki sebelah alisnya. darimana Bunga tau makanan kesukaan Romeo?.
Bunga hanya tersenyum, lalu sibuk dengan piringnya sendiri dan makan dengan tenang. Romeo juga akhirnya makan dengan tenang, sesekali melihat ke arah Nia yang sibuk sendiri dengan piringnya, Bahkan Nia sudah dua kali menambah nasi. Romeo membiarkan saja seisi meja ini habis di kunyah oleh Nia.
Mereka menghabiskan sekitar satu jam untuk makan siang, lebih tepatnya Nia yang satu jam. Romeo dan Bunga hanya setengah jam dan menunggu Nia sampai puas perutnya.
Nia meminum jus jeruknya lalu mencuci tangan, menepuk pelan perutnya yang sudah benar benar kenyang. sebenarnya dalam Islam tidak boleh terlalu kenyang, tapi apa daya Nia sudah kalap dan lupa akan hal itu.
"Udah kenyang Nyonya?". Tanya Romeo yang meledek Nia, Nia hanya mengangguk.. Menyenderkan sebentar punggungnya yang lelah. entah lelah karena apa, padahal sejak tadi hanya makan.
"Yuk langsung ke kantor". Kata Bunga yang sudah ingin berdiri, namun Tangan Nia mengibas-ngibaskan agar Bunga duduk lagi.
"Nanti aja, Bos nya ada disini.. kita ijin telat saja". Jawab Nia dengan santai, Romeo hanya tersenyum dan menyentil kening Nia.
"Nakal ya... udah berani sekarang perintah-perintah Bos". Kata Romeo yang gemas sendiri melihat Nia cengengesan tidak jelas.
"Ya iyalah.. Mumpung masih bisa". Ujar Nia cuek.
"Kita fhoto yuk bertiga, buat kenang-kenangan aja". Ujar Bunga yang mengeluarkan handphone dari tas kecilnya. Romeo ingin menolak, namun Nia keburu mengangguk semangat. akhirnya Mereka bertiga berfoto dengan beberapa gaya berbeda.
Bunga tersenyum melihat hasil fhoto yang sangat bagus.
"Kirim ke aku ya". Kata Nia yang senang melihat hasil fhoto, dirinya terlihat cantik disana. Pikir Nia..
"Iya, aku minta nomor Wa kamu sini.. sama nomor Wa Romeo juga, boleh kan?". tanya Bunga, Nia mengangguk dan memberikan Nomor WA dirinya dan juga Romeo. Romeo memang tidak bisa menolak jika Nia sudah setuju.. Cinta Romeo pada Nia memang sebesar itu.
"Oke, aku kirim ke Wa masing masing ya". Setelah Bunga mengatakan itu, dering ponsel Romeo bergetar, Romeo membukanya dan melihat bahwa itu nomor Bunga. Romeo mau tidak mau menyimpan nomor ponsel Bunga dan berteman di Wa.
"Bunga, kamu punya Instagram gak? kalau punya, follow aku dong". Kata Nia yang sudah sibuk dengan handphone dan berbicara pada Bunga.
"Punya dong, nih user id punyaku".Nia melihat user id di handphone Bunga, mereka lalu berteman di Instagram dan saling follback.
Romeo heran, kenapa para perempuan suka sekali bertukar media sosial. ya walaupun memang Romeo sangat eksis di dunia itu, Tapi Romeo tidak pernah meminta untuk di follow..
"Wah Nia, kau punya pengikut yang banyak yang di Instagram. sepertinya kau cukup famous di kampus ya? lihat saja, rata rata komentar di setiap fhotomu pasti laki laki". Suara Bunga yang terdengar menyakiti telinga Romeo, Romeo memang sering melihat itu di Instagram Nia. Namun kenapa saat orang lain yang berbicara Romeo merasa tidak suka?
"Kau bisa saja, kau juga punya followers yang lumayan.. kau pasti sangat pandai berteman" Puji Nia, Romeo hanya mendesah pelan, mendengar pembicaraan Perempuan yang tidak penting ini.
"Kita kembali bekerja saja, kalian karyawan magang senangnya berbicara tidak jelas.. daripada membuang waktu untuk hak seperti itu, lebih baik kalian kerja". Romeo bangun dari duduknya dan menunggu Nia yang terlihat malas untuk bangun. Bunga juga ikut bangun, karena merasa tidak enak pada Romeo. "Nia? ayo...". kata Romeo yang sudah gemas sendiri melihat Nia tetap bersender di bangku yang ia duduki.
"Aku Malas Romeo, aku ijin setengah hari saja.. tiba tiba tubuhku lemas". Nia mengeluarkan jurus ampuhnya, Romeo selama ini tidak bisa melihat Nia mengeluh.
"Jangan bercanda Nia, ayo cepat.. atau kupotong gajimu bulan ini". Mendengar kata gaji, Nia langsung bangun dengan cepat dan cengengesan tidak jelas.
"Kau jahat, kau membahas gajiku..". Nia berjalan lebih dulu sambil menghentakkan kakinya kesal, Bunga dan Romeo hanya tertawa melihat kelakuan Nia.
"Kau duluan saja ke mobil bersama Nia, ini kuncinya.. aku akan bayar makanan terlebih dahulu". Romeo memberikan kunci mobil pada Bunga, Bunga mengangguk dan keluar dari rumah makan tersebut.
Romeo berjalan ke arah kasir, mengeluarkan dompetnya dan membayar tagihan yang ada. Total hampir lima ratus ribu rupiah, Romeo tersenyum kecil karena memikirkan bagaimana Nia bisa berkata akan makan dengan menghabiskan seluruh isi dompet Romeo..
Setelah membayar, Romeo akan kembali untuk ke Mobilnya. Namun dering ponsel membuat Romeo berhenti sebentar,
Surya...
Itu nama yang tertera, Romeo sedikit mengernyitkan alisnya bingung..
Tidak biasanya Surya akan menelpon di siang hari begini, tanpa berlama-lama Romeo menjawab panggilannya.
"Hallo Mas, ada apa?". Tanya Romeo tanpa basa basi.
"assalamualaikum, Maaf mengganggu waktumu Romeo, Mas di kabari sama Mommy tadi. Katanya akhir Minggu ini Mommy buat acara makan makan". Surya menjeda pembicaraannya.
"Iya mas, benar". Ucap Surya yang sambil berjalan keluar.
"Mas akan pulang kesana, bersama Nenek dan Lina.. ada beberapa hal yang ingin Mas bicarakan dengan Mommy dan Daddy, Mengenai pernikahan". Romeo yang sudah hampir sampai mobil, kakinya terhenti..
"Pernikahan? dengan siapa Mas?". Romeo berdoa dalam hatinya, berdoa bahwa yang akan dinikahi Surya bukan Nia.
"Dengan Lina.. kamu tau kan? sahabat kita". Helaan nafas panjang terdengar di suara Romeo, Surya terkikik sebentar karena Romeo sepertinya lega dengan jawaban yang diberikan Surya.
"Oh.. iya Mas, Romeo tau.. Yaudah Mas, Kabarin aja kalau sudah sampai, Nanti Romeo jemput di bandara ya". Romeo berucap dengan gembira..
"Yaudah kalau gitu, Mas tutup ya.. Assalamualaikum". Romeo berucap walaikumsallam dengan nada rendah, lalu berjalan sedikit dan masuk ke dalam mobil.
Romeo tidak langsung menyalakan mobil, namun melirik sebentar ke arah Nia yang sedang bercanda dengan Bunga.
"Nia". Ujar Romeo pelan.
Nia berhenti bercanda dan menengok ke arah Romeo.
"Ada apa Romeo?". Tanya Nia heran..
"Tidak ada, pakai sabuk pengamanmu". Hanya itu yang Romeo katakan, Romeo menjalankan mobilnya untuk sampai ke kantor.
dalam hati Romeo bertanya-tanya, bagaimana reaksi Nia nanti saat tau bahwa Surya akan menikah dengan Lina.