Chereads / Retaknya Sayap Merpati / Chapter 27 - kebingungan hati surya

Chapter 27 - kebingungan hati surya

Surya Pangestu atau biasa dipanggil dengan nama Surya, dia memang lahir di Yogyakarta dan tinggal lama disini sedari kecil bersama orangtuanya. sebelum orangtuanya meninggal dunia.

Surya menyiram tanaman bunga di pagi hari, suasana Yogya yang lebih tenang dan sejuk membuat Surya merasa nyaman disini, walaupun ada sebagian hatinya Yang seperti tertinggal di kota Jakarta.

"Surya? Nak? ayo kita sarapan bersama". Nenek Surya memanggil dari arah dalam rumah.

"Iya Nek, Surya kedalam". ucap Surya sedikit berteriak, Surya mematikan keran air dan membereskan beberapa sampah daun yang sudah dimasukan kedalam karung sampah.

Surya mencuci tangan dan kakinya dan masuk kedalam rumah, rumah ini terasa sepi karena hanya Neneknya yang tinggal. namun sekarang tidak lagi karena Surya sudah menemani neneknya disini.

"Nenek masak apa hari ini? harum sekali". ucap Surya yang mencium kening neneknya dan duduk di kursi meja makan.

"Nenek masak sayur asem, sambel terasi, sama ikan goreng. kesukaan kamu Nak". ucap Nenek lembut kepada Surya.

"Waahhhh Nenek terbaik, Surya suka kalau Nenek yang masak, jadi inget ibu". ucap Surya pelan.

"Nanti setelah selesai makan, kita berziarah ya ke makam ibu. Nenek juga udah lama gak ke tempat ibu bapakmu Nak". Nenek mengambilnya nasi lalu menuangkan ke dalam piring Surya, Surya mengambil sendiri lauk dan sayurnya. lalu mereka berdua makan dalam tenang. Nenek Surya sedikit sedih saat cucunya membahas tentang ibunya, Nenek tau bahwa Surya sangat merindukan orangtuanya yang sudah lama telah tiada, tapi mau dikata apa lagi. kematian sudah takdir tuhan.

"Oh ya Nak, kamu tinggal disini memangnya tidak apa jika hanya mengurus kebun buah milik Nenek? kau kan biasa mengurus perusahaan besar, Nenek pikir lebih baik kau membuka usaha kecil kecilan saja. sayang loh ilmu yang kamu punya tidak dipakai". ucap Nenek yang tidak tega melihat cucunya hanya mengurus kebun saja.

"Iya Nek, nanti Surya pikirkan ya". ucap Surya lembut, mengunyah makannya perlahan tanpa terburu buru. menikmati momen bersama neneknya dan masakan yang sudah lama tidak Surya rasakan.

Nenek mengangguk karena mendengar jawaban Surya, Surya itu adalah anak penurut dan sangat dewasa sejak kecil. tidak pernah membantah apalagi berkata tidak, Surya selalu menjadi anak yang bisa diandalkan juga.

Walaupun begitu, Nenek sangat tau bahwa Surya begitu kesepian. kasih sayang yang diberikan Om dan Tante yang sudah dipanggil Mommy dan Daddy oleh Surya tetap tidak bisa menggantikan status orangtua bagi hidup surya.

Umur Surya yang sudah menginjak usia 28 tahun tentu saja sudah mengharuskan dia menikah, namun sampai saat ini dia belum menemukan jodoh yang cocok dengannya.

mereka berdua makan dalam diam, Surya dengan pikirannya sendiri dan Juga Nenek yang merasa kasihan dengan cucu sulungnya itu. Surya menghabiskan makanan dan meminum wedang jahe buatan Nenek, perutnya terasa sangat enak karena mendapatkan makanan dan minuman istimewa saat ini.

Nenek juga selesai makan, meminum teh hijau buatannya sendiri. walaupun sudah sangat tua Nenek masih terlihat segar dan sehat, itu karena Nenek sangat suka berolahraga dan juga meminum obat obatan herbal untuk tubuhnya.

"Oh ya Nak, apa kamu punya modal untuk buka usaha nanti? kalau tidak ada, Nenek masih punya tabungan milikmu. kau itu punya warisan dari orangtuamu yang tidak kau gunakan sama sekali, sayang kan? lebih baik kau putar saja untuk usaha". ucap Nenek yang melihat Surya ingin bangun dari duduknya. Surya kembali duduk dan menatap wajah Neneknya baik baik, Neneknya ini sangat pemaksa jika memiliki keinginan. dan mau tidak mau Surya harus sabar dalam menghadapi Neneknya itu.

"Nek, Surya mungkin ingin liburan sebentar. satu bulan paling lama, setelah itu Surya akan pikirkan untuk membuka usaha. Nenek tenang saja, Surya masih punya usaha jika hanya membuka usaha kecil kecilan. Surya blum ingin mengambil warisan bagian Surya, biar nanti itu diberikan kepada anak anak Surya. karena Surya tidak tau bagaimana kehidupan Surya kedepannya nanti". ucap Surya dengan lembut, mengelus lembut punggung tangan Neneknya yang sudah sangat keriput. Nenek tersenyum dengan riang, memperlihatkan giginya yang sudah tidak terlihat lagi.

"Baiklah, Nenek mengerti keinginanmu. kalau begitu naiklah ke kamar, beristirahatlah. kau baru sampai tadi malam pasti sangat lelah, biar ini nanti Bi Inah yang bereskan". ucap Nenek, memeluk cucunya Surya dan mencium keningnya dengan sayang.

"Yasudah, Surya naik ke atas ya Nek. Surya juga mau sholat Dhuha sebentar". Nenek mengangguk, Surya bangku dari duduknya dan melangkah ke lantai atas dimana kamarnya berada, Surya memang sangat lelah jika Neneknya sudah meminta banyak hal. walaupun Surya tau semua keinginan Neneknya adalah untuk kebaikan dirinya, tapi saat ini Surya sedang lelah, Surya ingin berlibur menikmati hidupnya yang semakin lama semakin Menua nantinya. apalagi sampai umur segini Surya belum menemukan jodoh yang cocok untuknya.

Surya membuka kamar tidurnya dan berjalan ke arah jendela, sengaja membuka jendela kamar agar udara bisa masuk. Surya memandang ke hamparan kebun mangga yang ada di belakang kamarnya, kebun Nenek sangat banyak dan itu di urus oleh beberapa orang yang dipercayai.

Surya membiarkan angin menerpa lembut wajahnya, menikmati hatinya yang begitu kosong. entah apa yang Surya butuhkan saat ini, Surya bingung dan tidak paham tentang hidupnya sendiri.

Melihat ke pergelangan tanganya, sudah jam 9 pagi. Surya ingin sholat Dhuha segera, membiarkan jendela tetap terbuka. Surya melangkah ke arah kamar mandi dan berwudhu, Melakukan gerakan wudhu dengan khusyuk sesuai syariat Islam. setelah selesai Surya mengambil sarung dan peci nya, memakainya lalu menggelar sajadah menghadap kiblat. Surya menjalankan dua rakaat shalat Dhuha dengan niat karena Allah, berdoa untuk keselamatan hidupnya dunia dan akhirat. mengisi hatinya yang kosong dengan doa-doa agar dirinya tidak tersesat dalam lubang kemaksiatan.

Surya merasa hatinya semakin kalut saat membayangkan wajah Nia, ingin melupakan wajah yang tidak sepantasnya untuk di ingat, tapi beberapa kali berkelebatan di ingatan. syetan memang ahli dalam menyesatkan, mudah mempengaruhi pikiran.

Surya menginginkan kedamaian hati, jika Nia bukan jodohnya maka Allah pasti jauhkan dia dari pikiran dan hidup surya. Namun jika Nia adalah jodohnya makan cara Allah akan lebih indah dan tidak disangka-sangka. hanya itu Doa Surya, karena Surya terlalu takut mengharapkan hal lainnya.

Setelah Surya selesai sholat dan berdoa, Surya melipat sajadahnya dan berjalan ke arah tempat tidur, membuka Handphone bermaksud untuk membaca Al Qur'an lewat aplikasi. namun notif di handphonenya membuat Surya cukup tersenyum miris. Ada beberapa panggilan dari Nia, untuk apa Perempuan itu terus mengejarnya? membuat hati Surya merasa aneh dan gamang. akhirnya Surya abaikan saja notif dari Nia dan mulai membuka Al Qur'an online lalu membacanya perlahan. menikmati ayat ayat suci Alquran untuk membuat hatinya tenang.