Pagi ini udara terasa lebih dingin dari biasanya, berbalut selimut tebal di kasur seakan tak ingin berpisah dengan keduanya.
Kebetulan ini hari sabtu, tentu saja waktuku untuk bermanja-manja dengan kasurku.
Tapi harapanku hari ini pupus, karena mamah terus memanggilku didepan pintu kamarku.
"Raisa bangun nak, buka pintunya! mamah mau bicara."
Tanpa sepatah kata apapun aku membuka pintu dan meminta mamah masuk kedalam kamarku.
"Raisa nanti malam ikut mamah sama papah ya nak ?"
"Ikut kemana sih mah ? aku malam ini ada tugas sama Fany dan Alika."
"Nanti mamah yang telfon temen temen kamu, pokoknya malam ini kamu harus ikut."
"Tapi mah.."
"Hari ini mamah ada meeting sampai jam 1 siang, nanti mamah jemput kamu dirumah. Kita ke salon sebentar."
"Mah, aku bisa nyalon sendiri."
"Pokoknya nanti mamah jemput, bye sayang" sambil mencium keningku mamah berlalu pergi dari kamarku.
Karena waktuku cukup senggang pagi ini, aku membersihkan kamarku sendiri, dan membereskan beberapa barang SMA ku yang sudah tidak terpakai.
Tidak terlalu banyak memakan waktu tetapi cukup membuatku berkeringat. Aku segera mandi karena nanti mamah juga akan mengajakku untuk kesalon.
*pukul 13.00
"Raisa udah siap nak ?" teriak mamah dari luar kamarku.
"Iya mah udah" aku beranjak keluar kamarku.
"Raisa kok pake t-shirt sama celana pendek gini sih!"
"Kan cuma ke salon mah"
"Ganti jangan t-shirt ini, mamah yang pilih."
Mamah memilihkan dress dengan panjang selutut, flatshoes, dan Sling bag mini untukku. Aku sedikit risih karena sudah lama tidak memakai dress pendek seperti ini.
Perjalanan dari rumah ke salon tidak terlalu memakan banyak waktu. Aku duduk ditempat yang sudah disediakan, mulai dari potong rambut, creambath, mewarnai rambut, dan perawatan rambut lainnya aku jalani, mamah juga menjalankan treatment yang sama denganku.
Setelah selesai dari salon, mamah mengajakku ke boutique langganan mamah. Mamah memilihkan beberapa dress untukku dan menyuruhku untuk mencobanya diruang pas.
"Cobain satu satu terus dilihatin ke mamah." mamah mendorongku masuk kedalam ruang pas.
Aku mencoba satu persatu dress yang sudah dipilihkan mamah.
"Mah, ini dress terakhir." aku keluar dari ruang pas dengan dress warna dongker, panjangnya yang hampir menyentuh bawah lutut.
"Ok, ini juga terlihat bagus dan elegan dipakai di tubuh kamu, kita beli yang ini sama warna dusty yang sebelumnya kamu coba"
"Iya mah"
"Mamah udah milihin juga beberapa model heels buat kamu, ayo coba sekalian"
"Mah, mamah tau kan aku ngga suka pakai heels"
"Mamah udah milihin beberapa yang paling nyaman buat kamu."
Setelah selesai berbelanja aku dan mamah pulang kerumah, dan aku langsung istirahat dikamar. Karena acara nanti malam dimulai pukul 19.30, aku bisa tidur sebentar agar tidak mengantuk saat menemani mamah dan papah ke acara tersebut.
Hari ini sepertinya waktu bergerak lebih cepat dari biasanya, aku baru saja tertidur tapi ketika bangun jam sudah menunjukkan pukul 18.30. Aku langsung bergegas mandi.
Setelah berganti pakaian dan memakai heels yang baru dibeli tadi, aku menemui mamahku diruang rias mamah. Karena mamah sering menghadiri acara acara tertentu mamah memiliki satu ruang khusus untuk menyimpan koleksi dress, sepatu, tas dan jam tangan.
Ruangan tersebut juga biasa digunakan mamah berias dengan dibantu stylish mamah. Stylish mamah bernama Kak Bryant, meskipun memiliki bentuk tubuh yang sangat bagus ketika merias kak Bryant sering bersikap kemayu.
"Mah aku sudah siap" sambil berdiri disamping.
"Raisa pake make up dulu" melirik mukaku yang masi polos.
"Sebentar lagi mamah kamu selesai, kak Bryant bantu make up kamu ya Sa" ucap kak Bryant sambil mencubit pipiku.
"Iya tapi jangan tebel tebel" aku duduk diam sambil memandangi mamah dan kak Bryant.
Setelah mamah selesai, sekarang giliranku. Dengan polesan make up kak Bryant mungkin aku tidak akan mempermalukan mamah dan papah didepan teman temannya.
"Ok sudah selesai Raisa, gimana suka ngga ? apa masih ada yang kurang ?" kak Bryant memandangiku beberapa saat.
"Kak aku malu, ini seperti bukan aku." aku tersipu melihat wajahku sendiri.
"Kamu cantik banget sayang"
"Makasih kak Bryant"
Aku beranjak keluar dari ruang penyimpanan mamah, dan masuk kedalam kamarku kembali. Aku berdiri didepan kaca, kupikir ini cukup bagus. Aku mengambil dompet berukuran sedikit agar muat untuk menampung handphoneku, kurasa akan sedikit pas jika di-mix dengan dompet daripada membawa Sling bag.