Chereads / Imperfect relationship / Chapter 10 - 10#Tidak tau malu

Chapter 10 - 10#Tidak tau malu

Aku tidak ingin mengingat kejadian semalam, bodohnya kenapa aku bisa sampai mabuk seperti itu, biasanya aku tidak pernah mabuk hingga kesadaranku menurun. Aku benar benar malu jika bertemu dengan kak Bastian dan sibrengsek Davian.

Pagi yang cerah, hari ini aku berangkat ke kampus sendiri. Aku mulai terbiasa berangkat sendiri, karena kak Raka akhir akhir ini sibuk.

"Raisa, masih pagi juga udah melamun"

"Fany ngagetin aja sih"

"Kamu mikirin apa sih sa, ditaman melamun kayak gitu"

"Engga kok Fan hehe. Masih ngantuk aja"

"Raisaaaaaa!!" suara Vanya yang dari kejauhan sudah terdengar memekakan telinga.

"Vanya kamu sarapan apa sih ? pagi pagi udah kayak toa masjid aja" Fany menggoda sambil tertawa lebar.

"Fany, kamu tau nggak sih aku lagi seneng banget"

"Seneng kenapa ?" Fany yang tidak penasaran sama sekali memalingkan wajah.

"Temen kita ada yang baru jadian sama senior" tersenyum licik.

"Temen kita siapa Nya ?" kali ini aku yang penasaran.

"Ngga usah pura pura deh Raisa" Vanya menyenggol bahuku. "Raisa sayang, dari Horizon kamu pulang diantar sama siapa ?"

"Sama supir" sepertinya Vanya melihatku keluar dari penyimpanan anggur itu.

"Iya supir siapa Raisa ? supirnya kak Davian kan ? ngaku hayoo.." sambil menunjuk kearahku.

"Jadi bener sa kamu dianterin kak Davian ?" karena Fany tidak ada di pesta itu dia sangat penasaran.

"Fany, Raisa ngga cuma dianterin tapi digendong juga sama kak Davian" Vanya yang mulai heboh sendiri.

"Beneran sa kamu digendong ?" Fany mengguncangkan badanku.

"Sssttt apaan sih, pagi pagi udah gosip." pipiku pasti merah sekarang karena Vanya dan Fany. Aku pergi meninggalkan mereka berdua dan masuk ke kelas.

*Ruang kelas

Tiba tiba ada beberapa orang masuk ke kelasku, meskipun aku tidak melihatnya tapi mereka mungkin segerombolan laki laki. Aku melipat kedua tanganku diatas meja dan menyembunyikan kepala karena masih sedikit mengantuk.

Tapi sepertinya suara langkah kaki mereka menuju ke arahku, aku tetap tidak peduli dan tetap pada posisiku.

"Raisaa" suara laki laki yang tidak asing sepertinya memanggil namaku.

Aku membuka mataku dan melihat siapa yang memanggilku.

"Kak Bass..." mulutku berhenti melihat sekelilingku ada beberapa lelaki yang sedang menatapku.

"Raisa, kok bengong sih ?"

"Engga kok kak, lagi ngga fokus aja maaf maaf"

"Hilang fokus gara gara ada Dave ya ?" kak Bastian tersenyum licik.

Aku hanya bisa diam tanpa kata, kenapa mereka bisa ada disini, apa yang mereka cari disini.

Orang yang bernama Davian tiba tiba mengambil kursi dan duduk disampingku. Aku mencoba menstabilkan degup jantungku tapi kurasa tidak berhasil, jantungku selalu berdegup kencang ketika ada dia didekatku.

"Raisa, kepalamu sudah tidak pusing kan ?" Davian berbicara dengan sangat lembut.

"Iya" jawabku singkat.

"Kamu tidak ingin berterima kasih padaku ?"

"Terimakasih kak Davian" dengan senyum terpaksa.

"Aku tidak menerima ucapan terimakasih, aku ingin kamu berterimakasih dengan tindakan"

"Maksudmu ?" pasti dia punya rencana licik terhadapku.

"Nanti siang aku akan menunggumu ditempat parkir, datang dan jangan terlambat"

"Tapi aku bawa mobil kak" jawabku dengan senyum kemenangan.

"Kalau begitu kamu tunggu aku saja di tempat parkir"

"Tolong jelaskan dulu maksudmu ?" aku berkata dengan khawatir.

"Kamu tunggu aku ditempat parkir, kita pergi dengan mobilmu, paham ?" mendekatkan wajah.

"Tapi bukankah kamu juga bawa mobil ?"

"Bastian ingin memakai mobilku hari ini, jadi kamu tidak ada alasan lagi untuk tidak menyetujuiku."

"Terserah, tapi kalau kamu terlambat 1 menit saja, aku anggap impas"

"Ok Raisa, sabar ya nanti kita bertemu lagi." Davian tersenyum genit sambil memegang daguku lalu keluar dari kelasku.

"Raisa, terimakasih" kak Bastian mengusap rambutku dan juga pergi dengan beberapa temannya yang lain.

"Oh Tuhan, kenapa ada lelaki yang tidak tau malu seperti sibrengsek Davian" Aku bergumam dalam hati.

"Raisa benarkah tadi kak Davian dengan teman temannya menghampirimu ?" Alika dan Fany yang baru datang langsung menginterogasiku.

Aku diam menyembunyikan wajahku, diantara kedua lenganku dimeja.

"Raisa kenapa diam, apa yang terjadi ? apa mereka mengganggumu ?" Fany yang mulai khawatir dengan tingkahku.

"Iya benar, mereka menggangguku. aku sangat terganggu dengan kehadiran mereka didekatku." masih dalam posisi yang sama.

"Baiklah Raisa, tenangkan dirimu kelas akan segera dimulai" Fany menasihati ku. Aku mengangkat kepalaku dan melihat sekelilingku yang sudah mulai penuh dengan teman sekelas ku.