"Yuk, gue bosen disini terus. kita mampir di cafe aja kalau mau ngobrol banyak". ucap Romeo yang menepuk nepuk tanganya pelan karena di gigit banyak nyamuk, walaupun udara Bandung dingin tapi jika mereka berada di tengah tengah kebun teh sama saja, mereka akan menjadi tempat persediaan darah untuk para nyamuk.
"Yaudah yuk, gue juga udah mulai kedinginan". ucap Riri menimpali, mereka bertiga bangun dari duduknya dan berjalan perlahan untuk turun mengambil mobil yang mereka parkir tadi. mereka bertiga masuk kedalam mobil dan Romeo mulai menjalankan mobilnya lagi, menebus gelapnya jalanan Bandung karena tertutup banyak pepohonan. Riri memandang ke arah luar jendela, kesunyian menghampiri seisi mobil. Nia hanya memainkan handphonenya, melihat media sosial apakah ada update status dari media sosial milik Surya, namun tidak ada apa apa disana.
Nia menghela nafasnya malas, apakah Mas Surya baik baik saja di jogjakarta? Nia rindu, padahal blum ada sehari mereka berbeda jarak.
"Kita jadinya nginep dimana nih?". tanya Riri memecah keheningan.
"Di villa gue aja, gak jauh dari sini. kita mau langsung ke villa apa mampir di cafe? di Deket villa gue ada cafe bagus sih, ya ngobrol ngobrol sebentar biar gak terlalu gabut". kata Romeo menyarankan.
"Boleh aja sih, gue setuju". kata Riri.
"Gue ikut aja". kata Nia pelan.
"Kamu kenapa lagi? ada masalah?". tanya Romeo yang melihat wajah Nia sudah terlihat sangat kalut.
"Enggak ada, mungkin cuma kecapean aja. lagipula ngeliatin jalanan enak, aku lama gak ngerasain suasana tenang gini". kata Nia yang sengaja tidak melihat ke arah Romeo.
"Oh gitu". kata Romeo mencoba untuk memahami hati seorang perempuan.
20 menit berlalu dan sampailah mereka di cafe yang Romeo katakan, Nia turun terlebih dahulu di ikuti oleh Riri dan juga Romeo. cafe disini terlihat cukup ramai oleh anak anak muda.
mereka bertiga berjalan masuk kedalam cafe, saat didepan cafe para pelayan tersenyum ke arah Romeo.
"Hei bro, tumben mampir kesini?" tanya salah satu pelayan kepada Romeo, sambil memberikan tos kepada Romeo.
"Iya, lagi pengen mampir aja. bikinin kopi ya, caramel atau gula merah juga enak, buat tiga orang. sekalian roti bakarnya keju susu". ucap Romeo pada pelayan tadi.
"Oke deh Bos". ujar sang pelayan.
"Ini cafe punya lu Rom?" tanya Riri to the point.
"Yap, kalian emang gak tau ya? gue baru buka sekitar setahun Ini sih. karena ngeliat tempatnya bagus dan strategis banget". ucap Romeo sambil berjalan mencari tempat duduk yang bagus, mereka seperti berada didalam hutan dengan pernak pernik lampu hias di atas langit langit atap. Nia merasa cafe ini sangat unik karena di kanan kiri mereka terdapat sepeda ontel yang terlihat lama tapi keren.
"Gak nyangka gue lu diem diem punya usaha". kata Riri tertawa, Romeo hanya menimpali perkataan Riri dengan tawa juga. sedangkan Nia memandangi sekitar dan mengeratkan jaketnya karena udara semakin dingin.
"Suka gak kamu?". tanya Romeo pada Nia.
"Suka, bagus cafenya. kamu dapet ide darimana?". tanya Nia.
"Sebenarnya ini konsep dibuat sama Mas Surya, untuk tempat dan kelanjutannya itu aku yang kerjain". kata Romeo pelan, pelayan datang membawa pesanan yang Romeo pesan.
"Mas Surya punya Nilai seni yang bagus" Nia tanpa sengaja menganggumi cafe ini karena ada nama mas Surya didepannya. Nia tiba tiba merasa nyaman karena tau bahwa konsep Cafe ini dibuat oleh Mas Surya. apapun yang berhubungan dengan Mas Surya, Nia pasti akan tenang dan seperti berada di samping Mas Surya.
Romeo yang melihat senyum tak biasa dari wajah Nia, tiba tiba merasa jengkel dengan mulutnya sendiri. karena Romeo tanpa sengaja menyebut nama Mas Surya didalamnya dan membuat Nia mengingat lagi tentang Mas surya.
Sedangkan Riri pura-pura tak mendengar apapun, Riri terlalu malas menanggapi percintaan mereka ini. mengurus perasaan sendiri saja Riri sudah bingung apalagi terlalu ikut campur dengan perasaan mereka.
Satu pelayan yang tadi menegur Romeo datang dan membawakan beberapa laporan kedepan Romeo.
"Nih Bos, laporan penjualan bulan kemarin sama bulan ini. mumpung Bos disini jadi bisa liat langsung, oh iya Bos. kemarin Pak Surya nelpon saja kalau sekarang semua urusan Cafe diserahin ke Bos Romeo". Romeo mendelik tak suka ke arah pelayan didepannya, pelayan itu hanya menggaruk rambutnya tak mengerti kenapa Bos nya ini terlihat marah. Romeo sangat kesal lagi lagi ada nama Surya yang harus disebut, dan sialnya saat melihat wajah Nia, Nia langsung tersenyum melihat ke arah Pelayan itu karena menyebut Nama Surya.
"Kirim email ke saya aja, saya lagi liburan. jadi gak usah diganggu urusan Cafe". Romeo yang moodnya tiba tiba tidak baik langsung memberikan laporan itu pada pelayannya. pelayan itu mengambil laporan yang tadi dan berlalu pergi, takut takut Bos Romeo semakin marah tanpa sebab.
"Jadi mas Surya yang selama ini urus cafe ini?". tanya Nia memastikan sekali lagi pada Romeo.
"Iya". jawab Romeo malas
"Mas Surya pintar ya, bisa mengurus banyak hal dalam waktu bersamaan". ucap Nia tanpa sadar, tidak melihat ke wajah Romeo yang ingin sekali mencakar wajah pelayannya sendiri. Riri yang melihat wajah kusut Romeo hanya menepuk pundak Romeo perlahan dan tersenyum jail untuk meledek Romeo tentunya