"pakaian kamu sudah Mommy rapihkan sebagian dan Mommy taruh didalam koper. sebagiannya Mommy simpan dilemari. kamu harus sering-sering berkunjung ke jakarta. Mommy pasti akan sangat merindukan kamu". ibu Devy memeluk tubuh surya dengan erat, ada rasa sedih saat harus melepas anak laki-lakinya yang memang sudah dianggap sebagai anak kandung sejak surya kecil.
"Mommy gak perlu khawatir, kan surya juga cuma di Yogyakarta nemenin nenek. Mommy masih bisa kesana dengan perjalanan satu jam menggunakan pesawat dan menginap kapanpun". Surya hanya mencium kening ibunya itu dengan sayang. mau bagaimanapun ibu devy adalah Mommy yang baik untuk selama ini. tidak pernah menyakiti hatinya dan memenuhi semua kebutuhan hidupnya sampai ia sebesar ini.
"tapi Mommy gak bisa lihat kamu setiap hari, kamu harus berjanji untuk makan dengan teratur dan jangan terlalu minum dengan banyak menggunakan gula, itu tidak baik untuk tubuhmu".
"iya Mommyku yang cantik jelita, surya pasti inget saran Mommy. kita kebawah sekarang karena taksi yang mengantar surya udah nungguin dari tadi".
"Mommy sebal denganmu, mengapa juga kamu tidak ingin kami antar Nak?".
"surya hanya ingin berangkat sendiri tanpa menyusahkan kalian, lagipula besok Mommy kan harus liburan keluar ngeri dengan Daddy. Mommy harus beristirahat dan jaga kesehatan".
"Mommy akan sering menghubungimu dan jangan pernah menolak panggilan dari Mommy sesibuk apapun dirimu".
"iya Mommy, aku berjanji tidak akan menolak panggilan dari Mommy".
"awas kalau kamu bohong, Mommy seret kamu dari rumah nenek dan gak boleh kesana lagi".
"iya surya janji". surya mencium kening Mommynya lagi dan menyeret kopernya sambil merangkul ibunya yang tak ingin melepaskan diri dari surya. mereka menuruni tangga dan sampailah mereka diruang keluarga. disana sudah ada ada Romeo dan juga Daddynya.
"Daddy akan selalu merindukan kamu, ini rumahmu nak, kapanpun kamu ingin pulang. maka pulanglah kemari". Surya dan Daddynya berpelukan sebentar untuk saling melepas rindu yang entah kapan akan kemabli bertemu.
"mas surya baik-baik disana ya". kini giliran Romeo yang memeluk kakak laki-lakinya itu.
"kamu juga ya Rom, jangan sungkan tanya ke mas surya kalau kamu bingung dengan perusahaan. dan skripsi kamu udah Mas revisi semalam, semoga cepat lulus dan mendapatkan mimpimu". Surya menepuk bahu Romeo pelan.
"yaudah surya pergi ya Mom, Dad, Rom. jaga diri baik baik".
"kamu juga". Surya mengangguk dan berjalan keluar diikuti oleh tiga orang dibelakangnya. supir taksi membantu surya dengan mengangkat kopernya dan memasukaknya kedalam mobil. surya menengok kearah belakang dan tersenyum. satu keluarga yang sudah mengurusnya sejak kecil dan semua kenangan dirumah ini membuat hati kecilnya sedikit sakit. tapi dia tidak ingin goyah, ini sudah keputusannya dan dia harus pergi dari rumah ini dan semua kenanganya.
surya masuk kedalam taksi dan melambaikan tanganya menatap mereka bertiga. taksi keluar dari halaman rumah besar itu dan membelah jalanan ibukota, surya melihat keluar jendela dengan perasaan kosong. apakah kepergianya adalah suatu hal yang benar? apakah menjauh dari semua cinta adalah suatu yang harus dilakukan?.
Surya menatap layar handphone, ada satu nama yang semalam menelponya dan menanyakan apakah benar ia akan pergi dari jakarta dan menetap di yogyakarta. nama yang semakin lama semakin menghantuinya.
Surya tak ingin memikirkan hal ini, perempuan itu sudah memiliki banyak cinta. dia tidak pantas denganku yang tidak mempunyai cinta sama sekali. cinta yang hanya menggantung didalam dirinya.
jalanan di sore hari ini cukup lenggang, ia sampai dengan cepat di bandara. kakinya melangkah keluar taksi dan menunggu supir mengeluarkan barang-barangnya.
Membayar harga taksi, dan menyeret dua koper besar itu masuk kedalam bandara. surya masih memiliki waktu satu jam lagi sebelum keberangkatan.
kakinya melangkah masuk kearah Cafe kopi yang sangat terkenal itu dan memesan satu kopi latte dingin. ia duduk di meja luar dan menggeser kopernya kepojok ruangan agar tidak menganggu orang yang berlalu lalang. surya membuka gadgetnya dan mengscrool instagram yang jarang sekali dia buka jika dia sedang tidak sibuk seperti sekarang ini.
entah mengapa banyak sekali orang yang membuka instagram hanya untuk melihat aktifitas orang lain, membosankan sekali menurutnya. ia keluar dari menu instagram dan membuka pesan whatshap. hanya ada beberapa pesan dari teman dekatnya yang ada di jogja. surya tersenyum kecil, setidaknya ia akan bertemu banyak teman lamanya disana.
"Mas surya". sebuah suara yang begitu pelan mengintrupsi surya untuk menengok kebelakang, matanya cukup kaget melihat perempuan berkerudung cream berdiri dengan sebuah senyum yang cukup manis.
"Nia? kamu ngapain disini?". tanya surya heran.
"Nia cuma pengen nganterin mas surya aja, sekalian bawain sesuatu buat mas surya". Nia menyodorkan sebuah bingkisan kecil dengan pita merah diatasnya.
"apa ini?". surya mengambil bungkusan itu
"mas surya bukanya nanti aja pas udah sampai jogja, oh iya jam berapa pesawat mas surya berangkat?". Nia mengalihkan pembicaraannya dari hadiah yang dia berikan kepada surya.
"sebentar lagi, sekitar 30 menit. kenapa repot-repot kesini?". bingkisan itu disimpan surya didalam tas kecilnya, Nia yang melihat itu sedikit tersenyum. setidaknya mas surya masih mau menerima pemberiaan dirinya
"gak repot kok mas, Nia cuma pengen liat mas surya aja. sebelum sibuk dengan kegiatan masing-masing dan gak akan liat mas surya lagi". Nia menundukan wajahnya sedikit resah, banyak kata yang ia ingin keluarkan saat ini. namun Nia takut itu akan membuat mas surya semakin tidak menyukainya.
"kan kemarin malam sudah saya bilang, tidak perlu kemari. saya sudah besar dan tidak perlu untuk mengantar saya segala".
"mas surya kenapa sih? sebegitu bencinya saat Nia mencoba untuk berteman baik?".
"tidak pantas kita lawan jenis terlalu sering bercengkrama terlalu dekat Nia, kamu tau itu. saya tidak terbiasa mempunyai teman perempuan begitu dekat, hanya sebatas mengenal dan membantu satu sama lain".
"Nia sedang membantu mas surya, dengan menemani mas surya menunggu pesawat".
"saya tidak butuh dibantu Nia, ini hanya akal-akalan kamu untuk dekat dengan saya".
"Nia tidak menyentuh mas surya, Nia hanya berdiri disini melihat mas surya pergi".
"pulanglah Nia, lebih baik kamu mengurus hidupmu daripada repot-repot mengurusku. aku bukan muhrimmu".
Nia hanya diam dengan air mata yang sudah dia tahan sejak tadi, sebegitu tidak tau malu dirinya mengejar surya yang memang tak pernah memiliki perasaan apa-apa padanya.
"mas surya sebegitu bencinya sama Nia?".
"saya gak benci kamu, saya sudah mengatakan dari dulu. saya tidak bisa terlalu dengan dengan lawan jenis Nia. kita berteman, saat kamu membutuhkan bantuan akan saya bantu. tapi tidak dengan terus-terusan kamu menginginkan pertemuan dan membuat keadaan seakan-akan kita ini sepasang kekasih".
"Nia sedang butuh bantuan saat ini".
"apa, katakan padaku dengan cepat".
"tolong, tolong jangan melupakan Nia. Nia akan terus mencintai mas surya sampai mas surya menginginkan Nia, Nia berusaha menjadi lebih baik agar bisa bersanding dengan mas surya".
"permohonan bantuan kamu terlalu sulit Nia, maaf tapi saya tidak bisa membantumu untuk satu hal ini. pulanglah, ada Romeo yang lebih mencintai kamu, saya tidak bisa membuat kamu bahagia. kamu lebih pantas dicintai daripada mencintai orang seperti saya".
"tapi Nia cintanya sama mas surya".
"saya harus pergi Nia, pulanglah dan jaga dirimu baik-baik".
"Mas". Surya mengambil kopernya dan berlalu pergi tanpa menengok kearah Nia lagi, Airmata Nia sudah jatuh dan buru-buru dihapusnya, hatinya memang tidak tau malu. sudah ditolak berkali-kali namun tetap saja tidak goyah, terbuat dari apa hatinya ini? tidak sungkan meminta banyak hal pada mas surya, Nia berbalik membelakangi mas surya, matanya sudah tidak ingin melihat kepergiaan itu lagi.
Berakhir seperti ini perjuangannya selama setahun? berakhir dengan jawaban yang sama, ditolak dan dibiarkan begitu saja. serendah ini harga dirinya? tidak ada cinta untuknya, tidak ada mas surya untuk dirinya. Mas surya terlalu jauh, dan setelah ini akan semakin jauh.