Chereads / Y.O.U / Chapter 14 - When The Lampir Meet The Pelet

Chapter 14 - When The Lampir Meet The Pelet

Sebulan sudah Diandra berada didesa Sukamulya untuk menjalani kewajibannya sebagai salah satu mahasiswi sebuah Universitas.

KKN ini sangat berarti untuk para mahasiswa yang mengambil pendidikan jenjang strata satu atau S1. Karena KKN merupakan implementsi dari Tri Darma Perguruan Tinggi.

Yang mana menebutkan bahwa Perguruan Tinggi selayaknya melahirkan para pemuda atau orang-orang terpelajar yang memiliki semangat tinggi, pemikiran yang kratif, mandiri, inovatif agar dapat membangun bangsa di berbagai sektor sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Inti dari Tri Dharma Perguruan Tinggi terdiri dari 3 poin yaitu : Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Untuk itu, Tri Dharma Perguran Tinggi adalah tanggung jawab semua elemen yang terdapat di Perguruan Tinggi. Bukan hanya mahasiswa, melainkan dosen, dan berbagai civitas akademika yang terlibat. 

Selama sebulan ini pula. Teman-teman sesama mahasiswa dengan giat dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas mereka. Agar mereka dapat menjalankan amanat dari niat suci Tri Darma Perguruan Tinggi tersebut.

Bukan hanya sebagai salah satu syarat kelulusan. Tetapi mereka benar-benar berharap kelak ketika mereka benar-benar sufah menajfi bagian dari masyarakt aecara utuh mereka dapat menerapkan displin ilmu mereka dengan tepat. Kegiatan ini merupakan ladang ilmu untuk mereka.

Walau disela kegiatan mereka tetap menyempatkan diri untuk menikmati waktu remaja mereka. Atau bahkan ada yang setiap hari mencuri waktu agar bisa bersantai. Itu dapat dimaklumi karena bagaimanapun juga mereka masih remaja dan memiliki jiwa bebas.

Seprti sore ini. Diandra dan beberapa teman lainnya memutuskan berjalan-jalan sore hari. Berniat melihat aktifitas disebuah tempat pelelangan ikan.

Mereka semua sepakat berjalan kaki menuju tempat pelelangan ikan tersebut. Karena memang tempat pelelangan ikan tersebut tak berjarak terlalu jauh dari rumah singgah mereka.

Desa Sukamulya memiliki wilayah yang asri walau terletak dipesisir pantai. Sepanjang bentang bibir pantai masih banyak ditumbuhi mangroov dan pohon lainnya yang membuat mata betah berlama-lama menatap bentang pantai Desa Sukamulya ini.

*************

"Bang, balik dulu yuk kita beli masker di dominomart" Rengek Diandra pada Jack.

"Jauh lah neng!" Jawab Jack tegas "Bukannya dari tadi inget beli maskernya". Jawaban Bang Jack ini sungguh membuat Diandra kesal.

Ya mana dia tahu kalo pelelangan ikan akan semerbak begini. Tapi Diandra pun salah. Sudah tahu tujuan mereka kepelelangan ya harus siap dengan aroma ikan dan laut yang semerbak.

Walau bukan slah Diandra juga karena mana tahu dia jika pelelangan akan seperti ini kondisinya. Tapi Diandra tetap salah kenapa tak berpikir kalau dipelelangan ikan ya pasti banyak ikan dan akan menimbulkan bau amis seperti ikan pada umumnya.

Dan, STOP! Berhenti menyalahkan Diandra. Berhenti memperdebatkan Diandra. Ya pada intinya Diandra salah. Oke fix kita lanjutkan!.

Akhirnya Diandra dapat sedikit merasa lega. Karena ada Pak Aji yang mau dengan senang hati menolongnya untuk memberikan masker dimart-martan yang Diandra maksud.

Diandra memgamati aktifitas ekonomi yang terjadi dipelelangan tersebut. Sebuah pelelangan yang terletak didaerah terpencil. Kenapa dikatakan demikian? Karena Desa Sukamulya terletak jauh dari Kota Kecamatan dan satu-satunya daerah pesisir pantai dikecamatan tersebut.

Jadi wajar jika Diandra dan teman-temannya sedikit takjub dengan aktifitas ekonomi yang terjadi disini. Karena aktifitas disini tidak bisa dibilang aktifitas ekonomi kecil dan ecek-ecek.

*********

Setelah hampir satu jam mereka mengamati aktifitas pelelangan tak hanya membuat mereka mendapat ilmu dan pengetahuan baru. Akan tetapi aktifitas mereka tersebut berhasil membuat mereka memperoleh hasil tangan yang bisa dibilang tidak sedikit.

Ada beberapa kilo ikan segar dan beberapa ikan asin hasil dari kebaikan hati para pengrajin ikan asin yang mereka dapat dengan cuma-cuma dari para nelayan yang merasa kagum dengan semangat para mahasiswa yang dengan semangat mengitari pelelangan untuk mencari ilmu. Loh? Kenapa jadi ngerampok?.

Dan apa iya karena semangat anak mahasiswa atau......

Dan yang pasti ini semua tak lepas dari pesona Sang Ratu Diandra kepada para nelayan dan pengrajin ikan asin.

Entah ilmu apa yang Diandra miliki. Setiap kali dia berinterkasi dengan seseorang pasti akan membawa dampak positif bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain disekitarnya.

Atau jangan-jangan Diandra menggunakan ajian jaran goyang demi mendapatkan ikan gratis yang tak habis untuk makan satu minggu ini. Entahlah??!!! Yang pasti teman mahasiswa kini bersorak kegirangan.

"Heran gw. Baik banget itu para nelayan sama lo Di" Ucap Ardi "Waktu ngobrol sama gw mah cuek-cuek aja"

"Pelet lo kurang kenceng" Diandra menjawab seraya memberi senyuman manisnya.

'Sebulan lagi harus cek insulin sih gw! harus gak boleh enggak! manis banget sumpah!" Ardi membatin.

"Iya, Alhamdulillah bulan ini iuran makan kita bisa berkurang bisa buat jajan ya Kak" Ucap Ziya semangat dan Diandra hadiahi acungan jempol.

"Gw rasa lo emang titisan Nini Pelet. Diandra. Dimana pun lo berada selalu membuat orang-orang tak berpaling dari pesona lo" Ucap Bang Yusuf menimpali.

"Gak segitunya juga kali" Diandra berkelakar

"Halo Diandra" Sebuah sapaan nyaring dari suara cempreng seorang prempuan terdengar memanggil nama Diandra membuat sang empunya nama menoleh kesumber suara.

Didapati wanita cantik dengan senyum mengembang berjalan mendekati Diandra.

"Wah Mak Lampir datang" Para mahasiswa membatin.

*******

Bersambung