Chereads / Retaknya Sayap Merpati / Chapter 46 - Instastory

Chapter 46 - Instastory

Kamu tidak akan pernah tau, bahwa ada rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan, saat aku mendengar suara dari instastory milikmu.

Jarak berkilo-kilo meter, yang membuatku terhalang untuk bertemu Rindu denganmu.

Matahari kita masih sama, Bulan kita-pun masih sama.

Namun, pandanganku tak melihat lagi wajahmu.

Wajah yang membuatku jatuh dan kehilangan arah..

Wajah yang membuatku tenggelam, ke dasar khayalan yang mendalam.

Wajah yang dipahat sedemikian rupa, hingga aku tidak mampu me-lupa..

Wajarkah jika Rindu ini kian menggebu?, saat aku tidak bisa melihatmu seperti dulu..

Wajarkah duniaku mendadak kelabu?, saat tidak kutemukan gelapnya matamu..

Wajarkah.....?

Jika aku katakan berjuta-juta kali, Bahwa aku...

Bahwa aku ingin menatap Rembulan berdua bersamamu.

Hanya berdua, di sebuah tempat indah....

Hanya berdua, menatap bintang-bintang benderang di langit malam.

Hanya berdua....

Dan sebut semua dengan kata KITA!

KITA, yang ku-ucap dalam Doa.

KITA, yang ku-semogakan di penghujung malam.

Dan KITA....

Kita yang hanya aku tanpa kamu....

Tanpa Kamu!!...

Duri-duri menusuk relung hati sebab aku tanpa kamu, Kerikil-kerikil menggores tajam sebab aku tanpa kamu..

Telingaku berdengung ngilu, bibirku bergetar hebat.

Saat kau katakan....

"Jangan paksakan tentang cinta, jangan paksakan hati yang tidak bisa bersama"

kau bilang, hati yang tidak bersama!?

Lalu bagaimana dengan hatiku yang sudah terlanjur cinta dan ingin bersamamu!?

Lalu bagaimana dengan hatiku yang sudah kehilangan kendali dari diriku sendiri?

Lalu bagaimana? Bagaimana dengan duniaku yang sudah berporos pada satu titik....

Titik yang hanya ada, KAMU!!...

Mas.. Jika kamu tau bagaimana aku begitu kesakitan hanya dengan menyebut satu namamu..

Maka kamu akan tau seperti kaki yang berjalan diatas bara api..

Mas.. Jika kamu tau tangis yang pecah saat sujud yang kulakukan. Maka kamu akan tau bagaimana basahnya sajadah di depanku..

Mas.. Jika kamu tau bagaimana aku duduk di suatu tempat sepi dan khayalanku berporos padamu. Maka kamu akan tau bahwa aku membenci cintaku yang terlalu menggebu tak waras ini..

Nia mengetik semua perasaanya pada sebuah memo yang ada di dalam handphone, dirinya hanya sedang gabut dan bingung karena tidak melakukan banyak pekerjaan. sampai dimana Nia melihat instastory Mas Surya yang sedang bersama dengan seorang perempuan.. sebenarnya tidak berdua dengan Perempuan saja, tapi juga bersama Nenek serta beberapa pria sebaya Mas Surya..

Namun perasaan Nia mengatakan bahwa perempuan yang ada di dalam video mas Surya, adalah perempuan yang cukup dekat denganya. hati Nia langsung menciut, karena Perempuan itu terlihat santun dan wajahnya begitu lembut..

Apa Perempuan seperti itu yang bisa berada di sekitar Mas Surya? apakah mas Surya memang memiliki kriteria Perempuan berhati lembut dan santun? Tapi semua pria kan pasti menginginkan Perempuan seperti itu? iyakan?.

Huh... Nia menghela lagi nafasnya malas, Pekerjaannya sudah selesai sejak tadi. ini sudah jam 12 siang dan waktunya istirahat. Tapi Romeo belum terlihat bersama bunga. mereka berdua memang memiliki pekerjaan bersama, dan Nia menjaga kubikel dengan setumpuk berkas yang sudah beres.

Kenapa mas Surya susah sekali di dekati,Nia seperti kuman yang harus menjaga jarak jika ingin bersama Mas Surya. padahal Nia tidak pernah bertindak berlebihan atau berbicara kasar..

Namun karena Nia berteman baik dengan Romeo, dan Romeo yang mencintai Nia. membuat Surya enggan dekat-dekat dengan Nia. Malang sekali sih Nasibnya, harus diam saja saat di tolak oleh Surya terus-menerus..

Nia kan mau bisa dekat dengan mas Surya seperti Perempuan itu.. Nia juga ingin bisa tertawa bahagia seperti Perempuan itu tertawa dengan Nia. Nia juga ingin bisa membangun sebuah hubungan baik dengan Mas Surya.

"Nia!! ayo!!". Teriakan Romeo yang keluar dari lift membuat Nia tersentak kaget lalu buru buru mengangguk dan berlari kecil menghampiri Romeo serta Bunga yang sudah menunggu Di dalam lift. Nia sampai di lift dan Romeo mengeluarkan kakinya yang sejak tadi menahan pintu lift. Romeo tersenyum sebentar ke arah Nia lalu memencet tombol lantai dasar.

Nia sebenarnya cukup bahagia dengan perilaku Romeo yang selalu memperhatikan Nia layaknya seorang Ratu dihatinya, Namun Nia juga bingung kenapa hatinya tidak bisa merasakan perasaan Romeo itu. Nia seperti membatasi hatinya untuk jatuh cinta pada Romeo, Nia seperti tidak ingin membagi cintai dan membalas perasaan Romeo.

"Kamu mikirin apa sih?". Tanya Romeo yang sudah menyentil kening Nia pelan, Nia yang sedang terbengong akhirnya sadar dan cengengesan tidak jelas. "Kamu capek banget ya? apa pekerjaan terlalu banyak? aku kurangin ya pekerjaan kamu? biar nanti Aku Carikan anak magang lain yang bisa bagi pekerjaan dengan kamu". Romeo terlihat khawatir, melihat Nia yang seperti kelelahan dan banyak pikiran.

"Ah tidak Romeo, jangan seperti itu.. aku baik baik saja, aku hanya sedang sedikit pusing karena kelaparan kurasa". Elak Nia cepat-cepat, takut Romeo akan melakukan hal yang dia katakan secara berani. Romeo kan tidak pernah berbicara omong kosong, jadi saat dia mengatakan A maka dia akan lakukan A.

"Yasudah, nanti kamu makan yang banyak ya.. kamu kan sudah janji habiskan isi dompetku". Nia tertawa dan memukul lengan Romeo pelan, Bunga yang mendengar itupun ikut tertawa canggung.

"Bunga gimana kerja sama Romeo? dia suka ngatur ngatur kamu gak?". Tanya Nia yang berbasa-basi pada Bunga, tidak ingin membuat Bunga merasa bahwa Dia hanya seekor nyamuk di hubungan Nia dan Romeo.

"Gak kok Nia, Romeo baik sama aku.. dia ajarin dengan sabar, aku bahkan hanya diberikan pekerjaan ringan-ringan saja". Jawab Bunga dengan sopan, Nia mengangguk dan memberikan jempol pada Romeo.

"Bagus... kamu sudah bisa menjadi Bos yang baik nanti, aku bangga". Nia menepuk pelan pundak Romeo, lift berdenting dan mereka bertiga keluar dari lift tersebut.

"Ya dong, aku kan memang bakalan gantiin Daddy di perusahaan ini.. Nanti kamu jadi sekertaris aku ya, biar aku sering sering lihat kamu di sekitar aku". Romeo berucap sengaja menggoda Nia.

"Gak ah, aku gak suka jadi sekretaris kamu.. lagian basic aku kan gak disitu". Nia memeletkan lidahnya meledek Romeo, Romeo hanya tersenyum dan membuka pintu mobilnya.

Mereka sekarang sudah di parkiran, kata Romeo rumah makan Padang itu jaraknya sekitar 10 menit jika menggunakan mobil, itupun jika tidak macet.. Jakarta di jam makan siang begini pasti sangat padat, tapi Nia tidak mau ambil pusing jika nanti mereka akan telat masuk setelah jam istirahat. Biarkan Romeo yang mengurus hal hal seperti itu. Romeo kan anak yang punya perusahaan, pikir Nia enteng.

Bukan mengentengkan juga sih, tapi lebih ke memanfaatkan peluang yang ada.