"Kamu mau makan dimana?" Tanya Bian pada Diandra setelah turun dari mobil.
"Coba kita liat didalam ada apa" Diandra menjawab seraya merapihkan rambut dan bajunya.
Mereka berjalan beriringan. Bian meraih telapak tangan Diandra untuk digenggam.
"Bang Bian, Kita makan di Bumbu Nyonya aja gimana?" Tanya Ziya menangkap telapak tangan Bian yang hendak meraih tangan Diandra. Sampai membuat Diandra terpisah jarak dengan Bian karena ulah Ziya.
"Oke. Boleh juga" Jawab Bian sambil menunjukan senyum terpaksanya.
Diandra memalingkan wajahnya. Mencoba menahan tawa melihat ekspresi Bian atas ulah Ziya yang berhasil menghalangi dia untuk bisa berjalan bergandengan tangan dengannya.
"Temen-temen kamu jahat Di" Bian membatin menatap lirih kearah Diandra.
"Emang enak dikerjain Ziya" Diandra membatin tertawa keras melihat eksperi Bian.
**********************
"Abang disini aja sama Ziya."
Ziya mulai mengatur siapa duduk dikursi berapa. Dan terlihat Bian pasrah mengikuti aturannya.
"Gw kasian sama Bian. Dari tadi nyolong-nyolong ketauan terus sama Ziya" Bisik Annisa dan ditanggapi cengiran kuda oleh Diandra.
"Gatot" Bisik teman Diandra lainnya seraya terkikik kecil.
Tak hanya sekarang di dalam bioskop Ziya mengatur tempat duduk agar Bian tak duduk dekat dengan Diandra. Bahkan pada saat tadi mereka sampai di sebuah restoran. Ziya langsung menarik tangan Bian untuk duduk didekatnya dan mengatur Diandra agar duduk dimeja sebelah.
Yah, kerena sekarang Bian membawa rombongan, bukan sedang kencan seperti yang diharapkannya pada awal ia niat mengajak Diandra mencari makan.
Bian hanya dapat menghela napas berat. Sesekali menatap pada gadis yang menjadi pujaannya saat ini.
Ia kesal karena tak dapat duduk berdekatan dengan gadis itu. Dan asal kalian tahu. Bahkan saat dimobil mu Ziya lah yang duduk dikursi penumpang samping pengemudi.
Yah, Ziya memang telah menjajah Bian sedari awal. Heheheh
"Eh kucrut, lo enak-enakan udah duduk sama bang Bian. Kita duduk dimana ini?" Tanya Sri.
"Eh iya lupa" Ziya nyengir kuda dan segera bangkit dari kursi yang tadi ia duduki dan mengajak teman-temannya kekursi mereka masing-masing.
Tapi sebelum itu dia menahan Diandra,
"Kak Di disini aja, tunggu" Cegah Ziya saat Diandra hendak mengekori temannya yang lain.
"Hah?" Diandra tak mengerti
"Tunggu sini ih" Ucap Ziya lagi
Dengan patuh Diandra berdiri disamping kursi kosong tempat Bian sekarang menikmati popcornnya.
Tam tampak menikmati sepertinya. Karena tergurat ekspresi dongkol diwajahnya. Dan lagi Diandra tertawa karena itu.
Diandra heran, kenapa setelah mengatar teman-temannya mencari tempat duduk Ziya tidak kembali lagi?. Diandra terus menatap kearah teman-temannya sampai, "Mba punya tiket duduk. Kalo gak punya tiket keluar. Jangan berdiri gitu ganggu pemandangan" Teriak seseorang membuat Diandra kikuk.
Akhirnya Diandra memilih duduk dikursi samping Bian. Yang disamping malah tampak cuek. Asik dengan popcorn dan softdrink nya.
Sampai, "eekkhm"
"Uuhuuukk, kamu?"
"Iya"
"Ziya nya mana?"
"Dibelakang sama anak-anak"
"Lah?" Bian cengo dan Diandra terkikik.
"Enak dikerjain Ziya?" Ucap Diandra seraya melirik Bian dengan senyum jahil tersungging dibibirnya.
"Njirr.. Asem emang tuh bocah" Bian tersenyum cerah mengadah dan menutup wajahnya dengan tangan kanan. Dia mendesah. Entah apa makna desahan itu, yang dapat dipastikan sekarang Bian senang dapat duduk bersampingan dengan Diandra.
Film diputar, lampu mulai padam. Menciptakan suasana hening.
Bian Berdehem menawarkan popcorn dan softdrink pada Diandra. Mereka berbisik mengobrol disela-sela film berputar.
Sampai pada,
Cup
Bian mengecup sekulas bibir merah Diandra.
Dan Diandra menegang. Memalingkan wajahnya yang panas. Entah apa yang dirasakan Diandra. Marahkah? Sebelkah? Gusarkah? Atau malah bahagia?.
Yang pasti saat ini jantung Diandra berdetak lebih kencang dari biasanya. Pipinya panas, bahkan hawa didalam ruang bioskop yang bisa mampu membuat ia tak tahan untuk tak mengompol saking dinginnya sekarang berubah panas seolah pendingin ruangan ini tak berfungsi.
"Aku suka kamu" Bisik Bian ditelinga Diandra. Berhasil membuat hati Diandra mencelos.
Ditatapnya laki-laki itu. Laki-laki yang telah memiliki calon istri dan akan segera menikah dengan tatapan bahagia tapi terselip juga rasa tak percaya.
*********
Bersambung