*sudut pandang Davian
Acara ulang tahun Tuan Bramantyo, jika saja orang tuaku tidak memaksaku untuk datang dan Bastian adalah temanku aku tidak akan datang.
"Dave, kamu pasti tidak akan menyesal datang di pesta keluargaku kali ini"
"Apa yang kamu maksudkan bas ?"
"Menurutmu ? aku akan ambil bagian didalam pesta nanti"
"Terserah apa katamu. Ketika aku tinggal diluar negeri aku sangat jarang menghadiri pesta yang sangat formal seperti ini."
"Arrghh aku sampai lupa jika kamu memulai studymu diluar negeri waktu itu"
"Jika orang tuaku tidak memaksa, aku pasti belum pulang saat ini"
"Apa kamu masih memikirkannya ?"
"Dia telah mati di kehidupanku Bas!!"
"Ok aku tidak akan mengusikmu lagi, jangan sampai terlambat datang Dave. Aku akan menunggumu" melambaikan tangan dan pergi dari balkon rumahku.
Apa yang dimaksud Bastian aku tidak akan menyesal jika aku datang. Dia pasti hanya menghiburku. Baiklah aku akan datang tepat waktu, anggap saja aku menghormati Bastian dan orangtuanya.
Berangkat tiga puluh menit sebelum acara tersebut dimulai sepertinya tidak masalah daripada aku harus terlambat, rumahku juga tidak terlalu jauh dari hotel Horizon.
"Pah bisakah aku naik mobil sendiri ?, aku tidak ingin terlihat manja satu mobil dengan kalian"
"Apakah kamu berusaha kabur ? kamu boleh membawa mobil sendiri tapi ditemani dengan supir"
"Baiklah, aku akan pergi menggunakan supir"
*Hotel Horizon
"Selamat datang Tuan dan Nyonya Pratama, ada Tuan muda juga"
"Selamat malam juga Tuan dan Nyonya Bramantyo"
"Tuan Bramantyo bolehkah aku tau dimana Bastian ?" menyela pembicaraan mereka.
"Sepertinya anda dan Bastian sangat dekat, saya akan meminta pelayan mengantarkan anda bertemu dengan Bastian."
"Terimakasih Tuan Bramantyo, maaf menyela pembicaraan kalian"
Aku berjalan mengikuti pelayan yang mengantarkanku bertemu Bastian.
"Apakah Bastian berada ditempat penyimpanan anggur ?"
"Benar Tuan Davian, tuan Bastian berada di ruang penyimpanan anggur"
"Sampai sini saja, saya tau tempatnya. Anda boleh kembali bekerja"
"Terimakasih Tuan Davian"
Kenapa tempat ini berubah menjadi bar, sialan! jadi ini yang dimaksud perkataan Bastian, aku tidak akan menyesal jika datang.
"Akhirnya kamu mengangkat telfon ku juga! dimana kamu sekarang ?"
"Kenapa kamu belum juga sampai, aku sudah menunggumu"
"Aku didepan pintu tempat penyimpanan anggur yang sudah kamu ubah menjadi bar"
"Astaga Dave, aku lupa memberi tahumu jika penyimpanan anggur ada didalam bar tersebut sekarang"
"Bas apa kamu gila, aku tidak akan selamat jika didalam bar banyak sekali wanita seperti itu. Temui aku didepan, jika tidak aku pulang!"
"Baiklah"
Seharusnya memang aku tidak perlu datang kesini. Bastian hanya ingin mengerjai ku saja.
"Dave cepatlah masuk!"
"Hmm"
*tempat penyimpanan anggur
"Dave, tunggu disini aku akan segera kembali. Tamuku sudah datang, jika kamu bosan keluarlah, banyak wanita cantik didepan"
"Cepatlah kembali aku menunggumu"
"Haha Dave, kamu berbicara seolah kamu adalah simpananku"
"Aku pergi sebentar kamu jangan nakal haha"
"Sialan!"
Siapa sebenarnya tamu Bastian, mengapa dia harus repot-repot menjemput nya sendiri. Apa mungkin pacarnya.
Sepertinya Bastian datang, aku bisa mendengar suaranya sedang menuju ke arahku.
"Raisa!!" Raisa sungguh cantik sekali, tapi kenapa bisa dia bersama Bastian ?. Raisa selalu saja dingin denganku.
Kenapa setiap bertemu dengan Raisa gairahku selalu meningkat.
Malam ini aku benar benar harus berterimakasih kepada Bastian. Tidak tau apa yang Raisa pikirkan marah atau senang. Tapi aku benar benar bahagia malam ini. Kenapa tadi aku bisa mencium Raisa seperti kehilangan kendali, jika saja tadi dia tidak mabuk, mungkin aku sudah dirumah sakit sekarang haha.
Pagi berikutnya mengapa aku jadi khawatir Raisa tidak mau lagi bertemu denganku. Aku berfikir sepertinya tadi malam aku keterlaluan sekali dengannya.
Tentang perasaanku kepada Raisa aku juga belum yakin. Selain seseorang dimasa laluku dan Raisa sepertinya aku tidak pernah merasakan hal seperti ini. Biarlah aku ikuti saja alurnya, Raisa juga tidak terlalu buruk.