Chereads / Y.O.U / Chapter 12 - Pengalaman Pertama

Chapter 12 - Pengalaman Pertama

Sepanjang perjalanan pulang Diandra seperti habis memakan lem. Mulutnya tertutup rapat.

Tak ada pembicaraan sama sekali dari Diandra. Bahkan suara tarikan nafasnya pun tak terdengar.

Tentu saja ini membuat teman-teman Diandra bingung. Pasalnya, mereka yakin jika Bian dan Diandra tak bertengkar sama sekali. Dan wajah Bian rampak sumringah.

Dapat mereka lihat dari bangku mereka bahkan Bian berhasil membuat suasana romantis dengan Diandra. Adegan yang biasa dilakukan oleh sepasang muda mudi didalam gedung bioskop.

************

"Tunggu" Bian menahan tangan Diandra yang hendak turun dari mobil. Ia mengunci pintu mobilnya dan segera memutar stir mobilnya menjauhi rumah singgah mereka.

Teman Diandra melongo melihat kejadian ini. Dan segera menelpon sang supir. "Abang bawa Kak Di kemana lagi?". Teriak Ziya.

"Abang masih laper. Bentar doang koq gak sampe dua jam abang balikin" Janji Bian pada Ziya.

"Ya udah. Inget beli martabak" Pesan Ziya

"Kalo pake martabak pulang subuh berarti"

"Laaahhh. Beli martabaknya di jonggol kali ah" Ziya emosi tapi tertawa juga. Dan Bian hanya terkekeh mematikan sambungan telponnya.

*********

Debur ombak menderu, "Kamu kenapa? dari tadi kaluar bioskop kamu diem aja?" Tanya Bian lembut seraya mengeluh pipi putih Diandra dengan ibu jarinya.

Diandra melengos. Memejamkan mata. Entah apa yang ia rasakan saat ini. Bian pun turut bingung. Karena mereka tak berdebat sama sekali.

Bahkan menurut Bian, harusnya mereka bahagia saat ini. Karena selama dalam gedung bioskop Bian tak henti-hentinya menyalurkan rasa sukanya pada Diandra.

Flash on

"Aku suka kamu Diandra" Ucap Bian. Tulus kah? Entahlah! Diandra bingung karena status Bian yang akan menikah tetapi sekarang menyatakan suka pada dirinya. Ditambah kecupan kecil pada bibirnya.

Yang menjadi Diandra makin salah tingkah dan tak mengerti dengan Bian saat ini adalah Bian menyentuh wajahnya. Membawa wajah Diandra kehadapannya.

Mereka berhadapan, Bain mengelus lembut wajah itu. Mengamati intens wajah itu dibawah cahaya redup. Membuat kesan romantis versi Bian.

Sampai akhirnya, Bian membawa wajah Diandra makin mendekat dengan wajahnya. Diandra menahan napasnya.

Pasalnya wajah mereka semakin mendekat. Hanya tersisa kurang dari 2cm saja jarak wajah mereka.

Jantung Diandra berdegub makin kencang dan tak karuan. Sampai pada titik jantungnya dirasa sudah copot dan jatuh berceceran entah kemana saat Diandra rasa ada benda asing menyentuh bibirnya.

Menekan lama pada bibirnya. Diandra bingung. Respon pada tubuhnya mendadak lambat. Bahkan syaraf respon motorik pada otaknya mendadak mati.

Diandra membiarkan benda asing itu tetap bertahan lama menekan pada bibir merahnya.

Jatung Diandra sudah entah dimana keberadaanya. Sampai sebuah lumatan kecil berhasil membuat ia memejamkan mata dan menahan nafas. Seolah ia mampu hidup tanpa udara.

Tubuh Diandra bergetar. Jantungnya memompa darah lebih kencang dari Biasa. Hormon adrenalinnya terpacu. Hawa panas melanda pipi dan seluruh wajahnya. Ini cium pertama Diandra.

Bian melepas pangutan bibirnya. Tersenyum kecil dan, "ciuman pertama?" Bian bertanya walau lebih seperti pernyataan.

Diandra mengangguk kecil. Dengan wajah sudah tak bisa digambarkan semerah apa Diandra menatap Bian.

Bian tertawa kecil dan membawa Diandra kepelukannya. Bian gemas dengan respon Dinadra. Ekspresi polos yang tak dibuat-buat. Wajah merah seperti cerry. Bian bahagia, karena bisa menjadi orang pertama yang meneguk madu pertama bibir Diandra.

Bian kembali membawa wajah Diandra kehadapannya. Mereka saling memandang. Bian yang tersenyum berhasil membuat Diandra ikut tersenyun namun tertunduk karena malu.

Bian yang gemas dengan sikap Diandra menangkup wajah cantik Diandra mengangkatnya bersejajar.

"Lagi ya?" Tanya Bian dengan amat sangat lembut. Membuat Diandra mengangguk tanda setuju.

Dan Bian mengulangi pagutan mereka. Bian melumat bibir Diandra dengan sangat lembut sambil sesekali melepas guna memberi waktu agar Diandra bisa mengambil napas.

Sampai, "Udag ah bang. Diandra malu" Ucap Diandra menunduk malu meyudahin pugutan mereka yang berhasil membuat Bian tertawa dan membawa wajah Diandra untuk didekap didadanya yang bidang.

*******

Bersambung