Chereads / Y.O.U / Chapter 6 - You Must Know Who am I !

Chapter 6 - You Must Know Who am I !

Setelah melalukan sambutan dan pengarahan untuk kegiatan hari ini aku berjalan mendekatin perempuan yang tadi memberi tatapan sinis kepadaku. Yang aku ketahui dia adalah anak perempuan dari kepala desa, dan ditugaskan untuk membantu kami dalam acara hari ini.

"Jangan aneh-aneh Diandra. Anak Pak Kades itu. Inget". Ka Oci mengingatkan ku.

"Emang mau gw apain kak? Gw cuma mau ngasih dia pelajaran koq". Jawabku menyeringai.

"Pelajaran lo itu yang gw takutin". Sanggahnya.

"Jangan takut, gw tau koq sampe mana gw harus main-main sama tuh orang". Jawabku sambil berlalu dan tersenyum ke arah Kak Oci yang kulihat dia menggelengkan kepalanya.

"Nyari-nyari kamu neng, Diandra jangan suka di usik". Batin Ka Oci. "Tapi biar deh Diandra beraksi. Dari kemarin emang banyak anak gadis yang rese". Kata Ka Oci pelan.

*************

"Mana yang namanya Wulan?" Tanyaku yang membuat orang-orang dalam ruang khusus administrasi acara kaget, walau aku tak berteriak bentakanku mampu membuat mereka ciut.

"Saya".

"Baru gw bentak udah cium. Sok-sokan melototin gw tadi. Abis lo". Ujarku dalam hati.

"Kesini sebentar, saya butuh bantuan tolong ambil kerdus di dalam rumah singgah kami. Kerdus didepan lemari Tv." Ucapku pada Wulan si gadis songong anak Kepala Desa.

"Saya? kenapa harus saya yabg ambil? lagian saya gak tau kerdus apa?!". Ucapnya hendak menghindari tugas dari ku.

"Yang nama nya Wulan cuma kamu lan?! Ya berarti saya minta kamu yang ambil! Jangan bilang gak tau, kan tadi say sudah kasih tau kerdus nya di depan lemari Tv. Lagian saya liat kamu nganggur disini". Ucapku sarkas.

Wulan memang sedari tadi tak mengerjakan apapun. Mungkin karena dia adalah anak dari Kepala Desa jadi orang-orang yang bertugas disana agak segan untuk menyuruh Wulan atau sekedar minta tolong.

"Enggak nganggur koq. Nih gw lagi bantu Ayu ngetik." Sangkal nya dan mendekat pada temannya yang sengaja dibawa untuk menemani dia disini pikirku.

"Ngetik gitu doang mah Ayu bisa sendiri. Udah kamu ambil lah kerdus itu cepet jangan banyak alasan malah makin buang-buang waktu. Kami gak suka sama orang yang g efisient kalo niat bantu turutin apapun yang dimintain tolong oleh teman-teman mahasiswa jangan ngedumel. Kalo niat cuma mau liat-liat mending kamu jadi peserta donor aja diluar sana!" aku kembali melancarkan ucapan sarkasku.

Bukan hanya sekedar tak suka karena aku sempat ditatapan dengan tatapan sinis dan mengejek. Tetapi Wulan juga bukan orang yang mempunyai sopan santun yang perlu kami segani. Seperti pagi tadi ketika dia tiba-tiba masuk keruuang dimana aku dan Ka Oci sedang berdiskusi tentang jalannya acara pagi nya.

"Oh, ini yang namanya Diandra?" Ucapnya

"Iya, ini ka Diandra yang kemaren kita temui sama Bang Biang lagi beli Nasi Uduk." Jawab Ayu sambil tersenyum sopan pada kami.

"Jangan sok cantik. Bang Biang udah punya calon istri.! Mentang-mentang mahasiswa!! Gak nyambih jadi 'ayam' kan?!"

Sontak aku bangun dari dudukku hendak menerjang ke arahnya namun berhasil ditahan oleh Ka Oci. "Mau nabok anak orang? jangan disini! Gw gak mau acara kita berantakan!" Cegah Ka Oci dan kuangguki tanda setuju.

Kutarik napas dalam untuk menetralisir emosiku dan, "Untung gw mahasiswa. Gw tau bagaimana harus bersikap dan bertutur kata kepada orang lain." Jawabku ketus.

"Eehh. Lo pikir gw gak tau cara bertutur kata dan bersikap yang baik sama orang lain?" Ucapnya meninggi.

"Kamu pikir dengan masu tanpa permisi, dan langsung mengucapkan kata yang sangat tidak pantas kepada teman saya itu baik? Itu sopan? Kamu anak dari Kepala Desa disini kan? apa yang bisa dicontoh dari kamu yang harusnya jadi panutan ats sopan santun yang mewakili masyarakat desa, hah?" Jawab Ka Oci tak kalah sarkas.

Aku hanya tersenyum miring melihat dia tak mampu melawan kata-kata yang diucapkan oleh Ka Oci.

"Ka Oci emang yang terbaik." Seru ku dalam hati.

"Beresin, jangan sampe gak di beresin tuh anak". Ucap Ka Oci padaku sambil kami berbalik menginggakkan mereka di dalam. "Siiiaapp" Jawabku dengan semangat.

**************

Dan ternyata setelah kepergian kami.

"Kamu kenapa sih Wulan ngomongnya gitu? bikin malu iiihhh". Ucap Ayu frustasi dengan sikap temannya itu.

"Gw sebel aja sama si Diandra itu. Sok cantik! Bisa-bisa nya Bang Biang ngajak dia buat liat matahari terbit!! Kalo gw yang ajak kesana gak pernah mau!! Diandra malah diajak kesana!" Ucapnya kesal.

"Kak Diandra emang cantik sih. Wajar playboy kaya Bang Bian ngajak dia kesana". Ucap Ayu

"Lagian kamu apaan sih! Bang Bian kan mau nikah, udah sih gak usah suka sama dia lagi. Lagian dia cocoknya cuma jadi abang kamu" Ayu menasehati.

"Gw tau Ayuu. Gak usah diulang-ulang Bang Bian mau nikahnya! Gw tau!" Ucapnya ketus.

"Sebel aja gw sama si Diandra" sambung nya.

**********

Bersambung